Santri a. Karakteristik umum

demikian, ada beberapa guru yang diketahui memiliki keahlian pengetahuan dan keterampilan dalam bidang konservasi. Sebagian besar 81,82 guru mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai bahan ajar. Namun, masih ada sebagian 18,18 tidak mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai bahan ajar. Sebagian besar 68,18 guru mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai media belajar, tetapi guru sebanyak 31,82 tidak mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai media belajar. Sebagian besar 72,73 guru tidak memiliki keterampilan membuat produk dari sumberdaya alam, tetapi masih ada 27,27 guru yang memiliki keterampilan membuat produk dari sumberdaya alam. Produk yang dapat dibuat oleh sebagian guru yaitu pupuk organik dari sampah organik, minyak kelapa dari kelapa, obat dari bunga rosela, mainan dari kayu bekas, dan baju anak dari potongan-potongan kain. Sebagian besar 86,36 guru tidak memiliki keterampilan terkait dengan reduce, reuse, recycle, dan replanting. Hanya sebagian kecil 13,64 guru yang memiliki keterampilan terkait dengan reduce, reuse, recycle, dan replanting. Keterampilan yang dimiliki yaitu hanya sebatas memanfaatkan barang-barang bekas menjadi produk baru. Rekapitulasi jawaban dari kuesioner menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil guru yang memiliki keterampilan terkait dengan lingkungan dan konservasi. Guru membutuhkan peningkatan keterampilan yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal, kerjasama, ataupun pelatihan. Jika guru memiliki berbagai keterampilan terkait dengan lingkungan dan konservasi, maka akan memudahkan seorang guru memberikan bekal keterampilan kepada santri.

5.3.2 Santri a. Karakteristik umum

Karakteristik santri yang diidentifikasi meliputi jenis kelamin, umur, alamat asal, sekolah asal, lama mukim di pesantren, keanggotaan dalam organisasi, dan aktivitas ekstrakurikuler. Total jumlah santri Madrasah Aliyah tahun ajaran 2010-2011 yang menjadi subyek penelitian sebanyak 191 orang, terdiri dari 92 santri laki-laki 48,17 dan 99 santri perempuan 51,83. Jumlah santri perempuan relatif lebih banyak dibanding santri perempuan. Umur santri Madrasah Aliyah rentang 14-21 tahun, dengan jumlah terbanyak berumur 15 tahun 62 santri Gambar 17. Adapun santri yang berumur di atas 18 tahun merupakan santri kelas 3 MA yang sebelum naik ke tingkat MA terlebih dahulu mengikuti program kelas intensif, dan melakukan pengabdian program salafy, sehingga saat memasuki jenjang MA usianya lebih tua daripada rata-rata usia santri lainnya. Gambar 17 Persentase distribusi umur santri MA. Dilihat dari daerah asalnya, maka santri berasal dari berbagai daerah, dengan jumlah terbesar berasal dari Jabodetabek 81,68 . Secara umum sebagian besar santri berasal dari pulau Jawa Gambar 18. Kondisi daerah asal santri ini menggambarkan bahwa santri memiliki latar belakang sosial budaya yang beragam, sehingga apabila dikaitkan dengan pembelajaran pendidikan konservasi maka materi pendidikan konservasi yang akan diajarkan dapat memuat materi berskala lokal maupun nasional. Dilihat dari asal sekolah, maka sebagian besar santri Madrasah Aliyah Darul Muttaqien berasal dari MTs 88,48, sisanya berasal dari SMP 11,52. Hal ini menunjukkan bahwa santri madrasah aliyah sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan tingkat pertama di MTs, khususnya berkaitan dengan bekal pengetahuan agama yang cukup. Gambar 18 Persentase distribusi asal daerah santri Rata-rata lama bermukim santri di Pesantren Darul Muttaqien berkisar 1 tahun sampai lebih dari 3 tahun. Lamanya mukim di pesantren menjadikan santri terbiasa dan tidak canggung dengan kehidupan pesantren, terutama yang menekankan perilaku baik. Kepengurusan Organisasi Pelajar Darul Muttaqien OPDM sepenuhnya dipegang oleh kelas 2 MA, sedangkan kelas 1 MA dan 3 MA keaktifan di organisasi hanya pada tingkat kepengurusan kelas. Kelas 1 MA merupakan kelas adaptasi, sehingga santri kelas 1 MA belum diperkenankan terlibat aktif di kepengurusan organisasi kesantrian, sedangkan kelas 3 MA tidak dilibatkan lagi secara aktif di kepengurusan OPDM karena kelas 3 MA difokuskan untuk persiapan Ujian Nasional dan Program Pengabdian Masyarakat sebagai laporan ilmiah syarat kelulusan dari MA. Peningkatan kompetensi pengurus OPDM dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mengikutsertakan pada pelatihan, seminar, dan magang di instansi pendidikan, instansi pemerintahan, maupun instansi swasta. Santri MA Darul Muttaqien mayoritas 82,19 mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di Pesantren Darul Muttaqien meliputi ekstrakuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib merupakan kompetensi atau keterampilan yang harus dikuasai oleh semua santri tanpa terkecuali, sedangkan ekstrakurikuler pilihan hanya bersifat menampung serta mengembangkan bakat dan minat santri terhadap keterampilan tertentu sesuai pilihan santri, yakni satu atau lebih. Ekstrakurikuler wajib mencakup dua kegiatan utama yakni muhadhoroh pidato dan pramuka. Adapun ekstrakurikuler pilihan, meliputi paskibra, pasus pramuka, seni beladiri karate, wushu, dan tapak suci, kesenian marawis, qosidah, nasyid, band, dan angklung, dan olahraga sepak bola, basket, bulu tangkis, tenis meja, bola volly, dan kasti. Terkait dengan kemungkinan pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren, maka kebijakan tentang kegiatan ekstrakurikuler pilihan ini memberi peluang bagi santri Kelas 1 sampai Kelas 3 MA untuk memilih aktif di dalam kegiatan pendidikan .

b. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan santri terkait permasalahan lingkungan