5.4 Analisa Kelayakan Usaha Industri Kecil Brownies Elsari ASPEK KEUANGAN
Pada bagian ini akan dibahas analisa kelayakan usaha dari industi kecil Elsari. Untuk menghitung analisa kelayakan usaha dari Industri Kecil
Brownies Elsari dengan menggunakan kriteria investasi : NPV Net Present Value
, IRR Internal Rate of Return, BC ratio dan Payback Period maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai Biaya Investasi yang telah dikeluarkan
oleh Industri Kecil Elsari dari awal berdiri hingga sekarang, Biaya Operasional Produksi, Biaya Bunga Pinjaman, Biaya Penyusutan dan biaya-
biaya lainnya Biaya Administrasi, Biaya Overhead. Menurut Volume Produksi maka Biaya dapat dibagi menjadi Biaya Tetap
Fixed Cost dan Biaya Tidak Tetap Variable Cost dimana besar dari Biaya Tetap tidak dipengaruhi oleh volume produksi sedangkan Biaya Tidak Tetap
tergantung dari volume produksi. Biaya Total Total Cost merupakan penjumlahan dari Biaya Tetap
Fixed Cost dengan Biaya Tidak Tetap Variable Cost.
1.
Biaya Investasi Awal dan Aset Elsari
Pada awal usaha industri kecil Elsari mempunyai modal sebesar tiga juta rupiah. Uang tersebut dipergunakan sebagai modal awal untuk usaha.
Modal tersebut diinvestasikan dalam bentuk asetbarang yaitu berupa peralatan untuk keperluan produksi bila berdasarkan umur ekonomisnya
sebagian berupa aset tetap tetapi sebagian merupakan supply karena umurnya kurang dari satu tahun dan perlengkapan kantor. Aset Industri
Kecil Elsari pada awal usaha adalah sebagai berikut : 1 satu buah unit kompor gas, 1 satu buah meja produksi yang terbuat dari kayu, 2 dua
unit mixer kecil, 50 loyang, 2 dua unit oven duduk biasa, satu buah meja tulis dan dua buah kursi kerja seperti terlihat pada Tabel 31. Dengan
investasi tersebut dapat dihasilkan produk brownies sebesar 600 box per bulan. Sistem pemasaran masih door to door dari satu komplek perumahan
ke komplek perumahan lainnya.
Tabel 31 Modal awal investasi Industri Kecil Brownies Elsari Tahun 2003
ASET Satuan
Jumlah Aset
Kompor gas unit 1
Meja Produksi Kayu buah 1
Mixer Kecil unit 2
Loyang buah 50
Oven duduk biasa unit 2
Meja Tulis buah 1
Kursi buah 2
Sumber : IK Elsari, 2009
Jumlah aset dari industri kecil Elsari dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 32 sampai dengan Tabel 35. Tabel 32
memperlihatkan jumlah aset Industri Kecil Elsari secara kumulatif dari tahun 2003 s.d. tahun 2009. Nilai kumulatif tiap tahun dari aset tersebut
dapat dilihat pada Tabel 33. Pada Tabel-tabel tersebut aset dibagi dalam dua kelompok yaitu Aset Tidak Bergerak dan Aset Bergerak Kendaraan
Bermotor Besarnya Investasi IK Elsari per tahun dapat dilihat pada Tabel 35.
Sedangkan untuk melihat besarnya penambahan biaya investasi yang dilakukan tiap tahun dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19
dimana investasiaset dikelompokkan kedalam : peralatan dan mesin produksi, perlengkapan kantor, dan supply barang penunjang
produksibarang pakai habispersediaan karena umurnya maksimum satu tahun.
Umur ekonomis dari peralatan tersebut dan Nilai Sisa diakhir umur ekonomisnya dapat dilihat pada Table 34. Umur ekonomis ini didapat dari
hasil wawancara dengan pemilik IK Elsari berdasarkan pengalaman selama lebih dari lima tahun menjalankan usaha dan sebagian lainnya
merupakan asumsi yang diambil. Asumsi yang dipakai untuk umur ekonomis dan Nilai Sisa barang
adalah sebagai berikut : a. Kendaraan Bermotor = 5 tahun, Nilai Sisa = 80 dari harga awal.
b. Komputer = 3 tahun, Nilai Sisa = 50 dari harga awal dengan alasan cepatnya perkembangan teknologi komputer sehingga Nilai Sisa
cenderung cepat turunnya. c. Kulkas = 3 tahun, Nilai Sisa = 25 dari harga awal
d. Meja dan Rak terbuat dari stainless steel = 10 tahun. Nilai Sisa = 50 dari harga awal, dengan alasan mejarak stainless steel pada umur
tersebut masih mempunyai nilai jual cukup baik karena terbuat dari bahan stainless steel dan mempunyai kekuatan yang baik.
Tabel 32 Jumlah Kumulatif Aset Industri Kecil Brownies Elsari
Jumlah Kumulatif Aset pada Tahun buah: ASET
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 I. ASET TIDAK BERGERAK
Kompor gas
1 2 4 6 6 6 6 Meja
Produksi Kayu
1 2 3 3 3 3 3 Meja Produksi Stainless Steel
- -
- -
- 2
2 Rak
kayu - 2 3 4 4 4 4
Rak stainless steel -
- -
- -
2 2
Kulkas - 1 1 1 1 1 1
Mixer Besar
- - 1 1 1 1 1 Mixer
Kecil 2 4 5 5 5 4 4
Loyang 50 200 300 600 500 500 500
Oven berdiri
- - 1 1 1 2 2 Oven
duduk biasa
2 4 4 4 4 4 4 Oven duduk kukus stainless steel
- -
- -
- 2
2 Oven Brownies Stainless Steel
- -
- -
- 8
8 Komputer
- 1 1 1 1 2 2 Meja
Tulis 1 3 6 5 6 7 7
Kursi 2 5 6 6 6 6 6
II. ASET BERGERAK Kendaraan Bermotor
Sepeda motor
- 1 2 3 4 3 3 Mobil
Hijet - 1 - - - - -
Mobil Carry
- - 1 1 1 1 1 Mobil
APV - - - 1 1 1 1
Mobil Suzuki Carry Box -
- -
- -
- 1
e. Nilai sisa untuk barang-barang lain yang rusak setelah umur ekonomis dianggap tidak mempunyai nilai sisa nilai sisa = 0
f. Besarnya penyusutan ditentukan dengan Metode straight line. Proyeksi penyusutan investasi industri kecil Elsari dapat dilihat pada
Lampiran 14 dan Lampiran 14a. Pada Lampiran tersebut, untuk tahun 2008 masih terdapat beberapa aset yang belum mencapai nilai
ekonomisnya sehingga pada tahun tersebut masih mempunyai nilai sisa.
Tabel 33 Nilai Kumulatif Aset Industri Kecil Brownies Elsari
Nilai Kumulatif Aset pada Tahun dalam ribuan rupiah
No. Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
A BIAYA INVESTASI
I. ASET TDK BERGERAK
Kompor gas 300
600 1,200
1,800 1,800
1,800 1,800
Meja Produksi Kayu 250
500 750
750 750
750 750
Meja Produksi Stainless Steel -
- -
- -
8,000 8,000
Oven berdiri -
- 3,000
3,000 3,000
6,000 6,000
Mixer Besar -
- 3,000
3,000 3,000
3,000 3,000
Mixer Kecil 1,000
2,000 2,500
2,500 2,500
2,000 2,000
Loyang 300
1,200 1,800 3,600 3,000 3,000 3,000 Kulkas
- 2,000
2,000 2,000
500 500
500 Oven duduk biasa
500 1,000
1,000 1,000
1,000 1,000
1,000 Oven duduk kukus stainless
steel -
- -
- -
1,000 1,000
Rak kayu -
400 600
800 800
800 800
Rak stainless steel -
- -
- -
8,000 8,000
Oven Brownies Stainless Steel -
- -
- -
4,000 4,000
Komputer -
3,000 3,000
3,000 3,000
6,000 6,000
Meja Tulis 500
1,500 3,000
2,500 3,000
3,500 3,500
Kursi 600
1,500 1,800 1,800 1,800 1,800 1,800
II. ASET BERGERAK Kendaraan Bermotor
Sepeda motor -
12,500 25,000
37,500 50,000
37,500 37,500
Mobil Hijet -
12,000 -
- -
- -
Mobil Carry -
- 85,000
85,000 85,000
85,000 85,000
Mobil APV -
- -
117,000 117,000
117,000 117,000
Mobil Suzuki Carry Minibus -
- -
- -
- 77,000
Jumlah Sub Total B =
Total Biaya
Investasi 3,450 38,200 133,650 265,250 276,150 298,650 375,650
Tabel 34 Umur Ekonomis Aset Industri Kecil Brownies Elsari
Nama Barang Umur
Ekonomis Barang
Harga satuan x Rp. 1000
Nilai Sisa x Rp. 1000
I. ASET TIDAK BERGERAK
Kompor gas 2
thn 300
- Meja Produksi Stainless Steel
10 thn
4,000 2,000
Oven berdiri 1
thn 3,000
- Mixer Besar
2 thn
3,000 -
Mixer Kecil 6
bln 500
- Loyang
1 thn
6 -
Kulkas 3
thn 2,000
500 Oven duduk kukus stainless
steel 1
thn 500
- Rak stainless steel
10 thn
4,000 2,000
Oven Brownies Stainless Steel 1
thn 500
- Komputer
3 thn
3,000 1,500
Meja Tulis 10
thn 500
- Kursi
10 thn
300 -
II. ASET BERGERAK Kendaraan Bermotor
Sepeda motor 5
thn 12,500
10,000 Mobil Hijet
5 thn
12,000 9,600
Mobil Carry 5
thn 85,500
68,400 Mobil APV
5 thn
117,000 93,600
Mobil Suzuki Carry Minibus 5 thn
77,000 61,600
Keterangan : berdasarkan asumsi
Di dalam analisa loyang dianggap mempunyai umur ekonomis maksimum satu tahun, hal ini dikarenakan kondisi perlakuan di pabrik
berbeda dengan di rumah, demikian pula untuk kondisi loyang yang berkarat tidak dipakai lagi karena akan berpengaruh terhadap hasil akhir
produk brownies yaitu dilihat dari sisisudut pandang kesehatan keamanan produk terhadap kesehatan manusia. Begitu pula dengan
mixer-kecil karena dipakai setiap hari berakibat pada cepat rusaknya mixer tersebut dan rata-rata hanya dapat bertahan selama enam bulan.
Tabel 35 Investasi Industri Kecil Brownies Elsari per Tahun
Besar Investasi per Tahun ribuan Rp. INVESTASI
Jmh Investasi
Awal Thn 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
I. INVESTASI BENDA TDK BERGERAK
Kompor gas
300 300 900 600 900 600 900
Meja Produksi Kayu 250
250 250
Meja Produksi Stainless Steel 8,000
Rak kayu
400 200
200 0 0 0
Rak stainless steel 8,000
Kulkas 2,000 0 0
0 0 0 Mixer Besar
3,000 3,000
3,000 Mixer Kecil
1,000 4,000
5,000 5,000
5,000 4,500
4,000 Loyang
300 1,200 1,800 3,600 3,000 3,000 3,000
Oven berdiri
0 3,000 3,000 3,000 6,000 3,000
Oven duduk biasa 500
1,000 1,000
1,000 1,000
Oven duduk kukus stainless steel
0 1,000 1,000 Oven Brownies Stainless Steel
4,000 4,000
Komputer 0 3,000
3,000 3,000
Meja Tulis 500
1,000 1,500
500 500
Kursi 600
900 300 0
0 0 0
II. INVESTASI BENDA BERGERAK Kendaraan Bermotor
Sepeda motor
12,500 12,500
12,500 12,500 0 0
Mobil Hijet
12,000 0 0 0 0 0
Mobil Carry
0 0 85,000 0
0 0 0 Mobil
APV 0 0 0
117,000 0 0 0
Mobil Suzuki Carry Minibus 77,000
JUMLAH
3,450 38,550 114,450
142,900 31,900 38,600
95,900
2.
Jumlah Produksi Brownies Elsari per Tahun
Untuk menentukan jumlah produksi brownies Elsari per tahun beberapa asumsi digunakan disini dikarenakan kurangnya data pendukung
data tidak tercatat terutama pada awal berdirinya Elsari pada tahun 2003 dan 2004. Berdasarkan lembaran “Riwayat Hidup Elsari Brownies
Bakery” yang dibuat pada tanggal 18 Oktober 2008 oleh pemilik Elsari tertera produksi per bulan 600 box namun per tahun tertulis 6000 box
bukan 7200 box sehingga untuk keperluan analisa diambil produksi pada tahun 2003 sebesar 600 box per bulan, dengan pertimbangan seseorang
lebih mudah mengingat dalam jangka waktu selang waktu pendek dibandingkan dalam kurun waktu yang lebih panjang.
Pada tahun 2004 data penjualan tercatat hanya pada bulan Oktober, November dan Desember, sedangkan pada sembilan bulan diawal tahun
tidak terdapat data. Asumsi produksi Elsari pada bulan Januari dianggap masih berproduksi 600 box per bulan, pada bulan Februari 2004 telah
berproduksi 900 box per bulan, dua bulan selanjutnya Maret dan April 2004 diasumsikan berproduksi 1200 box per bulan dan 1500 box per
bulan, demikian seterusnya dimana setiap bulan diasumsikan naik 300 boxbulan sehingga pada bulan September 2004 jumlah brownies yang
diproduksi berjumlah 3000 box per bulan. Diasumsikan juga jumlah produksi dianggap sama dengan jumlah penjualan.
Tabel 36 Penjualan Elsari Tahun 2004 s.d. 2007
Tahun box brownies
Bulan 2004
2005 2006
2007 Rata-rata
box brownies
Januari 600
4139 4191
4085 4857.3
Februari 900
4264 3938
5918 4553.0
Maret 1200
4799 4404
6864 4429.3
April 1500
4455 4661
7483 5011.3
Mei 1800
4003 5616
6517 5494.3
Juni 2100
3726 5647
5757 5618.7
Juli 2400
4051 5744
4456 5437.3
Agustus 2700
4544 5920
5518 5407.0
September 3000
4306 4367
4367 4376.3
Oktober 3483 4382
4722 4993
4526.3 November 4310
2993 6242
- 3890.0
Desember 4416 4881
5457 - 4763.3
Rata-rata 2367.42 4211.92
5075.75 5595.80
Jumlah produksi per
tahun 28,409 50,543 60,909
67,150
Sumber = Elsari, 2009, diolah = asumsi, kenaikan produksi disesuaikan dengan jumlah penambahan tenaga kerja per bulan
pada tahun 2003 = rata-rata dari riil penjualan = jumlah Januari s.d. Oktober 2007 + 2 x 5595.80
= tidak ada data tidak diperoleh
Asumsi tersebut diambil berdasarkan keterangan pemilik Elsari bahwa penambahan tenaga kerja setiap bulan bertambah satu orang sehingga
jumlah karyawan pada akhir tahun 2004 berjumlah 10 orang untuk analisa diambil 6 orang yaitu pada tengah tahun dan pernyataan dari pemilik
Elsari bahwa pada bulan-bulan tersebut di tahun 2004 jumlah produksi telah mencapai 2000-2500 box per bulan.
Sedangkan untuk tahun 2008 angka produksi sebesar 70.952 box di dapat dari nilai pendapatan Elsari tahun 2008 sebesar Rp.
1,546,753,600,-
per tahun dibagi dengan harga penjualan per box senilai Rp. 21.000box untuk harga counter dan harga normal Rp. 25.000box pada counter Elsari
di Pondok Rumput, dimana 80 dari produk Elsari disebar ke counter- counter dan 20 merupakan penerimaan dari counter Elsari. Perhitungan
ini diambil dikarenakan data penjualan per bulan untuk tahun 2008 masih belum tersusun.
3.
Biaya Tidak Tetap Biaya Variabel
Biaya-biaya variabel variable costs adalah biaya - biaya yang dihubungkan terhadap pengoperasian yang secara total berubah-ubah
sesuai dengan banyaknya keluaran output. Biaya tidak tetap mencakup biaya yang dikeluarkan pada saat peralatan beroperasi. Besarnya biaya
tergantung pada jumlah jam kerja pemakaian atau jumlah produk yang dihasilkan.
Biaya variabel pada pembuatan brownies Elsari terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya kemasan, biaya BBG elpiji
serta biaya belanja barang peralatan produksi.
Biaya Bahan Baku Brownies
Banyaknya bahan baku yang diperlukan oleh Industri Kecil Elsari setiap tahunnya terlihat pada Tabel 37.
Tabel 37 Jumlah Bahan Baku yang Dibutuhkan untuk Produksi Brownies dari Tahun 2004 s.d. 2008
Jumlah Bahan Baku Terpakai pada Tahun : No.
Bahan Baku Unit
Quantity per unit
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Jumlah Produksi box 1 1,800 17,609
50,543 59,052 67,150 84,000
1 Tepung terigu
kg 0.01250
22.5 220.1 631.8
738.2 845.7
1050.0 2 Coklat
kg 0.03125
56.3 550.3 1579.5
1845.4 2114.3
2625.0 3 Gula
kg 0.01250
22.5 220.1 631.8
738.2 845.7
1050.0 4 Telur
peti 0.01875
33.8 330.2 947.7
1107.2 1268.6
1575.0 5 Minyak
Tropikal kg
0.15625 281.3 2751.4
7897.3 9226.9 10571.4 13125.0
6 Bahan Pengembang
Soda ons
0.00625 11.3 110.1
315.9 369.1
422.9 525.0
7 Garam bungkus 0.00313
5.6 55.0 157.9
184.5 211.4
262.5 8 Vanili
ons 0.00625
11.3 110.1 315.9
369.1 422.9
525.0
Biaya yang dibutuhkan oleh Industri Kecil Elsari untuk membeli bahan baku setiap tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009,
diperlihatkan pada Tabel 38.
Tabel 38 Biaya Bahan Baku Produksi Brownies Elsari dari Tahun 2004
sampai dengan Tahun 2008
Biaya Bahan Baku per Tahun : Rp.
No. Bahan Baku
2003 2004
2005 2006
2007 2008
1 Tepung terigu
63,000 1,120,905 3,285,295
5,024,993 5,707,716 7,350,000 2 Coklat
1,890,000 27,477,741 59,388,025 83,749,875 98,416,133 131,250,000
3 Gula 63,000 1,245,450
2,843,044 3,730,676 4,532,598 5,880,000
4 Telur 4,087,125 59,407,965 128,221,273 180,899,730 212,654,390 283,500,000
5 Minyak Tropikal
3,768,750 54,877,641 118,460,156 167,499,750 197,251,950 262,500,000 6
Bahan Pengembang Soda
150,750 2,195,106 4,738,406
6,699,990 7,890,078 10,500,000
7 Garam 2,250 31,136
63,179 95,170 104,921 131,250
8 Vanili 189,000 2,755,558
5,938,803 8,374,988 9,862,598
13,125,000 JUMLAH BIAYA
10,213,875 149,111,501
322,938,181 456,075,172
536,420,383 714,236,250
Jumlah Produksi box 1,800
24,909 50,543 60,909 67,657 84,000 BIAYA BAHAN BAKU PER
BOX Rp. box
5674 5986
6389 7488
7929 8503
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Lampiran 10b memperlihatkan biaya yang diperlukan untuk membayar tenaga kerja langsung. Data yang didapat berupa besarnya gaji
seluruh pegawai per bulan, sehingga nilai biaya tahunan merupakan perkalian jumlah gaji perbulan dikalikan 12 bulan.
Biaya Kemasan
Biaya kemasan merupakan biaya untuk membuat kemasan brownies Elsari yang berupa box dari kertas karton cetak seperti terlihat pada
gambar di bawah ini. Harga satu kemasan naik dari Rp. 600,- pada tahun 2003 menjadi Rp.950,- pada tahun 2008. Harga kemasan per tahun
merupakan perkalian dari harga satuan kemasan dikalikan jumlah produksi brownies pada tahun bersangkutan. Biaya kemasan dapat dilihat pada
Lampiran 10c.
Gambar 8 Kemasan Brownies Elsari
Biaya Belanja Barang Peralatan Produksi
Biaya Belanja Barang Peralatan Produksi yang dimaksudkan di sini adalah barang dengan umur pakai kurang dari atau maksimum satu tahun.
Barang ini diperlukan dalam proses produksi, yang termasuk barang ini adalah loyang, oven oven berdiri, oven duduk kukus stainless steel, oven
brownies stainless steel, dan mixer kecil.
Biaya Overhead Variabel
Yang dimasukkan ke dalam Biaya overhead variabel dalam analisa ini adalah biaya pemakaian bahan bakar gas elpiji. Biaya didapat dari
pemakaian gas elpiji dalam satuan tabung gas 12 kg setahun dikalikan dengan harga gas tabung 12 kg. Tahun 2003 industri kecil Elsari mulai
berproduksi dari bulan Oktober 2003 3 bulan dengan jumlah produksi setiap bulannya 600 box. Biaya overhead dapat dilihat pada Lampiran 11.
4.
Biaya Tetap
Yang dimasukkan ke dalam Biaya Tetap dalam analisa ini adalah biaya-biaya: Biaya Administrasi, Biaya Penyusutan, Biaya Overhead
Tetap, dan Biaya Bunga Pinjaman.
Biaya Overhead Tetap
Pada Lampiran 11 yang dimasukkan ke dalam Biaya Overhead Tetap adalah biaya sewa rumah per tahun yang digunakan sebagai tempat
produksi Elsari, biaya listrik, biaya penggunaan air PDAM, biaya penggunaan telpon, biaya pemeliharaan kendaraan operasional, biaya
akomodasi dan transport, biaya asuransi dan biaya perizinan.
Biaya Administrasi
Biaya administrasi yang dmaksudkan dalam analisa ini berupa Biaya Perjamuan, Pengajian, Promosi, Biaya Perbaikan Pengembangan, Alat
Tulis Kantor, dan Biaya Administrasi Lainnya. Industri Kecil Elsari sering mendapat kunjungan tamu dari daerah lain
sehingga perlu adanya biaya perjamuan. Bentuk Promosi antara lain: a pemberian produk Elsari brownies kepada seseorang dalam rangka
promosipengenalan produk, b memberikan bonus gratis brownies pada saat mencapai jumlah tertentu. Perhitungan biaya administrasi ini
berdasarkan suatu asumsi yang diambil, yaitu diambil sebesar 4.5 dari omzet penjualan, kecuali pada tahun 2003 diambil asumsi 1 karena
jumlah : produksi dan biaya ATK masih sedikit serta belum adanya biaya perjamuan. Biaya administrasi dapat dilihat pada Lampiran 13.
Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan merupakan biaya penyusutan dari peralatan dan mesin produksi, penyusutan perlengkapan kantor, dan penyusutan
kendaraan. Besarnya penyusutan aset tersebut dapat dilihat pada Lampiran 14 dan Lampiran 14a. Penyusutan dterapkan untuk barang dengan nilai
ekonomis lebih dari satu tahun. Tabel 34 memperlihatkan nilai ekonomis dari barang-barang yang ada di industri kecil Elsari.
Biaya Bunga Pinjaman
Lampiran 15 a memperlihatkan besarnya bunga pinjaman yang harus dibayar oleh industri kecil Elsari tiap tahunnya dari pinjaman yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti yang terlihat pada Tabel 39, Tabel 40 dan Lampiran 15 b. Tingkat suku bunga dan jangka waktu
pengembalian dari pinjaman perorangan diperlihatkan pada Tabel 39: Sedangkan tingkat suku bunga bank dan jangka waktu pengembalian dari
Bank BRI diperlihatkan pada Tabel 40.
Tabel 39 Tingkat Suku Bunga Pinjaman Elsari dari pinjaman perorangan dan pinjaman saudara
Sumber Pinjaman
Tahun Besar
pinjaman Jangka
waktu pinjaman
Tingkat suku bunga
Perorangan 2003-2004 Rp.
40.000.000,- 12
bulan 36 per tahun
3 per bulan Saudara
2004 Rp. 40.000.000,-
12 bulan 25 per tahun
Keterangan :
Jumlah pengembalian Rp.50.00.000,- merupakan selisih sebesar Rp. 10.000.000,- dari pinjaman awal dan merupakan pemberian kepada saudara atas inisiatif dari pemilik industri kecil Elsari namun untuk
kebutuhan perhitungan dianggap setara dengan tingkat suku bunga : 25 per tahun
Tabel 40 Tingkat Suku Bunga Pinjaman Elsari dari Bank BRI
Tahun Besar
pinjaman Jangka waktu
pinjaman Tingkat suku
bunga
2005 Rp. 10.000.000,- 10
bulan 12 per tahun
1 per bulan 2006 Rp.
30.000.000,- 10 bulan
12 per tahun 1 per bulan
2007 Rp. 65.000.000,- 24
bulan 12 per tahun
1 per bulan 2008 Rp.
80.000.000,- 36 bulan
12 per tahun 1 per bulan
5.
Definisi Kondisi Sekarang dan Kondisi Lancar Penjualan Elsari.
Pada tulisan ini akan dikemukakan dua istilah : kondisi sekarang dan kondisi lancar penjualan Elsari. ’Kondisi penjualan sekarang Elsari’ adalah
kondisi penjualan Elsari saat ini dimana mengalami hambatan berupa adanya produk yang terbuang karena tidak laku di pasar dan menjadi
sampah. Tingkat produk yang terbuang ini wasted product berkisar 6- 8 dari produk yang dihasilkan. Istilah wasted product dipakai di sini
untuk mendefinisikan produk yang terbuang akibat dari adanya retur penjualan yang tidak dapat dijual ulang karena produk tersebut rusak
karena basi, berjamur atau kadaluarsa masa jualnya. Kondisi ini merupakan hambatan yang dihadapi oleh IK Elsari dalam sistem
pemasaran dan dalam menciptakan daya tahan produk yang lebih baik. Kondisi Elsari menjadi lebih baik setelah diciptakan brownies
kering’broker’. Sedangkan istilah spoiled goods dipakai untuk produk yang rusak pada saat pembuatanpabrikasi dan dikarenakan produknya
adalah makanan sehingga tidak dapat diperbaiki maka istilah spoiled goods
tersebut dirasa lebih cocok dibandingkan dengan istilah defect goods
dimana pada defect gooddefect product barang tersebut masih dapat diperbaiki kemudian dijual dengan harga normal.
Apabila faktor wasted product dari retur penjualan sales return ini tidak ada atau sama dengan nol dalam perhitungan, sementara faktor-
faktor lainnya tetap spoiled goods tetap dihitung 2, dll. maka kondisi ini akan kita sebut ’kondisi lancar’ dengan pertimbangan bahwa hal
tersebut sebenarnya merupakan kendala yang dapat diatasi, misalnya dengan mengupayakan perputaran penjualan yang lebih cepat, sistem
penjualan secara cash dll. lebih lanjut akan dibahas pada pembahasan mengenai analisa SWOT pada akhir bab ini.
Di dalam tulisan ini Penulis lebih menyukai memakai istilah kondisi lancar dibanding kondisi ideal karena faktor spoiled goods produk rusak
saat pabrikasi masih diperhitungkan sebesar 2.
Pada kondisi lancar, spoiled goods dari produk hasil pabrikasi masih dipertimbangkan sehingga perhitungan menjadi lebih realistis. Pada contoh
kasus dimana Elsari mendapat pesanan yang pasti dan dibayar secara tunai, maka dalam kondisi tersebut wasted product otomatis menjadi tidak
ada, namun faktor kemungkinan adanya kegagalan pada saat pembuatan spoiled goods masih tetap ada.
Kedua kondisi ini kondisi lancar dan kondisi terdapat wasted produk akan dianalisa untuk perhitungan NPV, IRR, BC ratio dan Payback Period
sebagai bahan perbandingan.
6.
Besarnya Laba dan Biaya Pajak
Proyeksi laporan laba rugi industri kecil Elsari dapat dilihat pada Lampiran 17. Pada tahun 2003 keuntungan bersih Elsari sebesar Rp.
3 juta
berkisar 9.8 dari nilai penjualan dengan kecenderungan nilai omzet meningkat namun menurun apabila dihitung terhadap prosentase
penjualan. Pada tahun 2008 keuntungan bersih Elsari sekitar Rp. 54 juta atau hanya berkisar 3.79 dari nilai penjualan.
Pada ’kondisi lancar’ maka proyeksi keuntungan bersih Elsari pada tahun 2003 keuntungan bersih Elsari sebesar Rp. 3 juta 9.8 dan pada
tahun 2008 keuntungan bersih sekitar Rp. 117,7 juta atau berkisar 7.76 dari nilai penjualan.
Perhitungan besarnya pajak dari laba industri kecil Elsari dapat dilihat pada Lampiran 16. Perhitungan tersebut didasarkan dari besarnya ’laba
sebelum pajak’ pada Laporan Laba Rugi Lampiran 17. Berdasarkan Peraturan Pajak Tahun 1994 besarnya adalah sebagai berikut :
− 10 untuk Rp. 10 juta pertama − 15 untuk Rp. 40 juta berikutnya
− 30 untuk sisa laba berikutnya
7.
Analisa Break Even Point BEP
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai BEP untuk tahun 2003 sebesar Rp.
22,272,897
,- yaitu setelah terjual 1310 box brownies Elsari. Sedangkan
untuk tahun 2008 didapat nilai BEP sebesar Rp. 965,861,660,- yaitu setelah dapat menjual sebanyak 45.993 box brownies Elsari. Analisa Break
Even Point dapat dilihat pada Lampiran 4.
Untuk kondisi lancar nilai BEP sama dengan kondisi sekarang, karena nilai BEP ditujukan untuk mencari berapa jumlah produk yang harus
terjual sehingga nilai penjualan sama dengan nilai biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi jumlah tersebut, sehingga wasted product tidak ikut
dihitung.
8.
Analisa Net Present Value NPV dan Internal Rate Return IRR
Analisa Net Present Value NPV untuk produksi brownies dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari hasil analisa tersebut didapat nilai NPV
sebesar Rp.
113.236.973,-
dan nilai IRR sebesar
66.81.
Tingkat diskonto diambil sebesar 20 yaitu berdasarkan tingkat bunga pinjaman bank yang
masih berkisar antara 15 – 16. Analisa Net Present Value NPV untuk kondisi lancar didapat nilai
NPV sebesar Rp.
267.157.761,-
atau nilai NPV di atas angka nol positif sehingga menguntungkan; dan nilai IRR sebesar
132.35,
jauh di atas bunga deposito Bank yang hanya di bawah
10
sehingga investasi ini sangat menarik bila permasalahan penjualan dan wasted product dapat di
atasi.
9.
Analisa Payback Period PP dan Benefit Cost Ratio BC Ratio
Untuk kondisi sekarang Elsari, Payback Period tercapai setelah 31.7 bulan 2.64 tahun sedangkan untuk Discounted Payback Period dicapai
dalam 33.8 bulan 2.82 tahun. Nilai Benefit-Cost Ratio menunjukkan nilai 1.45 lebih besar dari 1.0 sehingga dianggap menguntungkan telah
memenuhi persyaratan lebih besar dari satu. Sedangkan analisa Payback Period untuk produksi brownies Elsari
dalam kondisi lancar memperlihatkan bahwa usaha tersebut akan kembali modal dalam waktu 18.4 bulan 1.53 tahun, namun bila discount factor
DF ikut diperhitungkan dengan menganggap DF sebesar 20,
pengembalian modal baru tercapai dalam waktu 18.5 bulan 1.54 tahun. Sedangkan dari hasil analisa Benefit-Cost Ratio pada kondisi
normallancar didapat nilai 2.21 dimana perbandingan jumlah present value dari arus kas operasional 2.57 kali lebih besar dari nilai investasi.
Dengan nilai BC ratio lebih besar dari 1 menunjukkan usaha ini menguntungkan bila masalah penjualan dan wasted material bisa diatasi.
10.
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan untuk kondisi Elsari sekarang diperoleh empat nilai kriteria investasi berada di atas persyaratan yaitu nilai NPV sebesar
Rp.
113.236.973,-
dan nilai IRR sebesar
66.81,
Payback Period dicapai pada 2.64 tahun dan BC ratio sebesar 1.45 kali. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa usaha brownies IK Elsari adalah layak
.
Apabila permasalahan penjualan dan wasted product teratasi maka berdasarkan empat kriteria investasi yang dihitung yaitu : NPV sebesar Rp.
267.157.761,- ,
IRR sebesar
132.35,
Payback Period selama
18.4 bulan, dan BC ratio sebesar 2.21, maka usaha ini menjanjikan.
11.
Analisa Sensitivitas
Pada analisa sensitivitas ini dihitung pengaruh dari naiknya bahan baku sebesar 2, 4, 6, 8, 10 dan 15 dari kondisi Elsari sekarang;
turunnya penjualan sebanyak 5, 10 dan 15 yang diikuti dengan berubah menjadi penambahan wasted product akibat dari retur penjualan
sebesar 5, 10 dan 15 dari turunnya penjualan tersebut. Selanjutnya dilakukan analisa pengaruh penurunan dan penambahan
penjualan dari kondisi Elsari sekarang sebagai titik awal dimana Elsari pada saat ini mengalami wasted produk dari retur sebanyak 6-8. Analisa
sensitivitas tersebut dilakukan untuk kenaikan penjualan sebesar 2, 4 dan 6 dari kondisi penjualan Elsari sekarang dan analisa sensitivitas
untuk penurunan penjualan sebesar 2, 4, dan 6 dari kondisi penjualan Elsari sekarang.
Selain itu dilakukan pula analisa sensivitas untuk kondisi kombinasi yaitu : a kondisi terjadi penurunan penjualan 2 disertai dengan
kenaikan bahan baku sebesar 2 dan b kondisi terjadi penurunan penjualan 4 disertai dengan kenaikan bahan baku sebesar 4. Semua
analisa ini untuk memperlihatkan ketahanan dari Elsari terhadap perubahan yang terjadi dan untuk memperlihatkan apabila hambatan pada
Elsari dapat diatasi yaitu teratasinya masalah penjualan dan waste product dari returpengembalian maka usaha ini sebetulnya sangat menguntungkan.
Untuk memudahkan dalam uraian maka kondisi-kondisi tersebut diberi nama Kondisi A, Kondisi B, Kondisi C, Kondisi D, Kondisi E dan
Kondisi F dengan penjelasan sebagai berikut: a. Kondisi Ax : kondisi dimana terjadinya
U
kenaikan
U
bahan baku sebesar x
U
dari kondisi Elsari sekarang
U
b. Kondisi Bx : kondisi dimana terjadinya
U
penurunan
U
omzet penjualan sebesar x
U
dari kondisi Elsari sekarang
U
c. Kondisi C x : kondisi dimana terjadinya
U
penurunan
U
omzet penjualan sebesar x
d. Kondisi D x : kondisi dimana terjadi
U
kombinasi
U
kenaikan bahan baku x dan penurunan omzet penjualan sebesar
x. e. Kondisi E
:
U
kondisi Elsari sekarang
U
yaitu kondisi dimana
U
tidak terjadiada
U
kenaikan bahan baku dan penurunan omzet penjualan serta banyaknya wasted product
dari retur sebanyak 6-8 ≈7.4
f. Kondisi F :
U
kondisi lancar
U
yaitu kondisi dimana
U
tidak terjadi
U
kenaikan bahan baku dan penjualan berjalan lancar
U
tidak ada retur
U
, sehingga
U
tidak timbul adanya wasted product
U
retur dan wasted product = 0. Hasil dari analisa sensitivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 41 di
bawah ini.
Tabel 41 Analisa Sensitivitas terhadap Kenaikan Harga Bahan Baku Produksi dan Penurunan Penjualan Brownies Elsari
Kriteria Investasi
PP bulan
No. Kondisi
NPV i = 20 Rp.
IRR Payback
Period Discounted
Payback i = 20
BC ratio times
1 Kondisi Lancar Penjualan lancar tdk ada
retur
267,157,761 132.35 18.4 18.5
2.21
2 Kondisi Sekarang Elsari wasted product dari
retur = 6 - 8
113,236,973 66.81 31.69 33.82
1.45 Naikturunnya Penjualan dari Kondisi Elsari skrg returwasted product 6-8