Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

2. Variabel Pengetahuan Tentang Ekonomi

Tabel. 3.3. Variabel Pengetahuan Tentang Ekonomi No Klasifikasi Kriteria Huruf Mutu 1 Amat Baik 81-100 A 2 Baik 66-80 B 3 Cukup 56-65 C 4 Kurang 46-55 D 5 Buruk 0-45 E Dasar kriteria untuk variabel pengetahuan tentang ekonomi yang dikatakan amat baik apabila siswa menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 81-100. Dikatakan baik jika siswa menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 66-80. Dikatakan cukup apabila siswa menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 56-65. Dikatakan kurang apabila siswa kurang menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 46-55. Sedangkan dikatakan buruk apabila siswa tidak menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 0-45.

3. Variabel Status Sosial Ekonomi

Tabel. 3.4. Variabel Status Sosial Ekonomi No Indikator 1 Pendidikan orang tua Ayah 2 Pekerjaan orang tua Ayah 3 Penghasilan orang tua Ayah Dasar pengukuran variabel status sosial ekonomi adalah sebagai berikut: 1 Pendidikan Orang tua Ayah Tingkat pendidikan dapat diukur dengan memilih salah satu tingkat pendidikan yang diambil oleh orang tua Ayah yaitu SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang dicapai orang tua Ayah antara lain: a SD 1 b SMP 2 c SMA 3 d Perguruan Tinggi 4 Tabel. 3.4.1. Pendidikan Orang tua Ayah Pendidikan Kategori SD - SMP Rendah SMA Sedang Perguruan Tinggi Tinggi Kriteria pendidikan: a Pendidikan rendah Pendidikan rendah artinya siswa yang memiliki orang tua Ayah dengan latar belakang pendidikan SD hingga SMP. Dalam hal ini pendidikan rendah ditinjau dari seberapa banyak jumlah lulusan orang tua Ayah siswa yang mampu menamatkan sekolah antara SD maupun SMP. b Pendidikan Sedang Pendidikan sedang artinya siswa yang memiliki orang tua Ayah dengan latar belakang pendidikan SMA. Dalam hal ini pendidikan sedang ditinjau dari seberapa banyak jumlah lulusan orang tua Ayah siswa yang mampu menamatkan sekolah SMA. c Pendidikan Tinggi Pendidikan tnggi artinya siswa yang memiliki orang tua Ayah dengan latar belakang pendidikan diploma dan sarjana. Dalam hal ini pendidikan tinggi ditinjau dari seberapa banyak jumlah lulusan orang tua Ayah siswa yang mampu menamatkan sekolah diploma dan sarjana. 2 Pekerjaan Orang tua Ayah Jenis pekerjaan orang tua Ayah dapat diukur dengan melihat orang tua Ayah berada pada tingkat pendidikan apa sehingga dapat menentukan jenis pekerjaan yang sesuai. Pekerjaan orang tua Ayah merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh orang tua Ayah untuk memperoleh penghasilan. Menurut Spillane yang dikutip oleh Chatrin Fanni Ambaria dalam penelitian tahun 2012, pekerjaan atau jabatan seseorang dikelompokan sebgai berikut: a Golongan A: Pensiunan, Tidak mempunyai pekerjaan b Golongan B: Buruh nelayan, Buruh tani, Petani kecil, Penebang kayu c Golongan C: Petani penyewa, Buruh tidak tetap, Penarik becak d Golongan D: Pembantu, Penjual keliling, Tukang cuci e Golongan E: Seniman, Buruh tetap, Montir, Pandai besi, Penjahit, Sopir buscolt, Tukang kayu, Tukang listrik dan Tukang mesin f Golongan F: Pemilik buscolt, Pengawas keamanan, Petani pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, Mandor, Pemilik perusahaantokopabrik, Pedagang, Pegawai kantor, Peternak, Tuan tanah g Golongan G: ABRI Tamtama sd Bintara, pegawai badan hukum, Kepala kantor pos cabang, Manajer perusahaan kecil, Supervisorpengawas, Pamong Praja, Guru SD, Kepala bagian, Pegawai negeri sipil Golongan I A sd I D h Golongan H: Guru SMASMP, Perawat, Pekerja sosial, Perwira ABRI Letda, Lettu, Kapten, PNS Golongan II A sd II D, Kepala sekolah, Kontraktor, Wartawan. i Golongan I: Ahli hukum, Manager perusahaan, Ahli ilmu tanah, Apoteker, Arsitek, Dokter, Dosenguru besar, Gubernur, Kepala kantor, Menteri PNS golongan III A ke atas, Pengarang, Peneliti, Pilot, WalikotaBupati, Kontraktor besar. Berdasarkan penggolongan diatas, penulis membagi menjadi 5 golongan, yaitu: Golongan 1: A diberi skor 1 Golongan 2: B – D diberi skor 2 Golongan 3: E diberi skor 3 Golongan 4: F diberi skor 4 Golongan 5: G – I diberi skor 5 3 Penghasilan Orang tua Ayah Penghasilan orang tua Ayah merupakan pendapatan yang di dapat setiap bulan oleh orang tua Ayah dengan menggunakan nilai rupiah Rp. Untuk melihat tinggi atau rendahnya pendapatan yang diterima orang tua Ayah, diberikan 5 alternatif pilihan. Pendapatan minimum mengacu pada pendapatan minimum UMK yang telah berlaku di Yogyakarta tahun 2013, yaitu Rp 1.065.247,00. Adapun alternatif pilihan jumlah penghasilan tersebut antara lain: a Penghasilan kurang dari Rp 1.100.000,00 diberi skor 1 b Penghasilan antara Rp 1.100.000,00 – Rp 1.650.000,00 diberi skor 2 c Penghasilan antara Rp 1.650.000,00 – Rp 2.200.000,00 diberi skor 3 d Penghasilan antara Rp 2.200.000,00 – Rp 2.750.000,00 diberi skor 4 e Penghasilan lebih dari Rp 2.750.000,00 diberi skor 5

4. Variabel Media Massa

Tabel. 3.5. Variabel Media Massa No Indikator No. Pernyataan 1 Televisi 1, 2, 3, dan 4 2 Telepon Genggam HP 5, 6, dan 7 3 Internet 8, 9, 10, 11, dan 12 4 Tabloid 13 dan 14 Dasar pengukuran variabel media massa adalah sebagai berikut: a. Televisi Media televisi dapat diukur dengan menonton acara di televisi setiap hari, tujuan menonton televisi adalah untuk hiburan, menggunakan produk yang di iklankan di televisi pakaian, kosmetik, makanan dan Handphone. b. Telepon Genggam Media komunikasi HP dapat diukur dengan menggunakan HP untuk internet, telepon dan SMS, menggunakan HP untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan tugas sekolah, menggunkan HP untuk membuka situs online shop di internet. c. Internet Media Internet dapat diukur dengan melihat siswa menggunakan internet untuk mencari tugas sekolah, mengikuti informasi trend mode fashion melalui internet. d. Tabloid Media cetak yaitu tabloid dapat diukur dengan melihat siswa membeli tabloid setiap minggu, melihat tabloid untuk mengetahui perkembangan mode fashion.

5. Variabel Lingkungan Pergaulan

Tabel. 3.6. Variabel Lingkungan Pergaulan No Indikator No. Pernyataan 1 Keluarga 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 2 Teman Bergaul 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 Lingkungan pergaulan difokuskan pada keluarga, dan teman bergaul. 1 Lingkungan tempat tinggal Keluarga dalam hal ini adalah lingkungan dimana sebagian besar responden atau siswa tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga lainnya. Bagian dari anggota keluarga adalah orang tua Ayah, adikkakak, dan saudarasaudari. Kuesioner berisi pernyataan: siswa diberi kebebasan oleh keluarga untuk membeli pakaian, kosmetik, makanan dan handphone, ketika berbelanja keluarga memberikan saran dalam pemilihan baju, aksesoris, kosmetik, makanan, dan handphone yang hendak di beli siswa dll. 2 Teman bergaul Teman bergaul dalam penelitian ini yakni kelompok yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap dan perilaku responden siswa. Kuesioner berisi pernyataan: pada saat siswa belanja teman-teman memberikan saran dalam pemilihan baju, aksesoris, kosmetik, makanan, dan handphone yang hendak saya beli, siswa memakai pakaian, aksesoris, sepatu, kosmetik, dan makanan karena saran dari teman dll.

F. Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur tersebut benar- benar mengukur apa yang diukur. Validitas menyangkut akurasi instrument Noor, 2010: 132. Pengujian validitas menggunakan rumus korelasi product moment : ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Keterangan : r xy = Koefisien Korelasi N = Jumlah Responden XY = Jumlah hasil penelitian antara skor X dan skor Y X = Nilai skor masing-masing item Y = Nilai skor seluruh item Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai korelasi pada tabel. Jika r xy lebih besar dari r table pada taraf signifikasi 5 dengan menggunakan populasi berukuran N =100 dengan df = N-2 dk = 100 – 2 = 98, sehingga didapatkan r table = 0,195. Uji validitas menunjukan bahwa: r hitung ≥ r tabel, maka Ho ditolak, artinya butir pernyataan yang diuji valid. Sedangkan r hitung ≤ r tabel, maka Ho diterima, artinya butir pernyataan yang diuji tidak valid. Tabel. 3.7. Hasil Pengujian Validitas Variabel Perilaku Kegiatan Konsumsi No rHitung rTabel Keterangan 1 0.479 0,195 Valid 2 0.657 0,195 Valid 3 0.754 0,195 Valid 4 0.694 0,195 Valid 5 0.655 0,195 Valid 6 0.719 0,195 Valid 7 0.785 0,195 Valid 8 0.724 0,195 Valid Sumber: data diolah, 2013 Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun rician yang didapat adalah sebagai berikut : Data Valid : terdapat 8 butir Data Tidak Valid : terdapat 0 butir Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang. Tabel. 3.8. Hasil Pengujian Validitas Variabel Media Massa No rHitung rTabel Keterangan 1 0.685 0,195 Valid 2 0.665 0,195 Valid 3 0.810 0,195 Valid 4 0.813 0,195 Valid 5 0.436 0,195 Valid 6 0.613 0,195 Valid 7 0.785 0,195 Valid 8 0.525 0,195 Valid 9 0.735 0,195 Valid 10 0.750 0,195 Valid 11 0.789 0,195 Valid 12 0.849 0,195 Valid 13 0.826 0,195 Valid 14 0.842 0,195 Valid 15 0.792 0,195 Valid Sumber: data diolah, 2013 Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun rician yang didapat adalah sebagai berikut : Data Valid : terdapat 15 butir Data Tidak Valid : terdapat 0 butir Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang. Tabel. 3.9. Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Pergaulan No rHitung rTabel Keterangan 1 0.761 0,195 Valid 2 0.595 0,195 Valid 3 0.522 0,195 Valid 4 0.719 0,195 Valid 5 0.770 0,195 Valid 6 0.770 0,195 Valid 7 0.547 0,195 Valid 8 0.640 0,195 Valid 9 0.622 0,195 Valid 10 0.777 0,195 Valid 11 0.810 0,195 Valid 12 0.810 0,195 Valid 13 0.818 0,195 Valid 14 0.729 0,195 Valid 15 0.645 0,195 Valid Sumber: data diolah, 2013 Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun rician yang didapat adalah sebagai berikut : Data Valid : terdapat 15 butir Data Tidak Valid : terdapat 0 butir Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah pengukuran yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat keandalan kuesioner dalam sebuah penelitian. Dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach: [ ] [ ∑ ] Keterangan: r = Reliabilitas Instrumen k = jumlah butir pertanyaan ∑ = jumlah varian butir = total varian Sebuah kuesioner dikatakan reliabel atau tidak dengan melihat besarnya nilai alpha, caranya yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel . Kuesioner dikatakan reliabel apabila r hitung ≥ r tabel , sedangkan kuesioner dinyatakan tidak reliabel apabila r hitung ≤ r tabel . Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan tidak reliabel pernyataan ini dikemukakan oleh Nunnaly. Tabel. 3.10. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel rHitung rTabel Keterangan Perilaku kegiatan konsumsi 0.898 0,60 Sangat Andal Media massa 0.947 0,60 Sangat Andal Lingkungan pergaulan 0.943 0,60 Sangat Andal Sumber: data diolah, 2013

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok dengan tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti Suryana, 2010: 30. Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, median, dan modus dari setiap variabel. Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut Sugiyono, 2010: 49, dirumuskan dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: Mean : Mean rata-rata ∑ : Epsilon Jumlah X i : Nilai X ke I sampai ke n N : Jumlah individu Median merupakan nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan disusun mulai dari terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya Suryana, 2010:38, dirumuskan sebagai berikut: Md = b + p ½ n –F f Keterangan : Md : Median b : Batas bawah, dimana median akan terletak n : Banyak data atau jumlah sampel p : Panjang kelas interval f : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median F : Frekuensi kelas median Modus adalah nilai dari data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data distribusi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data Suryana, 2010 : 35, dirumuskan dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : Mo : Modus L 1 : batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak C i : panjang kelas interval d 1 : frekuensi pada kelas modus frekuensi pada kelas interval yang terbanyak dikurangi frekuensi kelasinterval terdekat sebelumnya d 2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya.

a. Variabel Pengetahuan Tentang Ekonomi Siswa SMA Negeri dan

Swasta Tabel. 3.11. Mean Pengetahuan Tentang Ekonomi Siswa Variabel N Mean Negeri Mean Swasta Pengetahuan tentang ekonomi 200 78.85 77.21 Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas nilai rata-rata pengetahuan tentang ekonomi siswa SMA Negeri sebesar 78,85 sedangkan siswa SMA Swasta sebesar 77,21. Hal ini berarti nilai rapor untuk mata pelajaran ekonomi siswa yang di dominasi sebesar 78,85 dari 100 siswa sedangkan untuk siswa SMA Swasta di dominasi sebesar 77,21 dari 100 siswa. Artinya pengetahuan tentang ekonomi siswa SMA Negeri dan SMA Swasta rata-rata dalam kategori baik dengan nilai 66-80.

b. Variabel Status Sosial Ekonomi Orang tua Ayah Siswa SMA Negeri

dan Swasta Tabel. 3.12. Mean Status Sosial Ekonomi Orang tua Ayah Variabel N Mean Negeri Mean Swasta Status sosial ekonomi 200 11.43 10.62 Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas rata-rata status sosial ekonomi orang tua Ayah siswa SMA Negeri sebesar 11.43 dan status sosial ekonomi orang tua Ayah siswa SMA Swasta sebesar 10.62.

c. Variabel Media Massa Siswa SMA Negeri dan Swasta

Table. 3.13. Mean Media Massa Variabel N Mean Negeri Mean Swasta Media massa 200 38.86 37.89 Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas diketahui bahwa rata-rata penggunaan media massa siswa SMA Negeri sebesar 38.86 dan siswa SMA Swasta sebesar 37.89. Hal ini berarti media massa yang digunakan siswa baik SMA Negeri maupun SMA Swasta dari media televisi, HP, internet, dan tabloid cukup mendukung untuk melakukan kegiatan konsumsi siswa.

d. Variabel Lingkungan Pergaulan Siswa SMA Negeri dan Swasta

Tabel. 3.14. Mean Lingkungan Pergaulan Variabel N Mean Negeri Mean Swasta Lingkungan pergaulan 200 36.56 34.18 Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas diketahui bahwa nilai rata-rata lingkungan pergaulan siswa SMA Negeri sebesar 36.56 dan siswa SMA Swasta sebesar 34.18. Hal ini berarti lingkungan pergaulan ditandai dengan hubungan baik tidaknya siswa dengan keluarga, dan siswa dengan teman. Artinya lingkungan pergaulan memiliki nilai rata-rata yang cukup mendukung antara keluarga dan teman untuk melakukan kegiatan konsumsi.

e. Variabel Perilaku Kegiatan Konsumsi Siswa SMA Negeri dan Swasta

Tabel. 3.15. Mean Perilaku Kegiatan Konsumsi Variabel N Mean Negeri Mean Swasta Perilaku kegiatan ekonomi 200 30.98 27.54 Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas menunjukan bahwa nilai rata-rata perilaku kegiatan konsumsi siswa SMA Negeri sebesar 30.98 dan SMA Swasta sebesar 27.54. Artinya siswa SMA Negeri lebih konsumtif dibandingkan siswa SMA Swasta.

H. Analisis Data

1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah sebaran data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih dari  = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih kecil dari  = 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorof-smirnov dengan tingkat kepercayaan 5 atau 0,05. Jika signifikansi 0,05 maka regresi yang digunakan memiliki data residual yang berdistribusi normal. Rumus uji Kolmogrov-Sminov untuk normalitas sebagai berikut: | | Keterangan : D = Deviasi Maksimum = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditemukan = Distribusi Frekuensi Kumulatif yang diobservasi Dari hasil output, dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed untuk SMA Swasta dengan variabel pengetahuan tentang ekonomi X1 sebesar 0.116, status sosial ekonomi X2 sebesar 0.124, media massa X3 sebesar 0.681, dan lingkungan pergaulan X4 sebesar 0.532. Apabila dibandingkan dengan signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa X1, X2, X3, X4 residual berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikatnya. Uji linearitas ini digunakan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus F. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut: S S G TG F 2 2  Keterangan: F = Bilangan untuk linearitas S 2 TG = Varian tuna cocok S 2 G = Varian kekeliruan Kriteria pengujian linearitas yaitu: a Jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikasi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linearitas. b Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf signifikasi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat tidak bersifat linearitas. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Menurut Imam Ghozali 2006 uji ini berutujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoloniearitas dalam model regresi selanjutnya dengan program SPSS diadakan analisa collinerity statistics . Dari analisis collinerity statistics akan memperoleh VIF Variance Inflation Factor . Dasar analisis yang digunakan yaitu jika tolerance 0,1 dan VIF 5 maka tidak terjadi masalah multikolonearitas. Berdasarkan hasil output multikolonearitas SMA Negeri, dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari keempat variabel yaitu: pengetahuan tentang ekonomi 0.905, status sosial ekonomi 0.890, media massa 0.696, dan lingkugan pergaulan 0.739 dari 0,1. Sedangkan nilai VIF 5 dari keempat variabel yaitu: pengetahuan tentang ekonomi 1.105, status sosial ekonomi 1.124, media massa 1.437, dan lingkugan pergaulan 1.353. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah multikolonearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji Glejser