konsumsi siswa, karena siswa akan melakukan hal yang sama dalam melakukan konsumsi barang dan jasa sesuai dengan perilaku keluarga atau
orang tuanya dalam mengonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keluarga mempengaruhi siswa untuk melakukan
kegiatan konsumsi karena perilaku keluarga atau orang tua sehari-hari menyebabkan siswa untuk meniru apa yang dilakukan orang tua, uang yang
diberikan orang tua kepada siswa akan di gunakan untuk membeli barang dan jasa yang mereka inginkan.
Namun keputusan seseorang dalam mengonsumsi suatu barang atau jasa tertentu yang paling besar peranya adalah teman bergaul dibandingkan
dengan keluarga, karena pendapat teman bergaul lebih bermakna dari pada keluarga. Teman bergaul memiliki kesamaan-kesamaan dengan dirinya dalam
hal tertentu. Kesamaan-kesamaan tersebut antara lain, memiliki hobi yang sama, menyukai merek barang dan jasa yang sama, memiliki kesamaan dalam
menggunakan produk untuk fashion, serta memiliki selera style yang sama. Lingkungan
pergaulan menggambarkan
siswa bagaimana
mengonsumsi ruang dan tempat misalnya karaoke, bar, bioskop, teknologi, mode fashion, musik pop, pola makanan dan minuman menjadi bagian dari
kagiatan konsumsi siswa. Jadi, ada kontribusi bahwa lingkungan pergaulan mempengaruhi perilaku kagiatan konsumsi sehari-hari mereka. Jika siswa
tidak mengikuti perkembangan jaman yang ada dan ngetrend yang berkembang saat ini mereka akan dianggap ketinggalan jaman dan terkadang
mereka akan kurang diterima dalam lingkungan pergaulan. Menurut Sumarwan 2011: 277-283, dalam konteks perilaku konsumen, konsep
lingkungan pergaulan atau faktor sosial merupakan gagasan yang sangat penting dan berpengaruh besar. Keluarga menjadi daya tarik bagi pemasar,
karena keluarga memiliki pengaruh yang besar bagi konsumen. Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian
produk dan jasa. Teman dan sahabat bagi siswa akan memenuhi beberapa kebutuhannya: kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan rasa aman, dan
kebutuhan untuk mendiskusikan berbagai masalah ketika siswa enggan untuk membicarakannya kepada orang tua Ayah atau saudara kandung. Pendapat
dan kesukaan teman sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan siswa dalam membeli dan memilih produk atau merek tertentu.
e. Kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media
massa, dan lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media massa, dan lingkungan
pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri
dan SMA Swasta. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F
hitung
SMA Negeri sebesar 10,463 dan SMA Swasta sebesar 12,524. Sementara F
tabel
pada df 4:100 sebesar 2,46. Melihat kriteria pengujian hipotesis apabila F
hitung
≥ F
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam pengujian hipotesis kelima ini
untuk SMA Negeri F
hitung
≥ F
tabel
10,463 2,46, sedangkan untuk SMA Swasta F
hitung
≥ F
tabel
12,524 2,46 maka H ditolak dan H
a
diterima yang artinya ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi,
media massa, dan lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi
sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Dari hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menyatakan
bahwa ada kontribusi sebesar 27,7 SMA Negeri dan 31,8 SMA Swasta terhadap perilaku kegiatan konsumsi. Tetapi dari kontribusi ini belum cukup
membuat perilaku kegiatan konsumsi siswa masuk dalam kategori baik, karena pada kenyataannya perilaku kegiatan konsumsi siswa dalam
mengonsumsi barang dan jasa termasuk perilaku konsumtif yang hanya menghabiskan pendapatan untuk mengonsumsi barang dan jasa yang kurang
atau bahkan tidak di perlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama untuk siswa SMA Negeri. Akan tetapi diluar faktor ini ada faktor lain yang
juga memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa. Faktor tersebut adalah faktor dari dalam diri siswa tersebut.
Dengan adanya pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media massa, dan lingkungan pergaulan memberikan kontribusi terhadap
keputusan siswa dalam melakukan kegiatan konsumsi. Pengetahuan tentang ekonomi memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa
sehari-hari SMA Negeri dan SMA Swasta. Dengan pengetahuan tentang ekonomi yang mereka miliki, mereka dapat dengan mudah melakukan
kegiatan konsumsi barang dan jasa. Ada siswa yang masuk kedalam pola konsumtif yaitu mereka melakukan konsumsi secara berlebihan tanpa
memikirkan barang dan jasa tersebut bermanfaat untuk kebutuhan dimasa mendatang. Dan ada juga siswa yang mengonsumsi barang dan jasa secara
wajar, mereka hanya mengonsumsi barang dan jasa yang mereka butuhkan. Media massa yang beredar dikalangan siswa saat ini membuat mereka
kesulitan membedakan mana yang penting untuk di konsumsi dan mana yang tidak penting untuk di konsumsi. Media massa menawarkan banyak berbagai
barang dan jasa yang dibutuhkan siswa. Siswa mencari hiburan melalui internet maupun HP, mendapatkan informasi, dan membeli barang maupun
jasa melalui media massa. Media massa memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa yaitu siswa dengan sangat mudah untuk
mendapatkan barang dan jasa yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya melalui HP, internet, tabloid, dan
televisi. Status sosial ekonomi merupakan posisi orang tua Ayah siswa dalam
kelompok masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi uang saku siswa SMA Negeri dan SMA Swasta untuk melakukan kegiatan konsumsi. Orang
tua Ayah siswa SMA Negeri maupun SMA Swasta 69 lulusan dari perguruan tinggi, memiliki pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya, dan
menghasilkan pendapatan yang tinggi. Dengan status sosial ekonomi orang tua Ayah yang tinggi maka uang saku yang diterima siswa setiap harinya