Rancangan program pendidikan konservasi di pesantren Darul Muttaqien Bogor

(1)

RANCANGAN PROGRAM PENDIDIKAN KONSERVASI

DI PESANTREN DARUL MUTTAQIEN BOGOR

SITI PRIHATIN

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011


(2)

RINGKASAN

SITI PRIHATIN. E34070124. Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor. Dibimbing oleh BURHANUDDIN

MASY’UD dan RESTI MEILANI.

Pendidikan konservasi merupakan sarana untuk membentuk karakter sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan, motivasi, dan komitmen untuk memecahkan masalah konservasi. Program pendidikan konservasi dapat dimanfaatkan untuk membentuk santri yang tidak hanya memiliki kemampuan dalam bidang agama Islam, namun juga memiliki kemampuan terkait lingkungan dan konservasi. Hal ini dibutuhkan mengingat bahwa santri lulusan pesantren ketika hidup bermasyarakat, dituntut untuk cepat tanggap dan mampu membantu menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat, termasuk masalah lingkungan, sehingga santri perlu dibekali dengan ilmu-ilmu terkait lingkungan dan konservasi.

Penelitian dilaksanakan di Pesantren Darul Muttaqien Bogor pada Agustus-Desember 2010. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi (1) aspek biofisik dan sosekbud pesantren yang diperoleh melalui observasi lapang dan wawancara; (2) karakteristik warga pesantren (internal dan eksternal) yang diperoleh melalui wawancara dan kuesioner; (3) Program pendidikan kurikuler dan non kurikuler serta kurikulum yang diperoleh melalui observasi lapang, wawancara, dan telaah arsip/dokumen.

Hasil menunjukkan bahwa pesantren memiliki potensi 99 jenis flora; 12 spesies fauna; program-program hubungan kolaboratif dan kemitraan dengan pihak luar; program-program pengembangan agribisnis berbasis pesantren; dan program-program pengembangan kebudayaan berbasis pesantren. Santri memiliki tingkat pengetahuan yang sedang (56,02%), tingkat sikap yang tinggi (80,63%), dan tingkat keterampilan yang sedang (75,39%) terkait permasalahan lingkungan. Guru memiliki tingkat pengetahuan yang sedang (54,55%), tingkat sikap yang sedang (77,27%), dan tingkat keterampilan yang rendah (50,00%) terkait pelaksanaan pendidikan konservasi. Hampir seluruh warga pesantren menyatakan persetujuannya terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Pesantren memiliki inisiatif untuk mengembangkan pengelolaan sumberdaya lahan dan air sebagai program non-kurikulernya. Selain itu, pesantren selama ini memiliki program kerjasama dengan pihak luar atas inisiatif pihak tersebut.

Analisis dengan menggunakan pendekatan SWOT menghasilkan strategi pendidikan konservasi yang perlu dilakukan di Pesantren Darul Muttaqien Bogor adalah dengan mengembangkan program pendidikan konservasi berdasarkan tema

“Mengembangkan Santri Pro Konservasi” meliputi: (1) integrasi materi konservasi melalui pengkayaan materi maupun penambahan kompetensi dasar pada mata ajaran biologi, sosiologi, bahasa Inggris, al-Qur‟an hadits, fiqih, aqidah akhlak, bahasa Arab, fiqih kitab kuning, tafsir kitab kuning, dan hadits kitab kuning, dan (2) menggunakan pendekatan ekstrakurikuler dengan membentuk klub baru di bawah OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien) dengan nama

“santri kader konservasi”


(3)

SUMMARY

SITI PRIHATIN. E34070124. Conservation Education Program Design for Darul Muttaqien Islamic Boarding School Bogor. Under Supervision of

BURHANUDDIN MASY’UD and RESTI MEILANI.

Conservation education is a mean to shape human resources with knowledge, attitude, skill, motivation, and commitment to solve conservation problems. Conservation education programs can promote Islamic boarding schools students to have the proficiency of both Islamic religion subjects and conservation-related subjects. It is needed, regarding that Islamic boarding school graduates are required to be responsive and able to solve various problems, including environmental issues, when they lived in a socieity. Therefore, students need to learn environmental and conservation-related subjects through conservation education programs, so that the students would be equipped with related environmental sciences and conservation capabilities.

Research was held in Darul Muttaqien Islamic Boarding School Bogor on August-December 2010. Data and information included (1) Bio-physics and socio-cultural aspects of boarding school collected through field observation and interview; (2) The characteristics of internal and external member of boarding school, which gained from interview and questionnaire dissemination; (3) The

school‟s curricular and non-curricular programs, and its curriculum, gathered through observation, interview and secondary documents review.

Result showed that the boarding school had the potentials of 99 species of flora; 12 species of fauna, collaborative and partnership programs with other stakeholder, school-based agro-busines development programs and school based cultural development programs. In relation to conservation problems, the students had medium level of knowledge and skill, consecutively 56.02% and 75.39%, and they had high level of attitude (80.63%). Teachers had medium level of knowledge (54.55%) and attitude (77.27%), and low level of skill (50.00%) in relation to the implementation of conservation education. Almost all members of the school stated their agreement to the implementation of conservation education in the school. The school had initiative to develop land and water resources management programs as non-curricular programs, and it also had cooperation programs with other stakeholder, which would be potentials in developing conservation education.

Analysis using the SWOT approach suggested that conservation education for Darul Muttaqien Boarding School Bogor should be developed based on the theme of “Developing Pro Conservation Students” which include: (1) integration of conservation-related subjects into the courses of biology, sociology, English,

al-Quranhadits, fiqh, faith and morals, Arabic, fiqh of yellow book, interpretation of yellow book, and hadits of yellow book, through subjects enrichment and/or basic competence addition; and (2) development of new students club, the “cadre

of conservation students” under the OPDM (Darul Muttaqien Student

Organization).

Keywords: conservation education, Islamic boarding school, eco-Islamic boarding school, darul muttaqien


(4)

Judul Skripsi : Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor

Nama Mahasiswa : Siti Prihatin

NIM : E34070124

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Burhanuddin Masy‟ud, MS NIP. 19581121 198603 1 003

Resti Meilani, S.Hut, M.Si. NIP. 19770514 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. NIP. 19580915 198403 1 003


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Semua sumber data informasi yang yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2011

Siti Prihatin NRP E34070124


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Pati, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 5 Mei 1987. Penulis merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suwarso (Alm) dan Ibu Sukini.

Riwayat pendidikan penulis yaitu TK Pertiwi Kadilangu (1992-1994), TPQ Al-Ishlah Kadilangu (1993-1996), SD Negeri Kadilangu (1994-2000), MI Mansyaul Ulum Kadilangu (1995-2001), MTs Raudlatul Ulum Guyangan Pati (2001-2004), dan MA Raudlatul Ulum Guyangan Pati (2004-2007). Penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor lewat jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama RI pada tahun 2007.

Praktek yang pernah diikuti penulis yaitu Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) jalur BKSDA Burangrang Kabupaten Purwakarta dan Cikeong Kabupaten Karawang pada tahun 2009, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi pada tahun 2010, dan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Baluran Situbondo pada tahun 2011. Penulis mengikuti Eksplorasi Flora Fauna dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Rawa Danau Banten dan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Manupeu Tanadaru Nusa Tenggara Timur pada tahun 2009.

Penulis aktif di beberapa organisasi, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota. Penulis menjadi wakil ketua Ikatan Siswi Raudlatul Ulum (ISRU) dan raisah (ketua) Club bahasa Arab “TSUROYYA” (Tsubat Rofi’atil

‘Arobiyyah) Raudlatul ulum masa khidmah 2005-2006. Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan, baik internal maupun eksternal kampus. Organisasi internal kampus yang diikuti penulis yaitu Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) dan Kelompok Pemerhati Flora (KPF), sedangkan organisasi eksternal kampus yang diikuti penulis diantaranya Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) IPB dan Nasional, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) IPB, Pergerakan


(7)

Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bogor, Ikatan Keluarga Mahasiswa Pati (IKMP) IPB, dan Forum Mahasiswa Nahdlatul Ulama (Formanu) Indonesia. Penulis aktif di kepengurusan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Fatayat NU Kabupaten Pati, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PCNU Kabupaten Bogor, dan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Bogor.

Skripsi yang berjudul ”Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor” merupakan karya penulis sebagai syarat

untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan, di bawah bimbingan Dr. Ir.


(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Skripsi ini berhasil diselesaikan berkat bantuan dan kerjasama dengan berbagai pihak yang mendukung penulis selama menyusunnya. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Burhanuddin Masy‟ud, MS selaku dosen pembimbing I dan Ibu Resti Meilani, S. Hut, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah mencurahkan segala sumberdaya untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani penelitian hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

2. Ibu Ir. Emi Karminarsih, MS selaku dosen penguji yang telah menguji penulis pada ujian komprehensif tanggal 12 Juli 2011 dan membantu penyempurnaan penulisan skripsi.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS selaku ketua sidang yang telah mendampingi sidang selama berlangsungnya ujian komprehensif pada tanggal 12 Juli 2011.

4. Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa full studi melalui jalur PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi) sehingga penulis dapat memperoleh kesempatan melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor,

menjadi “mahasantri” sekaligus “mahasiswi”.

5. Keluarga penulis, Ayahanda Alm. Suwarso dan Ibunda Sukini yang telah membimbing penulis sejak lahir sampai lebih dari umur baligh, Abang Suhardi, Mbak Narti, keponakan (Koko, Iza, Nurdin, Teguh, Yudi) yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis, serta Bani Budiman dan Bani Sukarjan yang telah memberikan warna persaudaraan dan kekerabatan.

6. Bapak KH. Abdul Muiz, paman sekaligus wali penulis yang telah

mencurahkan segala bimbingan dan sumberdaya sehingga penulis dapat

mempertahankan “ghiroh tholabul ‘ilmi” sampai jenjang perguruan tinggi.

7. Bapak Drs. Dr. HM Amin Haedari (Kepala Puslitbang Diklat Kemenag RI),

Bapak Drs. Choirul Fuad Yusuf (Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI), Bapak Drs. H. Khaeroni, M.Si. (Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenag RI), Bapak Drs. H. Imam Syafii, M.Pd (Kasubdit Pendidikan Pesantren Kemenag RI),


(9)

Bapak Ruchman Bashori, M.Ag (Kasi Kesantrian, Subdit Pendidikan Pesantren Kemenag RI), Bapak Moh Khoeron, MA (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Balitbang Diklat Kemenag RI), dan para staf di Subdit Pendidikan Pesantren yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis menyadari substansi “santri berprestasi”.

8. Bapak KH. Faruq Suyuthi, Bapak Drs. KH. Humam Suyuthi, M.HI (Alm), dan Bapak Drs. KH. Najib Suyuthi, M.Ag, selaku pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati Jateng yang telah membimbing penulis selama nyantri di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum.

9. Bapak Drs. KH. Mad Rodja Sukarta, selaku Pimpinan Pesantren Darul Muttaqien, atas izin dan dukungan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Pesantren Darul Muttaqien Bogor.

10. Guru penulis meliputi guru TK Pertiwi Kadilangu, TPQ Al-Ishlah Kadilangu, SD Negeri Kadilangu, MI Mansyaul Ulum Kadilangu, MTs dan MA Raudlatul Ulum termasuk para mab’uts Syaikh Mesir (dosen Universitas Al-Azhar Kairo Mesir yang diperuntukkan di Pesantren Raudlatul Ulum), dan dosen Institut Pertanian Bogor yang telah mentransfer ilmu mahdhah dan

ilmu ghairu mahdhah sehingga penulis memiliki kelengkapan ilmu; ilmu agama dan ilmu umum.

11. Keluarga besar Community of Santri Schoolar of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) di 13 PTN mitra Kementerian Agama RI, khususnya pengurus dan anggota di CSS MoRA Institut Pertanian Bogor atas kesolidan organisasi santri penerima beasiswa PBSB Kemenag RI, senasib dan

seperjuangan “Santri Berprestasi”.

12. Keluarga Besar IKAMARU (Ikatan Alumni Madrasah Aliyah Raudlatul

Ulum) cabang Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Mesir, Sudan, Yaman, Libya, dan regional lainnya yang telah memberikan rasa persaudaraan antar mutakhorrijin dan mutakhorrijat Pesantren Raudlatul Ulum, “Santri Kyai Suyuthi”.

13. Keluarga besar nahdliyin; Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB, Forum Mahasiswa Nahdlatul Ulama (Formanu) Indonesia,


(10)

IPNU-IPPNU Kabupaten Pati, Fatayat NU Kabupaten Pati, Lakpesdam NU Kabupaten Bogor, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Bogor, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten

Bogor, PBNU LPPNU, PMII IPB, dan PC PMII Kabupaten Bogor, atas mikul

duwur mendem jero organisasi nahdliyin yang selama ini diberikan kepada penulis.

14. Prof. Dr. Ir. H. Khairil Anwar Notodiputro, MS, Prof. Dr. Ir. H. Cecep Kusmana, MS, Dr. Ir. H. Aji Hermawan, MM, Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, MS, Ir. H. Ifan Haryanto, M.Sc, Ir. Ismatul Hakim, M.Sc,Prof. Dr. H. Maksum Mahfudz, Dr. Ir. Ahmad Dimyati, MS, dan Dr. H. Agus Zainal Arifin, S.Kom, M.Kom, yang merupakan para senior Nahdlatul Ulama, tempat penulis menggali ilmu, bimbingan, dan arahan sehingga penulis mampu mempertahankan tradisi ulama salaf tanpa me-nafi-kan kemajuan teknologi.

15. Gus Nailul Abror, Gus Firdaus Hamdani Akbar, dan Gus Gunaryo atas

loyalitas dalam mempertahankan “kultur ijo” di kampus IPB.

16. Marwa Prinando, Novriyanti, dan Ririn Hasibuan atas kekompakannya saling

“support” menaklukan S.Hut 4 tahun.

17. Keluarga BUD IPB Kemenag RI angkatan 44 (2007) yang telah menjadi spirit penulis; Dhila, Dewi, Naim, Leni, Umi, Nurus, Kholis, Linda, Petri, Elfa, Tika, Ana, Iwan, Asep, Hery, Eko, Bidin, Puying, Chirzin, dkk.

18. Keluarga besar Pesantren Mahasiswa Al-Ihya Dramaga Bogor, Ustadz Ece Hidayat, Ustadz Abdurrahman, dan santri-santriyat atas kebersamaan selama ini untuk menuju”sarjana yg ulama”.

19. Keluarga Besar LBSM (Lembaga Bina Santri Mandiri) Parung Bogor atas rasa kekeluargaan yang telah diberikan kepada penulis.

20. Keluarga Besar KSHE 44 “KOAK” atas persahabatan selama di bangku perkuliahan.

21. Keluarga besar IKMP (Ikatan Keluarga Mahasiswa Pati) atas kekeluargaan yang selama ini diberikan kepada penulis.


(11)

22. Keluarga besar Taman Nasional Baluran yang telah memberikan pengalaman dan ilmu yang luar biasa kepada penulis.

23. Keluarga Besar HR LOGAM Kadilangu yang telah memberikan pengalaman

kerja yang luar biasa kepada penulis.

24. Semua pihak yang telah terlibat dan membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


(12)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas hidayah, inayah, ma‟unah, rahman, rahim, dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW,

semoga dengan syafa‟atnya dapat menjadi washilah keberkahan dan kemanfaatan

skripsi ini. Skripsi yang berjudul Rancangan Program Pendidikan Konservasi

di Pesantren Darul Muttaqien Bogor merupakan laporan akhir dari penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2010, disusun sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Banyak pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan dan pengembangan karya ilmiah ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat.

Bogor, Juli 2011


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Kerangka Pemikiran ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pesantren ... 6

2.2 Eco-Pesantren ... 7

2.3 Pendidikan Konservasi ... 9

2.3.1 Definisi dan Tujuan Pendidikan Konservasi... 9

2.3.2 Pelaksanaan Pendidikan Konservasi melalui Jalur Formal ... 10

2.3.3 Perencanaan Program Pendidikan Konservasi... 12

BAB III METODE PENELITIAN... 14

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

3.2 Alat dan bahan ... 14

3.3 Batasan Penelitian ... 14

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 15

3.5 Pemilihan Responden ... 17

3.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 20

3.7 Penyusunan Program Pendidikan Konservasi ... 22

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ... 23

4.1 Letak, Luas, dan Kondisi Geografis ... 23

4.2 Sejarah Pesantren Darul Muttaqien Bogor ... 23


(14)

4.4 Misi Pesantren ... 24

4.5 Program Utama Pesantren ... 25

4.6 Strategi Pesantren ... 26

4.7 Tujuan Pesantren ... 26

4.8 Kurikulum Pesantren ... 27

4.9 Struktur Organisasi dan Sumberdaya Manusia ... 29

4.10 Sarana Prasarana ... 31

4.11 Santri ... 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

5.1 Kondisi Sumberdaya dan Permasalahan Lingkungan di Pesantren ... 37

5.2 Kondisi Sumberdaya dan Permasalahan Lingkungan Di Desa Jabon Mekar ... 38

5.3 Karakteristik Umum Warga Internal Pesantren ... 41

5.3.1 Guru ... 41

5.3.2 Santri ... 46

5.4 Karakteristik Responden dari Luar Pesantren ... 55

5.4.1 Orang Tua/Wali Santri ... 55

5.4.2 Tokoh Masyarakat Sekitar Pesantren... 60

5.5 Persepsi Para Pihak tentang Pelaksanaan Pendidikan Konservasi di Pesantren ... 63

5.6 Program Non-Kurikuler yang Berkaitan dengan Lingkungan ... 66

5.6.1 Program Non-Kurikuler Inisiasi Internal Pesantren ... 67

5.6.1.1 Pengelolaan Sumberdaya Lahan ... 67

5.6.1.2 Pengelolaan Sumberdaya Air ... 69

5.6.2 Program Non-Kurikuler Inisiasi Eksternal Pesantren ... 70

5.6.2.1 Kegiatan Penelitian Mahasiswa ... 70

5.6.2.2 Kunjungan ... 71

5.7 Program Kurikuler Pesantren yang Berkaitan dengan Lingkungan ... 72

5.7.1 Kurikulum Kemendiknas RI ... 72


(15)

5.7.3 Kurikulum Pesantren ... 73

5.8 Penyelenggaraan Pendidikan Konservasi dalam Eco-Pesantren ... 73

5.9 Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor ... 74

5.9.1 Faktor Internal ... 74

5.9.2 Faktor Eksternal ... 75

5.9 Program Pendidikan Konservasi ... 80

5.9.1 Prinsip Implementasi Program Pendidkan Konservasi ... 80

5.9.2 Implementasi Program Pendidikan Konservasi dengan Pendekatan Integratif ... 83

5.9.2 Implementasi Program Pendidikan Konservasi dengan Pendekatan Ekstrakurikuler ... 109

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 116

6.1 Kesimpulan ... 116

6.2 Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN ... 120


(16)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Jenis dan pengumpulan data ... 15

2. Matriks metode pengambilan data responden ... 20

3. Matriks faktor internal dan eksternal . ... 21

4. Data sumberdaya manusia MA Darul Muttaqien tahun ajaran 2010/2011 ... 31

5. Jumlah santri MA Darul Muttaqien tahun ajaran 2010/2011 ... 36

6. Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru terkait dengan pendidikan konservasi ... 42

7. Rata-rata persentase tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru terkait dengan pendidikan konservasi ... 42

8. Rata-rata persentase tingkat sikap guru untuk setiap aspek pelaksanaan pendidikan konservasi ... 44

9. Rata-rata persentase tingkat keterampilan guru tentang konservasi ... 45

10. Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan santri terkait dengan permasalahan lingkungan ... 49

11. Rata-rata persentase tingkat pengetahuan santri untuk setiap aspek pengetahuan konservasi ... 50

12. Rata-rata persentase tingkat sikap santri untuk setiap aspek sikap konservasi ... 51

13. Rata-rata persentase tingkat keterampilan santri tentang konservasi ... 52

14. Data pribadi responden orang tua/wali santri... 56

15. Data pribadi responden tokoh masyarakat sekitar pesantren ... 60

16. Persepsi warga pesantren terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Madrasah Aliyah (MA) ... 63

17. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Biologi untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) ... 85

18. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Biologi untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ... 85

19. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Sosiologi untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ... 86

20. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran bahasa Inggris untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ... 87

21. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Biologi untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ... 88

22. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Sosiologi untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ... 89

23. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ... 90

24. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Al-Quran Hadits untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) ... 91

25. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Fiqih untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) ... 92

26. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) ... 93


(17)

27. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Al-Quran Hadits untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ... 94 28. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Fiqih untuk kelas XI

Madrasah Aliyah (MA) ... 95 29. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Akidah Akhlak untuk kelas

XI Madrasah Aliyah (MA) ... 96 30. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Bahasa Arab untuk kelas XI

Madrasah Aliyah (MA) ... 97 31. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Al-quran Hadits untuk kelas

XII Madrasah Aliyah (MA) ... 98 32. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Fiqih untuk kelas XII

Madrasah Aliyah (MA) ... 100 33. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran bahasa Arab untuk kelas XII

Madrasah Aliyah (MA) ... 101 34. Integrasi materi konservasi pada pelajaran fiqih kitab untuk kelas X

Madrasah Aliyah (MA) ... 102 35. Integrasi materi konservasi pada pelajaran fiqih kitab untuk kelas XI

Madrasah Aliyah (MA) ... 103 36. Integrasi materi konservasi pada pelajaran fiqih kitab untuk kelas XII

Madrasah Aliyah (MA) ... 104 37. Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas X

Madrasah Aliyah (MA) ... 105 38. Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas XI

Madrasah Aliyah (MA) ... 106 39. Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas XII

Madrasah Aliyah (MA) ... 107 39. Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas XII

Madrasah Aliyah (MA) ... 107 40. Integrasi materi konservasi pada pelajaran tafsir untuk kelas X Madrasah

Aliyah (MA) ... 108 41. Integrasi materi konservasi pada pelajaran tafsir untuk kelas XI Madrasah

Aliyah (MA) ... 108 42. Integrasi materi konservasi pada pelajaran tafsir untuk kelas XII Madrasah

Aliyah (MA) ... 108 43. Rancangan program pendidikan konservasi dalam kegiatan

Konservasi Air ... 112 44. Rancangan program pendidikan konservasi dalam kegiatan 5 R... 114 45. Rancangan program pendidikan konservasi dalam kegiatan


(18)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman 1. Bagan alir kerangka pemikiran penyusunan program pendidikan konservasi di

Pesantren Darul Muttaqien Bogor... 4

2. Kerangka analisis menggunakan metode pendekatan SWOT ... 21

3. Struktur organisasi Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor . ... 29

4. Struktur organisasi Madrasah Aliyah Darul Muttaqien ... 30

5. Asrama santri putri ... 31

6. Masjid santri putra... 32

7. Perpustakaan Pesantren Darul Muttaqien ... 33

8. Lapangan olahraga (a) lapangan voli (b) lapangan sepak bola ... 33

9. Ruang kelas (a) kelas santri putra (b) kelas santri putri ... 33

10. Sarana kebersihan (a) gerobak sampah (b) tong sampah ... 35

11. Poliklinik Darul Muttaqien ... 36

12. Kondisi tempat pembuangan sampah ... 38

13. Bunga bangkai (Amorphophallus oncophyllus) yang ditemukan di Desa Jabon Mekar ... 39

14. Permasalahan sampah di Desa Jabon Mekar; (a) halaman rumah yang dijadikan tempat pembuangan sampah, (b) sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah ... 40

15. Konversi lahan menjadi areal perumahan ... 40

16. Sungai yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana untuk mencuci ... 41

17. Persentase distribusi umur santri MA ... 47

18. Persentase distribusi asal daerah santri ... 48

19. Budidaya tanaman keras (a) Jati (Tectona grandis L.) umur 9 tahun yang ditanam pada tahun 2002 di lahan Pesantren Darul Muttaqien; (b) pembibitan sengon (Paraserienthas falcataria) ... 67

20. Budidaya tanaman non keras (a) Tanaman hias daun pucuk merah/oliana (Syzygium oleina) yang ditanam di lahan penanaman; (b) koleksi tanaman obat di Pesantren Darul Muttaqien ... 68

21. Empang ikan di lahan pesantren ... 69

22. Penadah air hujan di lahan Pesantren Darul Muttaqien ... 69

23. Air mentah melalui proses sterilisasi yang dapat dimanfaatkan langsung sebagai air minum ... 70

24. Program kreativitas mahasiswa, Februari-Juni 2010 ... 71

25. Kunjungan peserta konferensi perubahan iklim (April 2010) ... 71

26. Pemanfaatan sumberdaya lingkungan pesantren dalam kegiatan pembelajaran ... 72


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman 1. Data keanekaragaman jenis flora Pesantren Darul Muttaqien

tahun 2010 ... 121

2. Data keanekaragaman jenis flora Pesantren Darul Muttaqien tahun 2010 ... 126

3. Data keanekaragaman jenis flora Desa Jabon Mekar Parung Bogor tahun 2010 ... 127

4. Data keanekaragaman jenis fauna Desa Jabon Mekar Parung Bogor tahun 2010 ... 129

5. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan. ... 130

6. Distribusi frekuensi tingkat sikap responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan. ... 132

7. Distribusi frekuensi tingkat keterampilan responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan. ... 135

8. Distribusi frekuensi tingkat harapan responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan. ... 137

9. Jenis tanaman obat yang diketahui oleh santri ... 138

10. Penghitungan selang karakteristik santri. ... 139

11. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden guru tentang pendidikan konservasi ... 141

12. Distribusi frekuensi tingkat sikap responden guru tentang pendidikan konservasi ... 145

13. Distribusi frekuensi tingkat keterampilan responden guru tentang pendidikan konservasi ... 147

14. Penghitungan selang karakteristik guru ... 148

15. Distribusi frekuensi tingkat pendapat responden orang tua/wali santri tentang pendidikan konservasi ... 150

16. Distribusi frekuensi tingkat sikap responden orang tua/wali santri tentang pendidikan konservasi ... 151

17. Penghitungan selang karakteristik orang tua/wali santri ... 152

18. Panduan wawancara untuk Pimpinan Pesantren ... 153

19. Panduan wawancara untuk Kepala MA ... 154

20. Panduan wawancara untuk tenaga administrasi dan karyawan ... 155

21. Panduan wawancara untuk Tokoh Masyarakat ... 156

22. Panduan wawancara untuk Pengambil Kebijakan dan Pakar ... 157

23. Daftar nama guru di MA Darul Muttaqien tahun 2010 ... 158

24. Daftar nama tenaga administrasi di MA Darul Muttaqien tahun 2010 .. 159

25. Nama dan jumlah bangunan Pesantren Darul Muttaqien Bogor ... 160

26. Denah lokasi Pesantren Darul Muttaqien Bogor ... 161


(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang

Permasalahan lingkungan, baik skala lokal maupun global tidak hanya terjadi karena sunnatullah (gejala alam) akan tetapi terdapat peran serta aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan. Permasalahan lingkungan menjadi tanggungjawab bersama terkait dengan tugas manusia di bumi yang diperuntukkan sebagai khalifah (pemimpin) yang memiliki kewajiban menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan berfungsi mencetak lulusan santri yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki keimanan dan ketakwaan sebagai komunitas pembangun masyarakat. Santri lulusan pesantren ketika hidup bermasyarakat, dituntut untuk cepat tanggap dan mampu membantu menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat, termasuk masalah lingkungan. Dengan demikian, sudah seharusnya santri dibekali ilmu yang seimbang antara ilmu dunyawi (berorientasi pada kehidupan di dunia) dengan ilmu ukhrowi (berorientasi pada kehidupan di akhirat), sehingga dapat

menyeimbangkan antara ibadah mahdhah (hubungan dengan Tuhan) dengan

ibadah ghairu mahdhah (hubungan dengan makhluk: manusia dan alam) serta

dapat menerapkan konsep Islam yang utuh, yaitu rahmatan lil’alamin

(kesejahteraan bagi seluruh alam). Untuk itu, santri perlu dibekali dengan ilmu-ilmu kontekstual terkait lingkungan hidup dan konservasi melalui program pendidikan konservasi. Pendidikan konservasi merupakan sarana membentuk sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi serta komitmen untuk ikut memecahkan masalah konservasi dan lingkungan hidup dan mencegah timbulnya permasalahan lingkungan.

Pesantren Darul Muttaqien merupakan pesantren modern (khalaf) yang mampu mempertahankan kondisi lingkungan pesantren yang asri dan hijau, serta melaksanakan berbagai program lingkungan. Pesantren ini diarahkan menjadi model eco pesantren yang salah satu indikatornya yaitu pengembangan kurikulum lingkungan berbasis alam dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler berbasis


(21)

tadabur alam, sehingga pengembangan dan pelaksanaan pendidikan konservasi merupakan komponen yang penting dalam mewujudkan program eco-pesantren. Pesantren Darul Muttaqien belum menerapkan pendidikan konservasi dalam kurikulumnya, sehingga perlu disusun rancangan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien.

1.2 Perumusan Masalah

Tuanaya et al. (2007) menyebutkan bahwa pesantren sebenarnya

merupakan lembaga pendidikan yang bisa mendidik dan mencetak manusia seutuhnya, mampu merentangkan hubungan dengan Allah serta hubungan sesama manusia dan alam lingkungannya. Pesantren yang ideal adalah pesantren yang lahir dari masyarakat dan mendapat dukungan dari masyarakat, serta memberikan pelajaran yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Santri yang ideal adalah

santri yang bisa menjadi teladan masyarakatnya, dengan indikasi

bertanggungjawab, peka terhadap lingkungan, berkembang, dapat memberikan perhatian yang seimbang antara pribadi dan masyarakat, pewaris perjuangan, motivator, katalisator masyarakat, dan berilmu. Di satu sisi, lulusan pesantren telah memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat, belum memenuhi kebutuhan teknologi dan ilmu umu. Oleh karena itu kurikulum dan metode pembelajaran di pesantren seharusnya mampu menjawab kebutuhan masyarakat setiap saat.

Darul Muttaqien merupakan salah satu pesantren khalaf (modern) yang menerapkan beberapa bentuk program pendidikan, akan tetapi program lingkungan tersebut belum masuk dalam kurikulum pesantren. Pendidikan konservasi sebagai salah satu indikator program eco-pesantren yang dapat diterapkan oleh Pesantren Darul Muttaqien. Rancangan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien akan disusun berdasarkan kurikulum, karakteristik lingkungan biofisik dan sosekbud di lingkungan pesantren. Berdasarkan keterangan di atas, perumusan masalah yang dapat diidentifikasi yaitu :

1. Bagaimana potensi biofisik dan sosekbud di lingkungan pesantren yang dapat dikembangkan sebagai sumber ajar dan media pembelajaran?


(22)

2. Bagaimana karakteristik warga pesantren dan pengetahuan serta

keterampilan yang dimiliki berkaitan dengan lingkungan dan

permasalahannya?

3. Bagaimana persepsi para pihak tentang pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren?

4. Bagaimana program non-kurikuler dan kurikuler yang berkaitan dengan lingkungan hidup?

5. Bagaimana rancangan program pendidikan konservasi yang tepat

diterapkan di Pesantren Darul Muttaqien?

1.3 Kerangka Pemikiran

Rancangan program pendidikan konservasi diperlukan sebagai acuan pelaksanaan pendidikan konservasi. Berdasarkan pedoman pendidikan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, maka kegiatan rancangan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien, diawali dengan melakukan beberapa tahapan.

Data dikumpulkan dengan menggunakan berbagai metode. Data biofisik, sosekbud, kurikulum dan pelaksanaan program lingkungan, dan karakteristik warga pesantren dan para pihak lain dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, pengisian kuesioner, dan telaah dokumen/arsip.

Pengolahan dan analisis data dari output data yang dikumpulkan. Output data berupa potensi biofisik, peta potensi sosekbud, mata pelajaran yang dapat digunakan wadah integrasi pendidikan konservasi, program kegiatan belajar mengajar yang berhubungan dengan pendidikan konservasi, pengetahuan, pendapat, dan harapan warga masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi, dan persepsi para pihak tentang pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren. Output yang ada akan menghasilkan manfaat, yaitu berupa materi dan media pembelajaran dan strategi pelaksanaan yang terdiri dari pendekatan pelaksanaan pendidikan konservasi, mata pelajaran yang tepat menjadi wadah integrasi pendidikan konservasi, dan kisi-kisi materi konservasi.

Pengolahan dan analisis data akan menghasilkan draft rancangan program pendidikan konservasi. Draft ini akan disampaikan pada tahap lokakarya sebagai konfirmasi hasil dan untuk perumusan rekomendasi. Draft rancangan program


(23)

pendidikan konservasi yang telah dilokakaryakan akan menjadi rancangan program pendidikan konservasi. Tahap ini merupakan sintesis dan perumusan rekomendasi. Koleksi data Biofisik Sosekbud Kurikulum dan pelaksanaan program lingkungan Observasi Wawancara Kueisoner Dokumen/Arsip Peta Potensi Biofisik

Peta Potensi Sosekbud Program Mata pelajaran yang dapat digunakan wadah integrasi PK

KBM yang berhubungan dengan PK Materi dan media pembelajaran Strategi: Pendekatan pelaksanaan Mata pelajaran

Kisi materi

Draft Pendidikan Konservasi Rancangan Program Pendidikan Konservasi output Manfaat Pengolahan dan analisis data

Sintesis dan perumusan rekomendasi Lokakarya Karakteristik warga pesantren Pengetahuan Pendapat Harapan

Gambar 1 Bagan alir kerangka pemikiran penyusunan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rancangan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien. Secara rinci, tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi potensi biofisik dan sosekbud di lingkungan pesantren yang dapat dikembangkan sebagai sumber ajar dan media pembelajaran.

2. Mengidentifikasi karakteristik warga pesantren dan pengetahuan serta

keterampilan yang dimiliki berkaitan dengan lingkungan dan

permasalahannya.

3. Mengkaji persepsi para pihak tentang pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren.


(24)

4. Mengkaji program non kurikuler dan kurikuler pesantren yang berkaitan dengan lingkungan hidup di pesantren.

5. Menyusun program pendidikan konservasi bagi santri berdasarkan kurikulum

dan karakteristik lingkungan biofisik serta sosekbud di lingkungan pesantren.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai :

1. Dokumen rujukan dalam pelaksanaan Pendidikan Konservasi di Pesantren

Darul Muttaqien Bogor.

2. Dokumen rujukan bagi pesantren lain untuk menerapkan program

Pendidikan Konservasi.

3. Masukan bagi para praktisi pendidikan, peneliti, dan pemerintah (lokal dan pusat) mengenai program pendidikan konservasi di pesantren.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pesantren

Istilah pesantren sering kali disebut dengan pondok saja atau kedua kata ini digabung menjadi pondok pesantren. Pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen (Tuanaya

et al. 2007). Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan keagamaan yang berperan besar dalam pengembangan masyarakat (Depag 2003).

Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama (Mastuhu 1994). Pesantren selain bergerak di bidang pendidikan agama juga bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat, terutama perekonomian dan sosial budaya (Depag 2003).

Tujuan pendidikan di pesantren adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepribadian muslim, yakni kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat seperti halnya seorang Rasul, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam keyakinan, menyebarkan agama Islam ke tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia (Mastuhu 1994).

Dhofier (1994) dalam Qomar (2007) mengkategorikan pesantren secara dikotomis menjadi pesantren salaf dan pesantren khalaf. Pesantren salaf hanya mengajarkan kitab-kitab Islam klasik sebagai metode pengajaran kitab klasik, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. Sedangkan pesantren khalaf telah memasukkan pelajaran-pelajaran umum dalam madrasah-madrasah yang dikembangkan atau membuka tipe-tipe sekolah umum di dalam lingkungan pesantren.

Model pendidikan di pesantren menurut Laela (1998) menggunakan pendekatan holistik. Artinya, para pengasuh pesantren memandang bahwa kegiatan belajar-mengajar merupakan kesatupaduan di dalam totalitas kegiatan hidup sehari-hari. Bagi warga pesantren, belajar pesantren tidak mengenal


(26)

perhitungan waktu, kapan harus mulai dan kapan harus selesai, serta target yang harus dicapai. Bagi dunia pesantren, hanya ilmu fardhu ain (agama) yang dipandang sakral, sedang ilmu fardhu kifayah (ilmu umum) dipandang tidak sakral.

Sistem pendidikan yang diterapkan pesantren tradisional yaitu dalam bentuk sorogan, bandongan, halaqah, dan hafalan (Mastuhu 1994). Tuanaya et al. (2007) menyebutkan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan di pesantren modern adalah menyangkut penerapan kurikulum dan metodologi. Modernisasi kurikulum diterapkan dengan cara tetap memberikan pengajaran agama Islam, sekaligus memasukkan mata pelajaran umum sebagai subtansi pendidikan. Pembaruan metodologi adalah dengan menerapkan sistem klasikal atau penjenjangan. Dengan demikian, bentuk lembaga pendidikan madrasah atau sekolah umum serta kelembagaan fasilitas-fasilitas bagi kepentingan pendidikan umum menjadi suatu kebutuhan. Metode pengajaran menggunakan berbagai metode yang diterapkan di sekolah umum seperti metode tanya jawab atau diskusi, penggunaan modul, serta metode evaluasinya. Hasil evaluasi biasanya dituangkan dalam bentuk angka untuk menentukan apakah seorang santri dapat lulus atau naik kelas ke jenjang yang lebih tinggi. Indikator lain yang menjadi acuan untuk suatu modernisasi dalam sistem pendidikan pesantren adalah aplikasi terhadap sistem informasi dan teknologi seperti jaringan internet dan lain sebagainya.

2.2 Eco-Pesantren

Kementerian Lingkungan Hidup RI (2008) menyebutkan definisi eco-pesantren adalah institusi pendidikan Islam yang mempunyai kepedulian pada aktivitas yang tanggap terhadap lingkungan hidup. Eco-pesantren memiliki beberapa tujuan (KLH 2008), diantaranya :

1. Meningkatkan kesadaran bahwa ajaran Islam menjadi pedoman yang

sangat penting dalam berperilaku yang ramah lingkungan 2. Penerapan ajaran Islam dalam kegiatan sehari-hari

3. Sosialisasi materi lingkungan hidup dalam aktivitas pondok pesantren


(27)

4. Mewujudkan kawasan pondok pesantren yang baik, bersih, dan sehat

5. Memberdayakan komunitas pondok pesantren untuk meningkatkan

kualitas lingkungan yang Islami, berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah

6. Meningkatkan aktivitas yang mempunyai nilai tambah baik nilai ekonomi,

sosial, dan ekologi

7. Menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran (central of excellence) yang berwawasan lingkungan bagi komunitas pesantren dan masyarakat sekitar

Program dan kegiatan yang dikembangkan dalam eco-pesantren berdasarkan al-Quran, al-Sunnah, dan kitab-kitab salaf antara lain berupa: kemaslahatan, kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian lingkungan hidup (KLH 2008).

Keuntungan pondok pesantren dalam mengikuti program eco-pesantren menurut Kementerian Lingkungan Hidup RI (2008) meliputi:

1. Meningkatkan efisiensi pelaksanaan kegiatan operasional pondok

pesantren dan penggunaan berbagai sumberdaya

2. Penghematan sumber dana melalui pengurangan konsumsi berbagai

sumberdaya

3. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi warga pondok pesantren

4. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi warga pondok pesantren,

sekaligus meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan masyarakat sekitar 5. Menghindari berbagai resiko dampak lingkungan dengan meningkatkan

aktivitas yang mempunyai nilai tambah bagi pondok pesantren

6. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar Indikator program eco-pesantren menurut Kementerian Lingkungan Hidup RI (2008) meliputi :

1. Pengembangan kebijakan pondok pesantren ramah lingkungan

2. Pengembangan kurikulum lingkungan berbasis alam


(28)

4. Pengembangan dan atau pengelolaan sarana dan prasarana pendukung pondok pesantren

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Provinsi DIY (2006) menyatakan bahwa penyelenggaraan pondok pesantren berwawasan lingkungan hidup secara garis besar terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek manajemen, aspek kondisi fisik pondok pesantren, dan aspek pemberdayaan warga pondok pesantren. Aspek manajemen meliputi kelembagaan, peraturan, program kerja, anggaran, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, kerjasama, unit-unit kegiatan pondok pesantren, monitoring dan evaluasi. Aspek kondisi fisik pondok pesantren meliputi kebersihan ruangan/kelas, kebersihan kamar tidur, kebersihan tempat ibadah, kebersihan tempat wudlu, air bersih, kebersihan dapur, kebersihan kamar mandi/wc, kebersihan dan pemanfaatan halaman, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair, ruang terbuka hijau, penghijauan lingkungan/tata taman, efisiensi dan penghematan energi/sumberdaya/bahan baku. Aspek pemberdayaan pondok pesantren meliputi peningkatan kepedulian dan partisipasi pondok pesantren, serta penyediaan informasi dan sarananya.

2.3 Pendidikan Konservasi

2.3.1 Definisi dan Tujuan Pendidikan Konservasi

Pendidikan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya adalah suatu cara proses kegiatan dalam memberikan informasi dan penyadaran masyarakat terhadap konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya kepada ekosistemnya kepada masyarakat (Dephut 2007).

Pendidikan konservasi adalah suatu usaha sadar yang dilakukan berulang-ulang/terus menerus yang bertujuan supaya masyarakat memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap konservasi sumberdaya alam dan segala permasalahannya yang memiliki pengetahuan, sikap, keahlian, motivasi, dan komitmen untuk ikut memecahkan masalah konservasi (Dephut 2007).

Tujuan pendidikan konservasi (Dephut 2007) adalah :

1. Mengembangkan kepekaan individu dan kelompok komunitas dan


(29)

2. Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk mendapatkan kesadaran, pengetahuan, keahlian, dan komitmen untuk melakukan konservasi sumberdaya alam

3. Membentuk pola perilaku yang ramah terhadap sumberdaya alam

4. Mengembangkan etika konservasi

5. Memberantas buta konservasi

6. Meningkatkan kualitas sumberdaya alam

2.3.2 Pelaksanaan Pendidikan Konservasi melalui Jalur Formal

Pelaksanaan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup di

sekolah menurut Masy‟ud (2001) dapat dilakukan dengan strategi dasar, sebagai

berikut :

1. Pendekatan pembelajaran dapat ditempuh melalui pendekatan kurikuler dengan cara integrasi atau dikembangkan sebagai kajian khusus dengan pendekatan monolitik (MULOK), atau dikenal sebagai metode infuse dan

block (Leksono 2008).

2. Pelaksanaannya di sekolah sebaiknya tetap menggunakan satuan

organisasi pendidikan yang sudah ada dalam struktur.

3. Pengembangan PLH di sekolah dapat dilakukan baik level sekolah

(program sekolah), juga perlu didorong pengembangannya pada level kelas atau bidang studi (mata pelajaran) dengan melibatkan sebanyak mungkin peran guru.

4. Untuk menjamin keberhasilannya, pelaksanaan PLH harus dilakukan

secara berkelanjutan dan taat asas (konsisten), baik pada level sekolah, kelas, atau mata pelajaran. Dalam hal ini setiap sekolah dapat mengembangkan jaringan kemitraan dengan institutsi lain yang menaruh minat dan perhatian dalam bidang pendidikan dan/atau lingkungan.

5. Untuk mengukur keberhasilannya, perlu dilakukan kegiatan evaluasi dan pemantauan secara teratur dan berkesinambungan.

6. Penerapan prinsip “Reward and punishment” (penghargaan dan hukuman)


(30)

penting dilakukan untuk mendorong perkembangan pelaksanaan PLH di sekolah-sekolah.

Pelaksanaan kegiatan pendidikan konservasi melalui jalur sekolah (formal) maka unsur kunci yang harus diperhatikan adalah kurikulum sekolah, guru, sarana pendidikan yang tersedia serta siswa (latar belakang, sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan geografisnya (Muntasib 1998). Pengembangan pendidikan konservasi di lingkungan sekolah dapat dilakukan di di dalam kelas dan di luar kelas. Pelaksanaan di dalam kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara (Rachmawati 2000), diantaranya :

1. Materi atau bahan mengenai pendidikan konservasi dimasukkan ke dalam

setiap mata pelajaran yang ada.

2. Memadukan atau menyatukan materi pendidikan konservasi ke dalam

materi bidang studi atau mata pelajaran tertentu.

3. Menyisipkan beberapa pokok bahasan di dalam pembahasan suatu mata pelajaran.

4. Membuat soal-soal mengenai pendidikan konservasi.

Pelaksanaan pendidikan konservasi di luar kelas merupakan kelanjutan dari apa yang sudah diberikan di dalam kelas (Rachmawati 2000). Menurut Suyudi (2008), penerapan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup dibutuhkan para pelatih atau guru yang diharapkan dapat menerapkan dan melanjutkan bahkan bila mampu mengembangkan program tersebut dari pengalaman yang diperoleh selama menjalankan programnya. Disamping itu, juga dibutuhkan persiapan lain mulai dari penyusunan silabus, pembuatan modul, penyiapan calon trainer dan fasilitator, penyiapan core team yang akan menjadi

advisory sekaligus technical asistance bagi para guru dan pelatih, uji coba modul serta penyempurnaan modul dari proses uji coba. Melalui serangkaian kegiatan di atas, diharapkan modul pendidikan lingkungan hidup dapat diimplementasikan menjadi muatan lokal di sekolah tingkat dasar dan menengah sebagai langkah membangun kesadaran baru dalam melestarikan lingkungan hidup bagi kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang

Metode yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pendidikan


(31)

(eksperimen), penyelidikan (inquiry), karyawisata/widyawisata (fieldtrip), pengajaran proyek, diskusi, studi kasus, bermain peran, simulasi, brainstorming,

dan kontrak belajar (Masy‟ud 2001; Adisenjaja dan Romiah 2009).

2.3.3 Perencanaan Program Pendidikan Konservasi

Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan adalah kurikulum

yang tepat dan relevan dengan dinamika kebutuhan masyarakat (Masy‟ud 2002).

Kurikulum yang tepat dan relevan tersebut diharapkan dapat menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu sesuai standar mutu nasional maupun internasional, yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi, menetapkan apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam setiap tingkatan belajar (pendidikan). Setiap kompetensi menggambarkan langkah kemajuan siswa menuju kompetensi (kemampuan) pada tingkat lebih tinggi. Suatu kompetensi adalah suatu pernyataan tentang apa yang sepantasnya dapat dilakukan siswa secara terus menerus (permanen) dalam suatu kajian atau mata pelajaran pada suatu tingkat tertentu.

Pengembangan kurikulum ini menyangkut empat komponen kurikulum

(Masy‟ud 2002), yaitu:

1. Menentukan Tujuan

Rumusan tujuan disusun berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan kebutuhan dan harapan masyarakat dengan memperhatikan filsafat, faktor-faktor kebutuhan masyarakat, maupun siswa, sesuai kondisi lingkungan yang ada seperti di perkotaan dan pedesaan.

2. Menetapkan Isi (bahan)

Isi kurikulum menunjukkan materi yang diberikan kepada siswa selama mengikuti proses pendidikaan atau proses belajar mengajar. Rumusan materi yang akan diberikan dapat berupa masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan dan kondisi lingkungan fisik, biotik, dan sosial budaya yang dipelajari untuk mencapai tujuan.


(32)

3. Merumuskan Kegiatan Belajar Mengajar (Proses)

Kegiatan belajar mengajar mencakup penentuan metode dan keseluruhan proses belajar mengajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Sehingga harus diarahkan pada cara belajar mandiri (CBM) dan sekolah berbasis manajemen (SBM).

4. Menentukan Evaluasi

Evaluasi banyak bergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Hal ini sangat penting dalam rangka menghasilkan balikan (feedback) untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu evaluasi harus dilakukan terus menerus baik terhadap hasil maupun proses belajar.

Langkah-langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun silabus kurikulum menurut Shaleh (2005) yaitu :

a. Menelaah standar kompetensi dasar dan hasil belajar dengan

mempertimbangkan ciri khas satuan pendidikan sosial keagamaan, sosial budaya, lingkungan setempat dan usia perkembangan anak.

b. Menetapkan tujuan pembelajaran

c. Menetapkan satuan bahan ajar yang dilengkapi dengan uraian/ruang lingkup masing-masing

d. Mempertimbangkan bobot bahan ajar dan memantapkan alokasi waktu

yang diperlukan

e. Menetapkan sumber belajar utama yang akan dipergunakan siswa untuk mencapai kemampuan yang ditetapkan

Aspek yang termasuk dalam kegiatan penyusunan silabus menurut Shaleh (2005) meliputi: menetapkan format dan isi silabus, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator kompetensi, materi pembelajaran, metode dan langkah pembelajaran, alokasi waktu dan tempat, sarana dan sumber belajar, dan penilaian.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pesantren Darul Muttaqien Parung di Desa Jabonmekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, mulai bulan Agustus 2010 sampai Desember 2010.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, alat perekam, alat tulis, dan sarana pengolah data (kalkulator dan komputer). Bahan yang digunakan yaitu panduan wawancara dan kuesioner.

3.3 Batasan Penelitian

Penelitian ini, yang dimaksud dengan :

1. Pesantren kajian adalah Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor

2.Responden santri adalah santri Madrasah Aliyah (MA). Responden dipilih secara sengaja dikarenakan lulusan Madrasah Aliyah diharapkan menjadi alumni santri berpredikat unggulan yang memiliki tiga kriteria (paham terhadap agama, pengamalan agama, dan mandiri) yang akan menjadi mujahid muda, penerus ulama, dan siap mendidik serta membina masyarakat secara mandiri. Menurut Shaleh (2005), siswa pada tingkat SMA pada umumnya berada pada usia yang paling goncang (16 s/d 18 tahun). Pertumbuhan jasmani mereka sedang dalam pemantapan untuk tidak tumbuh lagi dan pertumbuhan kecerdasan dapat dikatakan selesai, maka yang masih terjadi adalah pertumbuhan kepribadian dan sosial. Hasil yang diharapkan dari pendidikan di SMA yaitu meningkatkan bekal pengetahuan, penghayatan, dan pengamalan agama dalam kehidupannya serta mampu mencari hubungan agama dengan ilmu pengetahuan dan dengan kepentingan masyarakat.

3.Responden yang berpengaruh (influencing person) di pesantren yaitu pimpinan pesantren (kyai), kepala Madrasah Aliyah (MA), staf guru, tenaga administrasi (staf TU), dan karyawan pesantren.

4. Responden pendukung adalah orang yang dipilih dan dipercaya dapat


(34)

yang dimaksud adalah tokoh masyarakat desa lingkar pesantren, baik formal maupun informal. Selain itu, orang tua/wali santri juga dilibatkan dalam penelitian sebagai responden pendukung. Pengambil kebijakan yaitu para pejabat yang ada di lingkungan Kementerian Agama RI, sedangkan pakar ahli yaitu pakar ahli bidang kepesantrenan, baik di lingkungan formal maupun non formal.

5. Lingkungan eksternal pesantren adalah potensi biofisik dan sosekbud desa lingkar pesantren, yaitu Desa Jabonmekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data, data yang dikumpulkan yaitu data tentang karakteristik internal dan eksternal pesantren. Data internal pesantren berupa karakteristik santri, Pimpinan Pesantren, Kepala Madrasah Aliyah, staf guru, staf TU, karyawan, biofisik dan sosekbud pesantren, serta kurikulum pesantren. Data eksternal pesantren berupa karakteristik orangtua/wali santri, tokoh masyarakat desa lingkar pesantren, pakar ahli, biofisik dan sosekbud secara umum desa lingkar pesantren.

Jenis dan pengumpulan data dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel berikut :

Tabel 1 Jenis dan Pengumpulan Data

Jenis Data Pengumpulan Data

Potensi biofisik pesantren dan desa Arsip/dokumen, Observasi Potensi sosekbud pesantren dan desa Observasi, Wawancara Demografi, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan harapan santri Kuesioner

Demografi, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan harapan guru Kuesioner Sikap dan pendapat Pimpinan Pesantren, Kepala MA, Tenaga

Administrasi, Karyawan , Warga Desa, Pengambil Kebijakan, dan Pakar Ahli

Wawancara

Sikap, pendapat, dan sosekbud orang tua/wali santri Kuesioner

Kurikulum Arsip/dokumen

Teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Studi Pustaka

Cara ini dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi tentang pendidikan konservasi, pandangan Islam tentang konservasi, pesantren, dan penerapan pendidikan konservasi di pesantren, dan data pendukung lainnya. Pustaka yang ditelaah berupa buku, laporan, jurnal, dsb.


(35)

2. Wawancara dengan panduan wawancara

Wawancara dilakukan terhadap responden Pimpinan Pesantren dan kepala Madrasah Aliyah (MA) untuk mendapatkan data tentang karakteristik santri secara umum, pengetahuan responden terhadap kondisi pesantren, harapan dan pendapat, serta persepsi tentang adanya pendidikan konservasi yang diterapkan di pesantren. Wawancara juga dilakukan terhadap responden warga desa lingkar pesantren, yaitu tokoh masyarakat (formal dan informal). Wawancara juga dilakukan terhadap responden tenaga administrasi (staf TU) dan karyawan untuk mendapatkan data pendapat dan sikap terkait pelaksanaan pendidikan konservasi dari segi dukungan tenaga dan waktu serta penyediaan sarana dan prasarana. Wawancara terhadap tokoh masyarakat ini untuk mendapatkan data penunjang tentang karakteristik warga desa secara umum, permasalahan lingkungan yang ada di desa, pendapat dan harapan adanya pendidikan konservasi yang diterapkan di pesantren. Wawancara juga dilakukan terhadap responden pengambil kebijakan dan pakar ahli. Wawancara terhadap pengambil kebijakan dan pakar ahli untuk mendapatkan data penunjang tentang persepsi tentang pelaksanaan pendidikan konservasi ditinjau dari aspek karakteristik khas pesantren dan potensi pesantren, serta langkah implementasi program.

3. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari santri, guru, dan orang tua/wali santri. Data yang dikumpulkan dari santri meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki terkait dengan permasalahan lingkungan tertentu, serta harapan santri terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi, sedangkan data yang dikumpulkan dari guru berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait peran guru untuk mentransfer informasi dan memberikan motivasi kepada santri dalam pelaksanaan pendidikan konservasi. Data yang dikumpulkan dari orang tua/wali santri meliputi sikap terkait dengan tanggapan adanya pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren.

4. Observasi/Pengamatan Lapang

Pengamatan lapang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi lingkungan, biologi, fisik, sosial, ekonomi, budaya pesantren dan desa lingkar pesantren dalam kaitannya dengan pendidikan konservasi.


(36)

5. Telaah Dokumen/Arsip

Telaah dokumen/arsip dilakukan terhadap dokumen/arsip kurikulum yang digunakan oleh pesantren, meliputi mata ajaran yang ada di pesantren serta standar kompetensi dan kompetensi dasar.

6. Lokakarya

Lokakarya dilakukan dengan cara mengajak sekelompok informan untuk menanggapi draft hasil penelitian berupa draft rancangan program pendidikan konservasi sehingga akan terjadi diskusi besar. Peserta lokakarya dalam penelitian ini yaitu Pimpinan Pesantren, Kepala MA, perwakilan guru, perwakilan TU, perwakilan santri, pengasuh asrama santri putri, pengasuh asrama santri putra, perwakilan organisasi santri, perwakilan tokoh masyarakat, perwakilan orang tua, kalangan akademisi, dan instansi pemerintah (Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI) dengan perkiraan jumlah peserta sebanyak 25 orang. Lokakarya dilakukan untuk konfirmasi hasil, perumusan rekomendasi dan penyempurnaan draft hasil penelitian sehingga hasilnya berupa rancangan program pendidikan konservasi.

3.5 Pemilihan Responden

1. Santri

Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari santri. Jumlah total responden santri sebanyak 191 orangdengan rincian sebagai berikut : kelas 1 MA berjumlah 79 santri, kelas 2 MA berjumlah 61 santri, dan kelas 3 MA berjumlah 51 santri. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.

2. Pengambil kebijakan pesantren

Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari pengambil kebijakan. Termasuk dalam kelompok ini adalah Pimpinan Pesantren dan Kepala Madrasah Aliyah. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan panduan wawancara.

3. Guru

Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari guru. Jumlah total responden guru sebanyak 22 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.


(37)

4. Tenaga Administrasi (staf TU)

Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari tenaga administrasi (staf TU). Tenaga administrasi sebanyak 6 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara.

5. Karyawan

Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari karyawan pesantren. Karyawan pesantren sebanyak satu orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara.

6. Orang Tua/Wali Santri

Teknik sequential sampling digunakan untuk memperoleh data dari orang tua/wali santri. Responden diambil dari orang tua/ wali santri yang sedang menjenguk santri di pesantren. Jumlah total responden sampel yang diambil sebesar 20%, yaitu 39 orang, seperti yang diungkapkan Gay (1981) dalam Ruseefendi (1994) bahwa untuk penelitian metode deskriptif dengan populasi yang relatif kecil, pengambilan sampel sebesar 20 %. Sequential sampling

mencoba menemukan data yang relevan sebanyak mungkin sampai waktu, biaya, dan tenaga habis atau sampai ada informasi baru dari data yang terkumpul. Prinsip sampling sekuensial yaitu mengumpulkan data-data sampai titik jenuh tercapai, yaitu peneliti terus mengumpulkan data sampai jumlah informasi baru atau keragaman data diisi (Neuman 2006). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.

7. Tokoh Masyarakat

Wawancara untuk tokoh masyarakat baik formal maupun non formal didistribusikan dengan teknik purposive sampling. Tokoh masyarakat yang menjadi sampel adalah orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel, diantaranya berdasarkan pertimbangan kedekatan jarak dan interaksi dengan pesantren, tingkat pendidikan, dan ketokohan. Jumlah tokoh masyarakat yang menjadi sampel ditentukan melalui kecukupan dan keterwakilan informasi.

8. Pengambil Kebijakan

Wawancara untuk pengambil kebijakan didistribusikan dengan teknik


(38)

terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel, diantaranya berdasarkan pertimbangan lamanya menjabat di Kementerian Agama RI yang khusus membidangi kepesantrenan. Jumlah pengambil kebijakan yang menjadi sampel ditentukan melalui kecukupan dan keterwakilan informasi.

8. Pakar ahli

Wawancara untuk pakar ahli didistribusikan dengan teknik purposive sampling. Pakar ahli yang menjadi sampel adalah orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel, diantaranya berdasarkan pertimbangan penelitian-penelitian yang telah dilakukan di Balitbang Kementerian Agama RI dan Balitbang Kehutanan RI. Pertimbangan lain yaitu peran keaktifan di organisasi nasional yang mewadahi perkumpulan pesantren se-Indonesia. Jumlah pakar ahli yang menjadi sampel ditentukan melalui kecukupan dan keterwakilan informasi.

Tabel 2 Matriks metode pengambilan data responden

No Kelompok Sasaran Jumlah Teknik Pengambilan

Data

1 Santri

a. Kelas 1 MA b. Kelas 2 MA c. Kelas 3 MA

79 61 51

Sensus

2 Pengelola Pesantren

a. Pimpinan Pesantren b. Kepala MA

c. Guru d. TU e. Karyawan 1 1 22 6 1 Sensus

3 Orangtua/Wali Santri 39 Sequential Sampling

4 Tokoh Masyarakat Ditentukan berdasarkan

keterwakilan dan kecukupan informasi (7

responden)

Purposive Sampling

5 Pengambil Kebijakan Ditentukan berdasarkan

keterwakilan dan kecukupan informasi (3

responden)

Purposive Sampling

5 Pakar Ahli Ditentukan berdasarkan

keterwakilan dan


(39)

kecukupan informasi (4 responden)

Total 275

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

Data kuantitatif berupa kuesioner diolah dan dianalisis melalui tiga kegiatan, yaitu editing, coding, dan tabulasi (Koentjaraningrat 1977). Pengolahan data dengan penentuan skor hasil jawaban dari kuesioner dengan menggunakan skala likert. Skor yang diberikan menyatakan relevansi jawaban, terkait dengan Pendidikan Konservasi dan dikelompokkan dalam tiga kategori skor :

1. Rendah : jika skor jawaban responden berada pada selang bawah

2. Sedang : jika skor jawaban responden berada pada selang tengah

3. Tinggi : jika skor jawaban responden berada pada selang atas

Penentuan selang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

SA = nilai skor lebih besar dari ST sampai dengan sk max SB = nilai skor lebih kecil dari ST dengan sk min

Keterangan :

ST = selang tengah

Sk min = penjumlahan kuesioner terendah dari semua item jawaban kuesioner Sk max = penjumlahan kuesioner tertinggi dari semua item jawaban kuesioner

SA = selang atas

SB = selang bawah

SD = standar deviasi = simpangan baku

Dimana,

x = jumlah skor tiap responden n = jumlah responden


(40)

Hasil selang tinggi, sedang, dan rendah, persentasenya akan dirata-ratakan sesuai dengan pembagian kategori untuk mengetahui besar-kecilnya komponen yang mengisi pengetahuan, sikap, dan keterampilan:

>50 % = komponen pengisi tinggi

30% s/d 50% = komponen pengisi sedang

<30% = komponen pengisi rendah

Data kualitatif berupa hasil wawancara dan eksplorasi potensi biofisik. Pengolahan dan analisis data kualitatif secara deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan gambaran dari setiap bentuk hubungan antara pertanyaan dan jawaban. Analisis kualitatif berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Uji statistik deskriptif menyajikan data secara ringkas dan jelas dengan tabel dan grafik diagram.

Data kuantitatif dan kualitatif yang telah diolah juga dianalisis dengan pendekatan SWOT. Metode ini merupakan sebuah pendekatan untuk menganalisa hubungan antara faktor eksternal (EFAS) dan yang terdiri dari peluang dan tantangan, serta faktor internal (IFAS) yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan (Rangkuti 2005). Hasil analisis SWOT ini disajikan dalam bentuk matriks faktor internal dan eksternal, kemudian dianalisis secara deskriptif menghasilkan empat strategi (Gambar 2).

Potensi

Matriks faktor internal dan eksternal

Stategi Pendidikan Konservasi Analisis deskriptif

Gambar 2 Kerangka analisis menggunakan metode pendekatan SWOT. Strategi yang dihasilkan dari pendekatan SWOT ini adalah berdasarkan pemetaan matriks faktor internal dan eksternal (Tabel 3).


(41)

Tabel 3 Matriks faktor internal dan eksternal

EFAS IFAS Strengths/ Kekuatan Weakness/Kelemahan

Opportunities/ Peluang

Strategi SO

(Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang)

Strategi WO (Minimalisir kelemahan

untuk memanfaatkan peluang)

Threats/ Ancaman

Strategi ST (Memaksimalkan kekuatan untuk mengatasi ancaman)

Strategi WT (Minimalisasi kelemahan untuk mengatasi ancaman) Keterangan : EFAS = Eksternal Strategic Factor Analysis Summary

IFAS = Internal Strategic Factor Analysis Summary

3.7 Penyusunan Program Pendidikan Konservasi

Program pendidikan konservasi disusun dengan mempertimbangkan

kurikulum pesantren, karakteristik warga pesantren, dan kondisi biofisik sosekbud lingkungan pesantren yang diuraikan dengan pendekatan SWOT. Program pendidikan konservasi dengan pendekatan kurikuler akan disusun menyesuaikan standar kompetensi dari kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional RI, Kurikulum Kementerian Agama RI, dan Kurikulum Pesantren. Program pendidikan konservasi dengan pendekatan ekstrakurikuler disusun dengan memasukkan komponen-komponen berikut: tujuan, indikator, materi, metode, sarana pendukung, dan perkiraan waktu pelaksanaan.


(42)

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak, Luas, dan Kondisi Geografis

Pondok Pesantren Darul Muttaqien terletak di Jalan Raya Jakarta-Bogor kilometer 41. Letak pesantren secara administratif pemerintahan termasuk ke dalam wilayah Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi pesantren dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum.

Pesantren Darul Muttaqien Bogor memiliki lahan seluas 14 hektar. Letak geografis pesantren yang ada di Kecamatan Parung terletak pada LS -60 25‟ - -60

12.2‟ dan BT 1060 43‟

- 1060 58.8‟ dengan ketinggian 111 mdpl (Badan Meteorologi dan Geofisika 2006). Hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor (2010), Pesantren Darul Muttaqien yang terletak di Kecamatan Parung Bogor memiliki temperatur rata-rata tahunan 25,80C, yaitu dengan rentang temperatur minimal 23,030C dan temperatur maksimal 31,60C, sedangkan curah hujan dari pos hujan Kemang sebesar 3.545 mm.

4.2 Sejarah Pesantren Darul Muttaqien Bogor

Pondok Pesantren Darul Muttaqien berawal dari pemberian tanah wakaf olehH. Mohamad Nahar, wartawan senior Kantor Berita Antara seluas 1,8 hektar yang terletak di tepi Jalan Raya Jakarta Bogor kilometer 41. Tanah wakaf tersebut diperuntukkan untuk pendirian lembaga pendidikan Islam yang standar dari segi kualifikasi mutu lulusan, pelayanan, dan manajemen pengelolaannya. Pondok Pesantren Darul Muttaqien resmi didirikan pada tanggal 18 Juli 1988 dan resmi menjadi Yayasan Darul Muttaqien pada tanggal 29 Januari 1992 yang diketuai oleh H. Mohamad Nahar dan sejak tanggal 27 oktober 2002 Darul Muttaqien diketuai oleh M. Lutfi Nahar, S.E.

Penamaan Darul Muttaqien diambil dari nama KH. Endang Zaenal Muttaqien (alm.), seorang ulama besar Jawa Barat yang meninggal bersamaan dengan pendirian Pesantren Darul Muttaqien. Pemberian nama tersebut sebagai rasa ta’dzim (hormat dan memuliakan) serta adanya harapan optimistis terkait


(43)

dengan cita-cita pesantren mencetak generasi yang berkualitas dari segi agama dan pengetahuan.

Sejak berdirinya dari tahun dan Pondok Pesantren Darul Muttaqien telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Jenjang pendidikan yang dikembangkan Pesantren Darul Muttaqien meliputi: TK Islam (RA), Madrasah Diniyah, SD Islam Terpadu, SMP Islam Terpadu, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Pesantren Salafiyah.

4.3 Visi Pesantren

a.Visi Pesantren Darul Muttaqien

Visi Pesantren Darul Muttaqien yaitu menerapkan Pendidikan Islam

terpadu dengan pendekatan “Learning Process” serta berkomunikasi dengan

bahasa Arab dan bahasa Inggris melalui manajemen terpadu dan peningkatan hubungan kemitraan.

b. Visi MA Darul Muttaqien 2010-2014

Visi Madrasah Aliyah tahun 2010-2014 menjadi MA berstandar nasional yang mampu mewujudkan generasi beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu menghadapi tantangan global.

4.4 Misi Pesantren

a. Misi Pesantren Darul Muttaqien

1. Menerapkan Manajemen Terpadu

2. Menerapkan Pendidikan Islam Terpadu

3. Menggunakan Bahasa Arab dan Inggris

4. Mengembangkan dan meningkatkan jaringan kerjasama

5. Meningkatkan hubungan kekeluargaan

6. Menerapkan “Learning Process” yang mendorong kreatifitas dan

kemandirian

7. Mengembangkan potensi-potensi yang dapat digunakan sebagai sumber dana

b. Misi MA Darul Muttaqien

1. Melaksanakan pendidikan berstandar nasional

2. Menyelenggarakan manajemen berbasis madrasah


(44)

4. Meneguhkan aqidah shohihah dan mengamalkan akhlak karimah dalam kehidupan

5. Mewujudkan lingkungan, kondisi, dan proses pendidikan yang Islami

6. Menyelenggarakan pendidikan secara efektif

7. Menyelenggarakan pembelajaran dengan mengembangkan Contextual

Teaching Learning/Student Center

8. Menyelenggarakan pengembangan diri yang berkualitas dan sesuai dengan

kebutuhan siswa tertentu

9. Menciptakan lingkungan berbahasa Arab dan Inggris

10.Menyelenggarakan pembelajaran berbahasa Arab atau Inggris pada mata pelajaran pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada pelajaran tertentu

11.Menyelenggarakan pengembangan diri yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat siswa

4.5 Program Utama Pesantren a. Pesantren Darul Muttaqien

1. Menerapkan Manajemen Terpadu

2. Menerapkan Pendidikan Islam Terpadu

3. Menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam Komunikasi

4. Mengembangkan dan Meningkatkan Hubungan Kerjasama (Net Working)

5. Meningkatkan Hubungan Kekeluargaan

6. Menerapkan Learning Process

7. Mengembangkan Potensi-potensi yang dapat Digunakan sebagai Sumber Pendanaan

b. Program Utama TMI (MTs-MA) Pesantren Darul Muttaqien

1. Orientasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

2. Pelatihan administrasi sekolah

3. Penyempurnaan struktur organisasi sekolah 4. Pembinaan aqidah dan akhlak secara intensif 5. Penciptaan suasana Islami di lingkungan pesantren 6. Pengembangan intelektualitas siswa


(45)

8. Pengembangan kurikulum

9. Peningkatan profesionalisme guru

4.6 Strategi Pesantren

a. Strategi Pesantren Darul Muttaqien

1. Mensosialisasikan perbaikan yang sudah ditetapkan

2. Membentuk tim yang akan menciptakan opini perubahan

3. Merancang program-program perubahan secara sistemik dan terus

menerus

4. Meningkatkan penghargaan (reward)

5. Mewajibkan secara bertahap penggunaan bahasa Arab dan Inggris

6. Menginformasikan keunggulan kompetitif yang dimiliki

7. Melakukan pendekatan formal dan informal dalam membangun kerjasama

dan hubungan kemitraan 8. Melakukan efisiensi kerja

9. Meningkatkan pelayanan kepada para pengguna

10.Mewajibkan setiap individu membuat kontrak perubahan

11.Merancang perubahan-perubahan bersama

b. Strategi TMI (MTs-MA) Darul Muttaqien

1. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah

2. Menanamkan aqidah shohihah dan akhlakul karimah

3. Meningkatkan intelektualitas siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

4. Meningkatkan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris

5. Mengembangkan kurikulum

6. Melakukan standarisasi kompetensi guru

4.7 Tujuan Pesantren

a. Tujuan Pendidikan Pesantren Darul Muttaqien

1. Memiliki kemampuan hidup (skill how to live) adalah bahwa anak-anak dipersiapkan, dibimbing, dan dilatih untuk memiliki jiwa kemandirian-kemauan menolong diri dan orang lain, memiliki jiwa keikhlasan, kesabaran, dan kesungguhan serta bekerja keras.


(46)

2. Memiliki kemampuan belajar (skill how to learn) adalah anak didik memiliki pengetahuan bahwa belajar sebagai proses melakukan perbaikan diri secara terus menerus, belajar adalah sepanjang hidup (long live education) dan pengetahuan cara belajar yang benar.

3. Memiliki kemampuan berkomunikasi (skill how to communicate) adalah anak didik memiliki ketrampilan interpersonal, mampu menyampaikan pikiran-pikirannya dengan baik dengan menjunjung tinggi semangat toleransi dan menghormati pendapat/pikiran orang lain.

Tujuan pendidikan tersebut kemudian disarikan menjadi profil pribadi :

Berkepribadian Mandiri, Kreatif, dan Berwawasan”. b. Tujuan MA Darul Muttaqien (2010-2014)

1. Madrasah memenuhi kriteria sebagai madrasah berstandar nasional

2. Madrasah mampu melaksanakan manajemen berbasis madrasah

3. Madrasah mengembangkan berbagai program dan kegiatan penghayatan

dan pengamalan nilai-nilai Islam

4. Mampu mengantarkan peserta didik mencapai nilai rata-rata kelulusan 7,5

5. 50% lulusan madrasah diterima di PTN

6. Menjadi juara pertama debat bahasa Arab dan Inggris tingkat kabupaten

7. Madrasah memiliki tim inti ekskul yang berprestasi di tingkat kabupaten

8. Madrasah menyelenggarakan proses pembelajaran berbasis teknologi dan

komunikasi pada semua mata pelajaran.

4.8 Kurikulum Pesantren

Kurikulum Pesantren Darul Muttaqien adalah kurikulum yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicanangkan Pondok Pesantren Darul Muttaqien meliputi penyiapan dan perencanaan dari SDM, manajemen, pendekatan pembelajaran, muatan atau bahan ajar, dan kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Hal itu dipertimbangkan secara komprehensif agar dapat menjadi kendaraan (vehicle) untuk mencapai tujuan yang sudah ada.

Kurikulum terpadu Pesantren Darul Muttaqien dirancang dengan pertimbangan bahwa seluruh proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas didekati sebagai sebuah satu kesatuan yang padu (integrated) untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ada.


(47)

Kurikulum Terpadu Pondok Pesantren Darul Muttaqien juga meliputi perencanaan yang sistematis bahwa keseluruhan kegiatan yang ada telah dirancang demi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dari bentuk kegiatan harian, mingguan, dan bulanan dalam sebuah master plan yang komprehensif dilengkapi dengan keseluruhan perangkat pendukung dan indikatornya.

Kurikulum yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Muttaqien adalah Kurikulum Terpadu yaitu meliputi keterpaduan seluruh aspek dari materi bahan ajar kurikulum negara dan kurikulum pesantren, baik praktek maupun teori. Oleh karena itu, kurikulum TMI Darul Muttaqien (MTs-MA) merupakan sebuah kurikulum yang secara khusus didesain untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang telah dinyatakan dalam visi dan misi Darul Muttaqien yaitu : membentuk sebuah sosok pribadi yang berakhlak karimah, memiliki pengetahuan yang berimbang antara agama dan umum, kreatif, mandiri, dan berwawasan yang memiliki kemampuan berupa :

1. Keterampilan dan kemampuan bagaimana cara belajar yang benar serta pemahaman bahwa belajar adalah sebuah proses yang terus menerus

2. Keterampilan dan kemampuan bagaimana cara hidup yang benar

3. Keterampilan dan kemampuan berkomunikasi

Pesantren Darul Muttaqien juga melakukan upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, misalnya para guru mendapatkan perhatian khusus sebagai bagian yang sangat penting (cutting edge) yang harus terus mendapatkan

upaya-upaya pengembangan baik skill maupun wawasannya, diantaranya kuliah,

seminar, workshop, dan lain-lain.

Pesantren Darul Muttaqien menggunakan pendekatan “learning process

pada proses kegiatan belajar-mengajar. Penerapan model pendekatan ini diharapkan akan dapat memotivasi anak didik dan guru secara bersama-sama untuk terus belajar. Guru dan anak didik memiliki kesadaran bahwa belajar adalah bagian yang sangat signifikan dari proses hidup. Pendekatan ini juga akan merangsang tumbuhnya daya kreatifitas anak didik maupun guru sekaligus dalam proses pembelajaran.

Pondok Pesantren Darul Muttaqien telah menerapkan “integrated management” dari aspek manajemen pendidikannya. Suatu pendekatan bahwa


(1)

Lampiran 23 Daftar nama guru di MA Darul Muttaqien tahun 2010

No Nama L/P Guru Bidang Studi

1. Ahmad Suwardi L Sosiologi

2. Ahmad, S.Sos. I L Bahasa Indonesia

3. Asnawi MA, S.Ag. L Bahasa Arab, Balaghah

4. Barkatin, S.Pi P Kimia

5. Drs. Aqshodi, M.Ag. L Bahasa Arab, Tarbiyah 6. Drs. Syarif Hidayatullah, M. Kom L Fisika, Matematika

7. Endang Iriawan, M.Si. L Fisika

8. H. Iwan Dahwani L Ushul Fiqih

9. Hendrizal Rasyid, S.S L Bahasa Inggris

10. Iyus Yusriyanti, SE. P Ekonomi

11. M. Abdil Fathir, S.Pd. L Bahasa Arab

12. M. Hasyim, S.Pd. L Nahwu, Faroidh

13. Martini, S. Ag. P Akuntansi

14. Muhammad Jajang Abdullah L Aqidah Akhlaq, Tafsir

15. Sriyono L Komputer

16. Suprayitno, ST. L Matematika

17. Yasin, SE. L Ekonomi

18. Yudo Hariyanto, S.Ag. L Sejarah Kebudayaan Islam

19. Zuhria Wahidah, S.P. P Biologi

20. Aos Abdul Gaos L Bahasa Inggris

21. Iskandar Zulkarnaen, S.PdI. L Bahasa Arab 22. Niken Puji Lestari, S.Pd. P Bahasa Indonesia


(2)

Lampiran 24 Daftar nama tenaga administrasi di MA Darul Muttaqien tahun 2010

No Nama L/P Umur

(tahun) Pendidikan Asal Bagian

1. Narwati P 19 MA Bogor Keuangan

2. M. Fahrul U, S. Kom L 27 S1 Bogor Pendataan

3. Komarudin L 36 MA Karawang Pendataan

4. Darojat L 31 SLTA Bogor Kepala TU

5. Heri Hasary, S.PdI. L 33 S1 Jakarta Pendataan


(3)

Lampiran 25 Nama dan jumlah bangunan Pesantren Darul Muttaqien Bogor

No. Nama Bangunan/Ruang Jumlah

1. Masjid 2

2. Asrama santri putra 2

3. Asrama santri putri 2

4. Ruang belajar 60

5. Wartel 1

6. Toko pelajar 1

7. Cafetaria 1

8. BMT (Unit Simpan Pinjam) 1

9. Kantor koperasi 1

10. Perpustakaan 1

11. Lab IPA/Biologi 1

12. Lab Bahasa 1

13. Lab Komputer 1

14. Lab Audio Visual 1

15. Lab PAI 1

16. Ruang pertemuan 1

17. Asrama guru 12

18. Ruang perkantoran 6

19. Ruang guru dan wali kelas 6

20. Ruang kepala sekolah 6

21. Ruang organisasi santri 1

22. Poliklinik 1

23. Lapangan sepak bola 1

24. Lapangan basket 2

25. Lapangan bulu tangkis 2

26. Lapangan voli 2

27. Lapangan tenis meja 2

28. Lapangan putri 1

29. Dapur 2

30. Sumur bor 10


(4)

(5)

Lampiran 26 Denah lokasi Pesantren Darul Muttaqien Bogor

Darul Muttaqien


(6)

Lampiran 27 Data Pengambil Kebijakan dan Pakar Ahli

No Nama Jabatan Posisi

1. Drs. Imam Syafi‟i, M.Pd

Kasubdit Pendidikan Pesantren, Kemenag RI

Pengambil Kebijakan 2. Drs. Khaeroni. M.Si Kasubdit Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat, Kemenag RI

Pengambil Kebijakan 3. Ruchman Bashori,

M.Ag.

Kasi Kesantrian Subdit Pendidikan Pesantren, Kemenag RI

Pengambil Kebijakan 4. Dr. HM Amin Haedari Kepala Puslitbang Diklat

Kementerian Agama RI, ketua Rabithah Ma’had Islamy (RMI) PBNU, mantan Direktur

Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

Pakar Ahli

5. Dr. Ir. Tachrir Fathoni, M.Sc

Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian (Balitbang) Kementerian Kehutanan RI

Pakar Ahli

6. Prof. Dr. Khairil Anwar Notodiputro, MS.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementerian Pendidikan Nasional RI

Pakar Ahli

7. Dr. Ir. Ahmad Dimyati, MS.

Mantan Dirjen Agronomi dan Hortikultura Kementerian Pertanian RI, ketua LPPNU (Lembaga Pengembangan dan Pertanian Nahdlatul Ulama) PBNU