pegawai sipil ABRI, mandor, pemilik perusahaantokopabrik, pedagang, pegawai kantor, peternak, tuan tanah.
1 Dikatakan berada digolongan A apabila orang tua Ayah siswa sebagai seorang pensiunan, tidak mempunyai pekerjaan.
2 Dikatakan berada digolongan B apabila orang tua Ayah siswa sebagai seorang buruh nelayan, buruh tani, petani kecil, penebang kayu.
3 Dikatakan berada digolongan C apabila orang tua Ayah siswa sebagai seorang petani penyewa, buruh tidak tetap, penarik becak.
4 Dikatakan berada digolongan D apabila orang tua Ayah siswa sebagai seorang pembantu, penjual keliling, tukang cuci.
5 Dikatakan berada digolongan E apabila orang tua Ayah siswa sebagai seorang seniman, buruh tetap, montir, pandai besi, penjahit, sopir buscolt,
tukang kayu, tukang listrik dan tukang mesin. 6 Dikatakan berada digolongan F apabila orang tua Ayah siswa sebagai
seorang pemilik buscolt, pengawas keamanan, petani pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, mandor, pemilik perusahaantokopabrik, pedagang,
pegawai kantor, peternak, tuan tanah. 7 Dikatakan berada digolongan G apabila orang tua Ayah siswa sebagai
seorang ABRI Tamtama sd Bintara, pegawai badan hukum, kepala kantor pos cabang, manajer perusahaan kecil, supervisorpengawas,
pamong praja, guru SD, kepala bagian, pegawai negeri sipil Golongan I A sd I D
8 Dikatakan berada digolongan H apabila orang tua Ayah siswa sebagai seorang Guru SMASMP, perawat, pekerja sosial, perwira ABRI Letda,
Lettu, Kapten, PNS Golongan II A sd II D, kepala sekolah, kontraktor, wartawan.
9 Dikatakan berada digolongan I apabila orang tua Ayah siswa sebagai seorang ahli hukum, manager perusahaan, ahli ilmu tanah, apoteker,
arsitek, dokter, dosenguru besar, gubernur, kepala kantor, menteri PNS golongan III A ke atas, pengarang, peneliti, pilot, walikotabupati,
kontraktor besar.
Penghasilan Kategori
Negeri Swasta
Frequency Percent
Frequency Percent
1,1 jt 17
17 14
14 1,1 - 1,65 jt
12 12
19 19
1,65 - 2,2 jt 6
6 17
17 2,2 - 2,75 jt
17 17
15 15
2,75 jt 48
48 35
35 Total
100 100
100 100
Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel diatas menunjukan bahwa penghasilan orang tua Ayah
siswa SMA Negeri dan SMA Swasta berkisar antara 2.750.000 dengan perincian 48 orang berasal dari orang tua Ayah siswa SMA Negeri dan 35
orang tua Ayah siswa SMA Swasta. Hal ini disebabkan karena pekerjaan orang tua berada pada golongan F.
c. Deskriptif Media Massa Responden
Tabel. 4.3. Deskriptif Frekuensi Media Massa
Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden dalam
menggunakan media massa dalam kategori cukup. Hal ini ditunjukan bahwa jumlah responden dalam ketegori cukup berjumlah 84 untuk SMA Negeri dan
83 untuk SMA Swasta. 1 Dikatakan kurang apabila siswa jarang menonton televisi, jarang
menggunakan informasi melalui telepon genggam, jarang menggunakan internet untuk tugas sekolah, dan jarang melihat tabloid untuk
perkembangan fashion siswa tersebut. 2 Dikatakan cukup apabila siswa sering menonton televisi, sering
menggunakan informasi melalui telepon genggam, sering menggunakan internet untuk tugas sekolah, dan sering melihat tabloid untuk
perkembangan fashion siswa tersebut. 3 Dikatakan baik apabila siswa selalu menonton televisi, selalu
menggunakan informasi melalui telpon genggam, selalu menggunakan
Kategori Negeri
Swasta Frequency
Percent Frequency
Percent
Kurang 5
5 8
8 Cukup
84 84
83 83
Baik 11
11 9
9 Total
100 100
100 100
internet untuk tugas sekolah, dan selalu melihat tabloid untuk perkembangan fashion siswa tersebut.
d. Deskriptif Lingkungan Pergaulan Responden
Tabel. 4.4. Deskriptif Frekuensi Lingkungan Pergaulan Siswa SMA Negeri dan
SMA Swasta
Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden di
lingkungan pergaulan berada dalam kategori cukup mendukung. Hal ini ditunjukan bahwa jumlah responden dalam ketegori cukup mendukung
berjumlah 86 untuk SMA Negeri dan 74 untuk SMA Swasta. 1 Dikatakan kurang mendukung apabila lingkungan keluarga kurang
memberi kebebasan kepada siswa untuk membeli pakaian, kosmetik, makanan dan handphone, saat siswa berbelanja keluarga jarang
menemani, siswa jarang makan ditempat yang menjadi favorit teman- temannya, siswa dan teman-teman jarang menggunakan produk yang
diiklankan di Televisi. 2 Dikatakan cukup mendukung apabila siswa sering diberi kebebasan oleh
keluarga untuk membeli pakaian, kosmetik, makanan dan handphone, saat berbelanja keluarga sering menemani siswa, siswa sering berkomunikasi
Kategori Negeri
Swasta Frequency
Percent Frequency
Percent
Kurang mendukung 14
14 26
26 Cukup mendukung
86 86
74 74
Total 100
100 100
100
dengan teman-teman, siswa dan teman-teman sering menggunakan produk yang diiklankan di Televisi.
e. Deskriptif Perilaku Kegiatan Konsumsi Responden
Tabel. 4.5. Deskriptif Frekuensi Perilaku Kegiatan Konsumsi Siswa SMA Negeri dan
SMA Swasta
Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden dalam
perilaku kegiatan konsumsi berada dalam kategori cukup. Hal ini ditunjukan bahwa responden dalam perilaku kegiatan konsumsi dalam ketegori cukup
berjumlah 67 untuk SMA Negeri dan 66 untuk SMA Swasta. 1 Dikatakan kurang apabila siswa jarang membeli pakaian, aksesoris,
kosmetik, karena menarik bagi saya, jarang mengonsumsi makanan seperti KFC, Burger, Mc Donalds, dan makanan cepat saji, jarang mengonsumsi
minuman kemasan setiap hari, jarang membuat barang stiker, makanan, aksesoris, kaos, tas untuk kegiatan sekolah, jarang menyalurkan barang
untuk kebutuhan orang lain. 2 Dikatakan cukup apabila siswa sering membeli pakaian, aksesoris,
kosmetik, karena menarik bagi saya, sering mengonsumsi makanan seperti
Kategori Negeri
Swasta Frequency
Percent Frequency
Percent
Kurang 27
27 33
33 Cukup
67 67
66 66
Baik 6
6 1
1 Total
100 100
100 100