Pelaksanaan Pendidikan Konservasi melalui Jalur Formal

2. Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk mendapatkan kesadaran, pengetahuan, keahlian, dan komitmen untuk melakukan konservasi sumberdaya alam 3. Membentuk pola perilaku yang ramah terhadap sumberdaya alam 4. Mengembangkan etika konservasi 5. Memberantas buta konservasi 6. Meningkatkan kualitas sumberdaya alam

2.3.2 Pelaksanaan Pendidikan Konservasi melalui Jalur Formal

Pelaksanaan pendidikan konservasipendidikan lingkungan hidup di sekolah menurut Masy‟ud 2001 dapat dilakukan dengan strategi dasar, sebagai berikut : 1. Pendekatan pembelajaran dapat ditempuh melalui pendekatan kurikuler dengan cara integrasi atau dikembangkan sebagai kajian khusus dengan pendekatan monolitik MULOK, atau dikenal sebagai metode infuse dan block Leksono 2008. 2. Pelaksanaannya di sekolah sebaiknya tetap menggunakan satuan organisasi pendidikan yang sudah ada dalam struktur. 3. Pengembangan PLH di sekolah dapat dilakukan baik level sekolah program sekolah, juga perlu didorong pengembangannya pada level kelas atau bidang studi mata pelajaran dengan melibatkan sebanyak mungkin peran guru. 4. Untuk menjamin keberhasilannya, pelaksanaan PLH harus dilakukan secara berkelanjutan dan taat asas konsisten, baik pada level sekolah, kelas, atau mata pelajaran. Dalam hal ini setiap sekolah dapat mengembangkan jaringan kemitraan dengan institutsi lain yang menaruh minat dan perhatian dalam bidang pendidikan danatau lingkungan. 5. Untuk mengukur keberhasilannya, perlu dilakukan kegiatan evaluasi dan pemantauan secara teratur dan berkesinambungan. 6. Penerapan prinsip “Reward and punishment” penghargaan dan hukuman kepada setiap pelaku guru, sekolah maupun instansi pembina terkait penting dilakukan untuk mendorong perkembangan pelaksanaan PLH di sekolah-sekolah. Pelaksanaan kegiatan pendidikan konservasi melalui jalur sekolah formal maka unsur kunci yang harus diperhatikan adalah kurikulum sekolah, guru, sarana pendidikan yang tersedia serta siswa latar belakang, sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan geografisnya Muntasib 1998. Pengembangan pendidikan konservasi di lingkungan sekolah dapat dilakukan di di dalam kelas dan di luar kelas. Pelaksanaan di dalam kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara Rachmawati 2000, diantaranya : 1. Materi atau bahan mengenai pendidikan konservasi dimasukkan ke dalam setiap mata pelajaran yang ada. 2. Memadukan atau menyatukan materi pendidikan konservasi ke dalam materi bidang studi atau mata pelajaran tertentu. 3. Menyisipkan beberapa pokok bahasan di dalam pembahasan suatu mata pelajaran. 4. Membuat soal-soal mengenai pendidikan konservasi. Pelaksanaan pendidikan konservasi di luar kelas merupakan kelanjutan dari apa yang sudah diberikan di dalam kelas Rachmawati 2000. Menurut Suyudi 2008, penerapan pendidikan konservasipendidikan lingkungan hidup dibutuhkan para pelatih atau guru yang diharapkan dapat menerapkan dan melanjutkan bahkan bila mampu mengembangkan program tersebut dari pengalaman yang diperoleh selama menjalankan programnya. Disamping itu, juga dibutuhkan persiapan lain mulai dari penyusunan silabus, pembuatan modul, penyiapan calon trainer dan fasilitator, penyiapan core team yang akan menjadi advisory sekaligus technical asistance bagi para guru dan pelatih, uji coba modul serta penyempurnaan modul dari proses uji coba. Melalui serangkaian kegiatan di atas, diharapkan modul pendidikan lingkungan hidup dapat diimplementasikan menjadi muatan lokal di sekolah tingkat dasar dan menengah sebagai langkah membangun kesadaran baru dalam melestarikan lingkungan hidup bagi kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang Metode yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pendidikan konservasipendidikan lingkungan hidup antara lain demonstrasi, percobaan eksperimen, penyelidikan inquiry, karyawisatawidyawisata fieldtrip, pengajaran proyek, diskusi, studi kasus, bermain peran, simulasi, brainstorming, dan kontrak belajar Masy‟ud 2001; Adisenjaja dan Romiah 2009.

2.3.3 Perencanaan Program Pendidikan Konservasi