Program non-kurikuler inisiasi internal pesantren .1 Pengelolaan sumberdaya lahan

kurikulum. Bukti nyata bahwa pesantren telah melaksanakan program ini adalah diraihnya predikat juara pertama Penataan Lingkungan Kategori Pondok Pesantren se-Jawa Barat pada tahun 2000. Hasil pengamatan di lapangan memperlihatkan bahwa secara fisik Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor memiliki lingkungan pesantren yang bersih, indah, tertata rapi, dan tampak hijau. Program pesantren yang terkait dengan lingkungan dicanangkan dalam rencana strategis Pesantren Darul Muttaqien. Pesantren Darul Muttaqien telah melakukan beberapa program berkaitan dengan upaya menciptakan lingkungan pesantren yang asri dan nyaman. Program tersebut diantaranya pengelolaan sumberdaya lahan, pengelolaan sumberdaya air, dan peningkatan hubungan sosial kerja sama yang dijabarkan menjadi berbagai bentuk kegiatan. 5.6.1 Program non-kurikuler inisiasi internal pesantren 5.6.1.1 Pengelolaan sumberdaya lahan a. Penghijauan lingkungan pesantren Program penghijauan melibatkan seluruh warga pesantren dan telah dilaksanakan secara berkelanjutan sejak tahun 1980an. Jenis tanaman yang telah ditanam berupa tanaman keras, diantaranya yaitu jati Tectona grandis L., trembesi Samanea saman, mahoni Swetenia macrophylla, bintaro Cerbera manghas, butun Barringtonia asiatica, dan sengon Paraserienthas falcataria Gambar 19. Gambar 19 Budidaya tanaman keras a Jati Tectona grandis L. umur 9 tahun yang ditanam pada tahun 2002 di lahan Pesantren Darul Muttaqien; b pembibitan sengon Paraserienthas falcataria Pesantren selain membudidayakan tanaman keras, juga membudidayakan tanaman hias seperti oliana Syzygium oleina Gambar 20a dan mengoleksi beberapa tanaman obat Gambar 20 b. Tanaman hias ini dibudidayakan untuk dijual kepada para pengoleksi tanaman. Tanaman obat yang dikoleksi pesantren diantaranya kumis kucing Orthosiphon stamineus, kayu urip Euphorbia tirucali L., nanas kerang Rhoeo discolor L.Her Hance., lidah buaya Aloe vera L., pecah beling Sericocalyx crispus L. Bremek., daun jinten Coleus amboinicus Lour., pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis L.Vahl., jengger ayam Celosia cristata L., sambang getih Hemigraphis colorata Hall f., dan jenis tanaman obat lainnya Gambar 20 b. Koleksi tanaman obat ini sebagai percontohan tanaman obat keluarga TOGA dan untuk mensosialisasikan pemanfaatan alam sebagai upaya kemandirian pengobatan secara tradisional dengan prinsip back to nature. Pesantren juga memanfaatkan lahan untuk membudidayakan tanaman buah yaitu pisang Musa paradisiaca Linn. dan pepaya Carica papaya L., serta tanaman pakan yaitu sente Alocasia macrorrhiza. Tanaman buah diperuntukkan untuk konsumsi warga pesantren, sedangkan tanaman pakan dimanfaatkan sebagai pakan ikan. Gambar 20 Budidaya tanaman non keras a Tanaman hias daun pucuk meraholiana Syzygium oleina yang ditanam di lahan penanaman; b koleksi tanaman obat di Pesantren Darul Muttaqien. b. Budidaya ikan Kolam-kolam ikan atau empang dibangun di beberapa lokasi di lingkungan pesantren sebagai tempat budidaya ikan patin, ikan gurami, dan ikan lele Gambar 21. Ikan hasil budidaya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di lingkungan pesantren maupun untuk dijual. Gambar 21 Empang ikan di lahan pesantren.

5.6.1.2 Pengelolaan sumberdaya air

a. Pemanfaatan air limbah Air limbah kamar mandi dibuang ke kolam pemeliharaan ikan, sehingga air limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk kolam tersebut. Hal ini menunjukkan upaya pesantren untuk memanfaatkan air limbah secara optimal b. Pemantauan kualitas air pesantren Sumber air di pesantren yaitu air sumur bor yang berlokasi di sekitar pesantren. Jumlah sumur bor yang ada di pesantren sebanyak 10 sumur. Pada bulan November 2010, pesantren melakukan analisis air sumur dengan menggunakan jasa perusahaan konsultan lingkungan dan kimia. Pengukuran analisis kualitas air secara berkala dilakukan pihak pesantren agar penggunaan air dapat terkontrol dan dapat dipastikan keamanan penggunaannya. c. Penyediaan air dengan membuat penadah air hujan Penadah air hujan ini berfungsi sebagai penyedia air sepanjang musim sehingga pesantren dapat terhindar dari kekurangan air Gambar 22. Penadah air hujan ini berfungsi sebagai daerah tangkapan dan resapan air, yang berfungsi untuk persediaan air bagi pesantren di sepanjang musim . Gambar 22 Penadah air hujan di lahan Pesantren Darul Muttaqien. d. Sterilisasi air minum Pesantren telah mengupayakan pemanfaatan sumberdaya air secara optimal dengan menggunakan sebagai air minum tanpa direbus terlebih dahulu Gambar 23. Air minum ini merupakan air mentah yang berasal dari air pompa yang diberi alat sterilisasi sehingga dapat diminum secara langsung tanpa perlu dimasak terlebih dahulu. Proses sterilisasi ini menunjukkan bahwa pesantren telah berusaha menerapkan prinsip efektif dan efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya alam. Gambar 23 Air mentah melalui proses sterilisasi yang dapat dimanfaatkan langsung sebagai air minum. e. Rencana pembangunan danau buatan pesantren Pimpinan pesantren berencana membuat danau buatan di atas tanah yang sudah dibeli oleh pesantren . Biaya yang dibutuhkan terkait pembuatan danau buatan ini diperkirakan sekitar 1 sampai 1,5 milyar rupiah. Danau buatan ini diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat umum. Masyarakat diizinkan untuk mengambil air sebanyak-banyaknya dengan syarat harus tetap menjaga air danau dari pencemaran.

5.6.2 Program non-kurikuler inisiasi eksternal pesantren