Pengujian Asumsi Klasik Analisis Data

2 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji Glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Tabel. 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig Negeri Swasta Pengetahuan Tentang Ekonomi 0.820 0.224 Status Sosial Ekonomi 0.460 0.317 Media Massa 0.088 0.197 Lingkungan Pergaulan 0.626 0.304 Sumber: data diolah, 2013 Berdasarkan tabel diatas, signifikansi p-value dari keempat variabel yaitu: pengetahuan tentang ekonomi Negeri 0.820, Swasta 0.224, status sosial ekonomi Negeri 0.460, Swasta 0.317, media massa Negeri 0.088, Swasta 0.197, dan lingkungan pergaulan Negeri 0.626, Swasta 0.304. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai signifikansi ρ-value 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisidas. 3 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana keselahan pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya yang berurutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson dengan rumus sebagai berikut: ∑ ∑ Dimana: DW : nilai Durbin Watson e t : gangguan estimasi t : observasi terakhir t - 1 : observasi sebelumnya Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah autokorelasi atau tidak, hasil perhitungan statistik DW harus dibandingkan dengan tabel statistik. Namun secara umum dapat diberi patokan sebagai berikut: a dU DW 4 – dU maka H diterima tidak ada autokorelasi b DW dL atau DW 4 – dL maka H ditolak terjadi autokorelasi c dL DW dU atau 4 – dU DW 4 – dL maka tidak ada keputusan yang pasti Apabila tidak ada penyimpangan satu atau lebih asumsi klasik, maka analisis regresi linear berganda dapat dilanjutkan. Namun apabila terjadi penyimpangan satu atau lebih asumsi klasik, maka analisis regresi linear berganda tidak dapat dilanjutkan. Tabel. 4.10. Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Negeri Swasta 1.965 1.998 Sumber: data diolah, 2013 Berdasarkan output diatas, dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson DW untuk siswa Negeri sebesar 1.965. Dengan melihat tabel Durbin Watson pada signifikansi 0,05 jumlah responden n = 100 dan jumlah variabel independen k = 4 didapat dL = 1.592 dU = 1.758. Maka didapat hasil dU DW 4-dU 1.758 1.965 2,242. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah autokorelasi. d Rangkuman dari Hasil Uji Asumsi Klasik Tabel. 4.11. Rangkuman Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik Kesimpulan Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi Tidak Terjadi Tidak Terjadi Tidak Terjadi Sumber: data diolah, 2013

3. Pengujian Hipotesis

Tabel. 4.12. Pengujian Hipotesis Variabel Standardized Coefficients Sig. Beta Negeri Swasta Negeri Swasta Pengetahuan Tentang Ekonomi 0.140 0.252 0.122 0.003 Status Sosial Ekonomi 0.284 0.227 0.002 0.009 Media Massa -0.006 0.291 0.952 0.005 Lingkungan Pergaulan 0.355 0.202 0.001 0.053 Sumber: data diolah, 2013

a. Pengetahuan Tentang Ekonomi X

1 Hipotesis dalam variabel pengetahuan tentang ekonomi sebagai berikut: Ho = Tidak ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Ha = Ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Kolom Standardized Coefficient menunjukkan Nilai Beta  pada variabel pengetahuan tentang ekonomi siswa SMA Negeri sebesar 0.140 artinya pengetahuan tentang ekonomi berkontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi 0.140:0.773 x 100 = 18.11. Sedangkan variabel pengetahuan tentang ekonomi siswa SMA Swasta sebesar 0.252 artinya pengetahuan tentang ekonomi berkontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi 0.252:0.972 x 100 = 25.93. Untuk mengetahui signifikan atau tidak hipotesis di atas, dapat dilihat kolom Sig. Probabilitas variabel pengetahuan tentang ekonomi pada tabel Coefficients. Kolom Sig. probabilitas SMA Negeri menunjukkan bahwa nilai 0.122 yang berarti berada di atas signifikansi 5 0.05, oleh karena itu Sig. 0.05 0.122 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima artinya tidak ada kontribusi. Sedangkan Sig. Probabilitas SMA Swasta menunjukkan bahwa nilai 0.003 yang berarti berada di bawah signifikansi 5 0.05, oleh karena itu Sig. 0.05 0.003 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada kontribusi.

b. Status Sosial Ekonomi X

2 Hipotesis dalam variabel status sosial ekonomi sebagai berikut: Ho = Tidak ada kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Ha = Ada kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Kolom Standardized Coefficient menunjukkan Nilai Beta  pada variabel status sosial ekonomi orang tua Ayah siswa SMA Negeri sebesar 0.284 artinya status sosial ekonomi orang tua Ayah berkontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi 0.284:0.773 x 100 = 36.74. Sedangkan variabel status sosial ekonomi orang tua Ayah siswa SMA Swasta sebesar 0.227 artinya status sosial ekonomi orang tua Ayah berkontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi 0.227:0.972 x 100 = 23.35. Untuk mengetahui signifikan atau tidak hipotesis di atas, dapat dilihat kolom Sig. probabilitas variabel status sosial ekonomi pada tabel Coefficients. Kolom Sig. probabilitas SMA Negeri menunjukkan bahwa nilai 0.002 yang berarti berada di bawah signifikansi 5 0.05, oleh karena itu Sig. 0.05 0.002 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada kontribusi. Sedangkan Sig. probabilitas SMA Swasta menunjukkan bahwa nilai 0.009 yang berarti berada di bawah signifikansi 5 0.05, oleh karena itu Sig. 0.05 0.009 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada kontribusi.

c. Media Massa X

3 Hipotesis dalam variabel media massa sebagai berikut: Ho = Tidak ada kontribusi media massa terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Ha = Ada kontribusi media massa terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Kolom Standardized Coefficient menunjukkan Nilai Beta  pada variabel media massa siswa SMA Negeri sebesar -0.006 artinya media massa berkontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi -0.006 : 0.773 x 100 = -0.78. Sedangkan variabel media massa siswa SMA Swasta sebesar 0.291 artinya media massa berkontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi 0.291:0.773 x 100 = 29.94. Untuk mengetahui signifikan atau tidak hipotesis di atas, dapat dilihat kolom Sig. Probabilitas variabel media massa pada tabel Coefficients. Kolom Sig. probabilitas SMA Negeri menunjukkan