Kementerian Kehutanan RI terkait pelaksanaan pendidikan konservasi melalui jalur pendidikan formal pesantren.
3. Dukungan dari stakeholder masyarakat sekitar pesantren, dunia usaha,
orang tuawali santri, instansi pemerintah, dan peneliti. 4.
Adanya potensi sumberdaya alam, sosial, dan budaya di luar pesantren menunjang pelaksanaan pendidikan konservasi.
b. Ancaman Threats
1. Pesimisme warga terhadap keberhasilan program pendidikan konservasi
karena output yang dihasilkan tidak secara instan dan butuh waktu yang relatif tidak singkat.
Strengths - S
10. Kebijakan Pimpinan Pesantren dan Kepala Madrasah Aliyah
yang mendorong adanya pendidikan konservasi. 11.
Secara umum, guru bersedia mengintegrasikan materi pendidikan konservasi pada mata pelajaran yang diajarkan.
12. Adanya keinginan yang kuat dari mayoritas warga pesantren
untuk mewujudkan suasana kehidupan pesantren yang berwawasan lingkungan.
13. Adanya keinginan kuat dari keseluruhan santri untuk
mengikuti penyelenggaraan pendidikan konservasi. 14.
Memiliki lahan yang luas dan prasarana fisik lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang penyelenggaraan program
pendidikan konservasi. 15.
Memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna di lingkungan pesantren yang dapat dikembangkan sebagai
sumber pembelajaran. 16.
Memiliki program-program lingkungan yang telah dan akan dilaksanakan oleh pesantren.
17. Memiliki keberagaman mata ajaran yang dapat menjadi
wadah integrasi materi konservasi. 18.
Adanya kemungkinan pengembangan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di bawah OPDM Organisasi Pelajar Darul
Muttaqien.
Weaknesses - W
5. Sebagian besar guru belum memiliki kompetensi
mengajar pendidikan konservasi. 6.
Ada sebagian kecil guru yang belum bersedia mengintegrasikan materi pendidikan konservasi
pada mata ajaran yang diasuhnya. 7.
Ketersediaan saranaperalatan laboratorium masih kurang.
8. Beban mata ajaran yang ada sudah padat, sehingga
tidak memungkinkan untuk penambahan mata ajaran baru.
Opportunities – O
5. Adanya kesepakatan antara Kementerian Agama
RI dengan Kementerian Lingkungan Hidup terkait dengan pelaksanaan teknis pengembangan eco-
pesantren. 6.
Adanya kerjasama organisasi Islam besar di Indonesia Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah
dengan Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Kementerian Kehutanan RI terkait pelaksanaan
pendidikan konservasi melalui jalur pendidikan formal pesantren.
7. Dibutuhkannya santri lulusan pesantren yang
memiliki keimanan dan ketaqwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sikap ramah
lingkungan dan dapat membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup di masyarakat.
8. Dukungan dari stakeholder masyarakat sekitar
pesantren, dunia usaha, orang tuawali santri, instansi pemerintah, dan peneliti.
9. Adanya potensi sumberdaya alam, sosial, dan
budaya di luar pesantren menunjang pelaksanaan
Strategi S – O
1. Menyingkronkan kebijakan Pimpinan Pesantren dan Kepala
Madrasah Aliyah untuk menentukan pendekatan pelaksanaan pendidikan konservasi dengan kebijakan pemerintah S1, O1,
O2 2.
Meningkatkan kualitas guru untuk pelaksanaan pendidikan konservasi S2, S3, O1, O2, O4
3.
Memanfaatkan potensi
pesantren dan
sekitar untuk
mewujudkan karakter santri berbudaya lingkungan dan kehidupan pesantren berbudaya lingkungan S3, S7, S8, S9,
O3, O5
4.
Meningkatkan kerjasama dengan berbagai instansi S1, O1, O2, O4
Strategi W - O
1. Meningkatkan
kompetensi guru
dengan memberdayakan para stakeholders yang ada W2,
O1, O2, O4 2.
Meningkatkan motivasi para guru untuk mengintegrasikan materi pendidikan konservasi
pada kegiatan pembelajaran W3, O3, O4 3.
Meningkatkan sarana pesantren dengan mengakses kemitraan pihak luar W1, O1, O2, O4
pendidikan konservasi.
Threats - T
2. Pesimisme warga terhadap keberhasilan program
pendidikan konservasi
karena output yang
dihasilkan tidak secara instan dan butuh waktu yang relatif tidak singkat.
Strategi S – T
1. Memanfaatkan semua sumberdaya pesantren dan sekitar untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan santri terkait dengan konservasi S5, S6, T1
2. Meningkatkan peran serta warga masyarakat terhadap
pendidikan konservasi S7, T1 3.
Mentargetkan kualitas santri yang dapat memberi teladan dan memotivasi masyarakat untuk turut serta memecahkan masalah
lingkungan S3, S4, T1
4.
Mengimplementasikan secara praktis hasil pembelajaran program
pendidikan konservasi
untuk meningkatkan
kepercayaan dan menumbuhkan dukunganpartisipasi dari masyarakat, institusi pemerintahan dan lembaga sumber dana
S3, S4, T1
Strategi W – T
1. Menyusun program pendidikan konservasi bagi
santri dengan memperhatikan karakteristik santri, potensi biofisik-sosekbud, dan kurikulum yang ada
di pesantren dan sekitar pesantren W3, T1 2.
Meningkatkan hubungan kerjasama dengan warga sekitar pesantren untuk menyukseskan program
pendidikan konservasi serta untuk menciptakan desa yang ramah lingkungan W4, T1
Gambar 27 Matriks SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats.
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan maka strategi prioritas yang harus dilakukan oleh Pesantren Darul Muttaqien Bogor dalam rangka membuat
rancangan program pendidikan konservasi adalah : 1.
Tema pendidikan konservasi yang diangkat yaitu“Mengembangkan Santri Pro Konservasi
.” 2.
Pendidikan konservasi dilaksanakan dengan pendekatan integrasi melalui
pengkayaan materi maupun penambahan kompetensi dasar pada mata ajaran biologi, sosiologi, bahasa Inggris, al-
Qur‟an hadits, fiqih, aqidah akhlak, bahasa Arab, fiqih kitab kuning, tafsir kitab kuning, dan hadits kitab kuning,
dan pendekatan ekstrakurikuler dengan membentuk klub baru di bawah OPDM Organisasi Pelajar Darul Muttaqien dengan nama “Kader
Konservasi”.
3. Pengembangan program pendidikan konservasi dengan memanfaatkan
potensi pesantren dan sekitar yang dapat digunakan untuk penyampaian materi, media, dan metode.
Hasil analisis SWOT juga menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang harus dipenuhi untuk meningkatkan peluang keberhasilan pelaksanaan
pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien.. Hal-hal yang harus dipenuhi diantaranya yaitu:
1. Sosialisasi kepada guru tentang pelaksanaan pendidikan konservasi
dengan pendekatan integratif 2.
Meningkatkan kompetensi guru dalam mengintegrasikan materi pendidikan konservasi pada pelaksanaan pendidikan konservasi.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan
pendidikan konservasi. 4.
Pembuatan program detail dalam GBPP 5.
Monitoring dan evaluasi untuk perbaikan dan kedinamisan program. 6.
Meningkatkan kerjasama dengan stakeholder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu dapat berupa peningkatan kualitas guru, bantuan
pendanaan maupun sarana prasarana
5.9 Program Pendidikan Konservasi