SMA Negeri dan SMA Swasta

Bicara mengenai perbedaan dilihat dari segi perencanaan kurikulumnya. Untuk sekolah negeri, sekolah ini memiliki perencanaan yang teratur dan sangat terjadwal, dan pelaksanaannya juga serentak dengan sekolah-sekolah negeri lainnya. Tapi sekolah swasta memiliki perencanaan kurikulum yang berbeda dan tidak teratur, kemudian pelaksanaannya pun tidak serentak dengan sesama sekolah swasta. Hal-hal seperti ini biasanya bisa membuat siswa malas jika jadwalnya tidak teratur. Meski kurikulumnya tidak teratur, sekolah swasta memiliki strategi pembelajaran yang baik, yaitu tidak terkesan biasa-biasa saja dan membosankan. Terkadang kegiatan pembelajaran dilakukan di luar kelas. Selain itu sekolah swasta ini pembelajarannya menonjolkan ke sistem diskusi guru ke murid, murid ke guru. Hal ini dapat menumbuhkan suatu interaksi yang baik antara guru dan murid. Sedangkan di sekolah negeri, lebih menonjolkan kemampuan setiap individu. Biasanya di dalam Proses Belajar Mengajar PBM di sekolah negeri, menggunakan sistem “siapa maju dapat nilai”. Tentu hal ini akan menjadi suatu motivasi untuk tiap murid untuk berani tampil sendiri.

c. Iklim SMA Negeri dan SMA Swasta

R. Tagiuri dan G. Litwin 1968 dalam wirawan, 2007: 121 mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, memengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi. Rawita 2011:61 Iklim sekolah dapat didefinisikan sebagai kondisi dan berbagai persepsi dari variabel organisasi yang diperkirakan mempengaruhi fungsi organisasi, seperti semangat guru dan gaya kepemimpinan utama. Guru memegang peranan penting karena guru merupakan tenaga pendidik dan pengajar yang berhubungan langsung dengan peserta didik. Guru sebagai pengajar dan pendidik tidak hanya berperan mentransformasi ilmu pengetahuan melalui proses belajar mengajar, tetapi juga menyangkut pembinaan perkembangan kesadaran dan mental peserta didik terhadap segala hal yang mungkin akan terjadi. Agar fungsi tersebut bisa dijalankan dengan baik dan sempurna diperlukan beberapa aspek iklim sekolah yaitu: 1. Interaksi, yakni interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan karyawan, dan peserta didik dengan peserta didik lain. 2. Aktivitas 3. Kondisi sekolah, maksudnya kondisi sarana dan prasarana sekolah untuk menjalankan kegiatan keagamaan, meliputi sarana ibadah, tempat diskusi, ceramah, seminar dan dialog, serta sarana lain yang mendukung. Iklim sekolah adalah keadaan kehidupan yang berlangsung di sekolah dengan unsur-unsur yang berada di dalamnya yaitu interaksi, proses belajar mengajar dan lingkungan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa SMA negeri dan SMA swasta memiliki iklim yang berbeda dimana perbedaan yang ada di dalamnya dapat mempengaruhi perkembangan karakter siswanya.

4. Pengetahuan Tentang Ekonomi

Para ahli psikologi kognitif membagi pengetahuan kedalam pengetahuan deklaratif declarative knowledge dan pengetahuan prosedur procedural knowledge . Pengetahuan deklaratif adalah fakta subjektif yang diketahui oleh seseorang. Arti subjektif disini adalah pengetahuan seseorang tersebut mungkin tidak selalu harus sesuai dengan realitas yang sebenarnya. Sedangkan pengetahuan prosedur adalah pengetahuan mengenai bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan Sumarwan, 2002: 120. Menurut Plato dalam A. Sonny Keraf Mikhael Dua 2001: 44 satu- satunya pengetahuan sejati adalah apa yang disebutnya sebagai episteme, yaitu pengetahuan tunggal dan tidak berubah, sesuai dengan ide-ide abadi. Maka pengetahuan bagi Plato adalah hasil ingatan yang melekat pada manusia. Pengetahuan adalah pengenalan kembali akan hal yang sudah diketahui dalam ide abadi. Pengetahuan adalah kumpulan ingatan terpendam dalam benak manusia. Dengan demikian untuk mengetahui sesuatu, untuk menyelidiki sesuatu, dan berarti untuk sampai pada pengetahuan sejati, kita hanya mengandalkan akal budi yang sudah mengenal ide abadi. Descartes dalam A. Sonny Keraf Mikhael Dua 2001: 45 beranggapan bahwa hanya akal budi yang dapat membuktikan bahwa ada dasar bagi pengetahuan manusia, ada dasar untuk merasa pasti dan yakin akan