Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Selain fashion, style juga bisa menjadi perbandingan antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Style atau gaya yang melekat pada siswa SMA Negeri dan SMA Swasta sangat terlihat dalam perilaku sehari-hari. Misalnya makanan, biasanya siswa SMA Negeri mau makan di tempat apa saja berbeda dengan siswa SMA Swasta harus memilih tempat yang enak misalnya KFC. Selain makanan, tempat bermain atau nongkrong remaja jaman sekarang juga berbeda. Semakin banyaknya trend masa kini maka remaja melakukan konsumsi yang berlebihan walaupun barang tersebut tidak dibutuhkan, mereka hanya ingin mengikuti mode, ingin mencoba produk baru, dan supaya tidak dianggap ketinggalan jaman. Remaja biasanya mudah tergoda dengan iklan, suka ikut- ikutan teman, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya, lebih mudah terpengaruh teman sebaya dalam hal berperilaku dan biasanya lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerk agar mereka dianggap tidak ketinggalan jaman. Remaja sangat mudah dipengaruhi oleh faktor yang ada di luar dirinya seperti keluarga, lingkungan pergaulan, teman sebaya dan teman sekolah. Pola perilaku konsumsi pada remaja berbeda-beda dilihat dari pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media massa, dan lingkungan pergaulan. Pengetahuan tentang ekonomi dapat dilihat dari nilai raport siswa semester genap. Pengetahuan tentang ekonomi di SMA Negeri dan SMA Swasta belum tentu sama, karena setiap informasi yang diberikan oleh para siswa maupun guru tidak sama serta pemahaman siswa juga berbeda. Pengetahuan sangat dibutuhkan oleh siapa saja tidak mengenal usia, tempat, gender, suku, pendidikan, dan lain-lain. Pengetahuan tentang ekonomi telah mengubah remaja untuk mengonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkan. Remaja akan mengikuti pola pengetahuan ekonomi yang baik atau yang buruk bagi dirinya sendiri. Ketika remaja memenuhi kebutuhannya, mereka belajar untuk menjelaskan merubah pola perilaku konsumsinya yang konsumtif. Pengetahuan tentang ekonomi berpengaruh dengan perilaku kegiatan ekonomi remaja, karena remaja yang paham materi ekonomi maka kemungkinan besar akan membatasi pola konsumsi yang berlebihan dan mengonsumsi barang dan jasa yang mereka butuhkan. Mata pelajaran ekonomi sudah dipelajari sejak kita duduk di bangku SMP sampai perguruan tinggi. Pelajaran ekonomi di SMA Negeri dan SMA Swasta memang sama namun cara penyampaiannya dan cara penerapannya berbeda antara siswa SMA Negeri dan siswa SMA Swasta. Remaja yang bisa menangkap inti dari kegiatan ekonomi sangat diharapkan oleh para guru. Dengan mempelajari ekonomi, remaja dapat membedakan mana yang harus dikonsumsi sebagai kebutuhan dan mana yang bukan sebagai kebutuhan. Namun tidak semua remaja yang tahu tentang ekonomi menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya terutama dalam mengonsumsi barang dan jasa. Selain itu remaja juga dapat menerapkan kegiatan produksi dan distibusi di lingkungan sekitarnya. Status sosial ekonomi dapat dilihat dari pendidikan orang tua Ayah, jenis pekerjaan orang tua Ayah, dan pendapatan orang tua Ayah. Orang tua Ayah yang berpendidikan mudah dalam mencari pekerjaan sehingga akan mendapatkan penghasilan yang layak guna untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan berpengaruh pada uang saku siswa. Kaitan antara status sosial ekonomi dengan perilaku kegiatan ekonomi siswa sehari-hari berpengaruh pada uang saku siswa. Status sosial ekonomi Orang tua Ayah siswa ada yang berada ditingkat tinggi, sedang, dan rendah. Uang saku yang diberikan oleh masing-masing orang tua Ayah kepada anaknya pasti berbeda, tergantung kondisi ekonomi orang tua Ayah. Siswa yang uang sakunya pas-pasan maka akan lebih mendahulukan kebutuhan dari pada keinginan untuk mengonsumsi barang yang kurang bermanfaat. Berbeda dengan siswa yang mendapat uang saku lebih, siswa tersebut bisa mengonsumsi barang yang dibutuhkan dan barang yang di inginkan tanpa memikirkan manfaat kedepannya. Status sosial ekonomi Orang tua Ayah siswa SMA Swasta kebanyakan berada di golongan menengah keatas. Siswa yang berada di golongan menengah keatas bisa dilihat dari penampilan siswa berpakaian, tingkahlaku siswa, uang saku setiap harinya, dan lain-lain. Sekolah swasta dikenal dengan biaya yang mahal, karena semua biaya ditanggung oleh siswa itu sendiri. Sedangkan orang tua Ayah siswa SMA Negeri hanya sedikit yang berada pada status sosial ekonomi menengah atas. Meskipun orang tua Ayah siswa tersebut berada di golongan menengah atas, tapi ada siswa SMA Negeri di tuntut untuk memakai kerudung, anrok panjang, dan baju panjang sehingga siswa tersebut kurang bisa mengekpresikan dirinya di sekolahan. Sekolah negeri dikenal dengan biaya yang murah karena sebagian biaya ditanggung oleh pemerintah. Media massa dapat dilihat dari media elektronik dan media cetak. Media elektronik misalnya internet, HP, televisi, dan lain-lain. Sedangkan media cetak majalah, tabloid, surat kabar, buletin, dan lain-lain. Kaitan antara media massa dengan perilaku kegiatan ekonomi sangat berpengaruh untuk remaja karena media massa memberikan banyak penawaran barang dan jasa yang sedang populer dikalangan remaja dengan memberikan kemudahan dalam memperoleh barang dan jasa tertentu, sehingga dapat menyebabkan remaja menjadi konsumtif. Misalnya pesan terlebih dahulu melalui sistem on-line di internet. Dengan berbagai media massa yang beranekaragam dan canggih membuat siswa SMA Negeri dan SMA Swasta mudah mendapatkan informasi yang di inginkan terutama informasi tentang barang dan jasa yang mereka butuhkan. Selain memenuhi kebutuhan yang diinginkan, remaja juga perlu berinteraksi dan bersosialisasi dengan keluarga maupun dengan lingkungan sekitar. Lingkungan pergaulan dimana tempat remaja berada dan bergaul yang akan mempengaruhi perilaku kegiatan ekonomi sehari-hari remaja dalam mengonsumsi, memproduksi, dan mendistribusikan barang dan jasa. Kaitan antara lingkungan pergaulan dengan perilaku kegiatan ekonomi berpengaruh pada remaja dalam melakukan konsumsi, produksi, dan distribusi. Lingkungan pergaulan disini melihat dari dua faktor yakni teman bergaul, dan lingkungan tempat tinggal. Terkadang di dalam lingkungan tempat tinggal banyak sekali godaan untuk melakukan kegiatan konsumsi. Teman bergaul berpengaruh terhadap pola perilaku kegiatan ekonomi remaja dalam mengonsumsi barang dan jasa. Pengaruh teman dalam pergaulan remaja lebih besar daripada pengaruh orang tua dalam memberikan pertimbangan untuk mengonsumsi barang dan jasa tertentu, kerena pendapat teman lebih berarti daripada orang tua. Teman bergaul lebih mengerti mengenai barang dan jasa yang akan dikonsumsi, memberikan penilaian dan pertimbangan mengenai baik dan buruk karena mereka memiliki kesamaan dalam hal tertentu yaitu sama-sama berada di usia remaja. Remaja senang sekali berkelompok dengan memiliki kesamaan-kesamaan, misalnya menyukai merk barang dan jasa yang sama, memiliki hobi yang sama, memiliki kebiasaan yang sama dalam mengonsumsi barang-barang yang sedang populer, dan sama-sama suka dengan barang-barang yang uniklangka. Lingkungan tempat tinggal yang ada di sekitar kita banyak mempengaruhi perilaku remaja dalam melakukan kegiatan ekonomi baik konsumsi, produksi, dan distribusi. Lingkungan tempat tinggal bisa dari keluarga, dan masyarakat. Keluarga yang berperilaku konsumstif secara tidak langsung remaja tersebut akan mengikuti pola perilaku keluarganya. Hidup di kota tentu sangat berbeda dengan hidup di desa. Secara tidak langsung masyarakat kota dituntut untuk mengikuti mode yang sedang berkembang supaya tidak dianggap ketinggalan jaman, berbeda dengan hidup di desa. Masyarakat desa berperilaku apa adanya dan tidak berlebihan mengonsumsi barang dan jasa. Perilaku kegiatan ekonomi antara masyarakat kota dan masyarakat desa sangat berbeda. Kesadaran akan perilaku konsumtif tidak terlepas dari keberadaan media yang cenderung memberikan informasi akan mode terkini tentang gaya hidup. Namun tidak terlepas dari realitas kehidupan sehari-hari kita yang menunjukan kemajuan teknologi yang canggih, memungkinkan dapat melihat apa saja yang terjadi. Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta yang berperilaku konsumtif rela mengeluarkan uangnya hanya untuk menjaga gengsi di lingkungan pergaulannya. Baik itu masalah makanan, minuman, pakaian, dan hiburan. Hal ini dikarenakan agar setiap orang dianggap eksis dalam lingkungan pergaulannya. Beranekaragam jenis barang dan jasa yang di konsumsi oleh para Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta, terlebih mereka mendahulukan keinginan daripada kebutuhan. Keinginan yang berlebihan akan menimbulkan perilaku konsumtif bagi para siswa di SMA Negeri dan SMA Swasta. Perilaku konsumtif seperti ini terjadi pada hampir semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pada orang dewasa, tetapi perilaku konsumtif banyak melanda para remaja. Perilaku konsumtif adalah tindakan yang boros dalam mengkonsumsi barang dan jasa secara berlebihan. Perilaku konsumtif dapat menimbulkan dampak positif dan negatif untuk para siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Dampak positif dari perilaku konsumtif adalah utilitas para siswa terpenuhi, menambah koleksi barang, tidak ketinggalan mode. Sedangkan dampak negatifnya adalah pola hidup yang boros akan menimbulkan kecemburuan sosial, mengurangi kesempatan untuk menabung, cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang. Banyak yang menganggap bahwa siswa SMA Negeri dan SMA Swasta ibarat anak kandung dan anak tiri atau tangan kanan dan tangan kiri. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian tentang studi komparasi perilaku kegiatan ekonomi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta, yaitu ingin membandingkan perilaku kegiatan ekonomi yaitu konsumsi, produksi, dan distribusi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Dalam hal ini yang menjadi dasar komparasi peneliti adalah peneliti ingin mengetahui sekolah mana yang cenderung lebih dominan mempengaruhi perilaku kegiatan ekonomi siswa SMA Negeri dan SMA Swasta dalam mengonsumsi, memproduksi, dan mendistribusikan barang dan jasa. Konsumsi yang dilakukan oleh kebanyakan orang terutama remaja siswa SMA Negeri dan SMA Swasta sangat erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi ada berbagai kegiatan yakni konsumsi, produksi, dan distribusi, maka konsumsi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi. Tujuan para siswa SMA Negeri dan SMA Swasta mengonsumsi barang dan jasa yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencapai tingkat kepuasan yang maksimal. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “Studi Komparasi Perilaku Kegiatan Ekonomi Sehari-hari Antara Siswa SMA Negeri Dan SMA Swasta Di Kota Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta? 2. Apakah ada kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta? 3. Apakah ada kontribusi media massa terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta? 4. Apakah ada kontribusi lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta? 5. Apakah ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media massa, dan lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta? 6. Apakah ada perbedaan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta?

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Perilaku Kegiatan Konsumsi Perilaku kegiatan konsumsi adalah tindakan yang dilakukan siswa SMA Negeri dan SMA Swasta untuk mengonsumsi barang dan jasa. Cara mengukur kegiatan konsumsi siswa yaitu siswa membeli kebutuhan sekolah tas, sepatu, alat tulis, siswa makan dan minum di tempat elite, siswa membeli pakaian, aksesoris, kosmetik karena menarik, siswa mengonsumsi makanan dan minuman favorit sehari-hari, siswa mengonsumsi makanan seperti: KFC, Burger, Mc Donalds, dan makanan cepat saji. Alat yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah kuesioner. 2. Pengetahuan Tentang Ekonomi Pengetahuan tentang ekonomi adalah pemahaman siswa tentang materi ekonomi untuk melakukan kegiatan ekonomi yaitu konsumsi, produksi, dan distribusi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Pengetahuan tentang ekonomi dapat diukur dengan melihat nilai raport mata pelajaran ekonomi semester genap baik SMA Negeri maupun SMA Swasta di Kota Yogyakarta sesuai dengan sampel yang telah ditentukan oleh peneliti. 3. Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi adalah posisi orang tua Ayah dalam kelompok masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi uang saku siswa SMA Negeri dan SMA Swasta untuk melakukan kegiatan konsumsi. Variabel status sosial ekonomi diukur dengan menggunakan 3 indikator yakni tingkat pendapatan orang tua Ayah, tingkat pendidikan orang tua Ayah, dan jenis pekerjaan orang tua Ayah. Cara mengukur variabel status sosial ekonomi dengan indikator pendapatan orang tua Ayah dapat dilihat dari penghasilan yang di dapat setiap bulan dengan menggunakan nilai rupiah Rp. Tingkat pendidikan orang tua Ayah dapat diukur dengan cara memilih salah satu tingkat pendidikan yang diambil oleh orang tua Ayah yaitu SD, SMP, SMA, D1, D2, D3, S1, S2, dan S3. Sedangkan jenis pekerjaan orang tua Ayah dapat diukur dengan melihat orang tua Ayah berada pada tingkat pendidikan apa sehingga dapat menentukan jenis pekerjaan yang sesuai. Misalnya buruh, wiraswasta, PNS. Alat yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah kuesioner. 4. Media massa Media massa adalah alat yang digunakan siswa SMA Negeri maupun SMA Swasta untuk mendapatkan berbagai informasi yang ingin diketahuinya yang akan mempengaruhi kegiatan konsumsinya. Variabel media massa diukur dengan menggunakan 4 indikator yakni televisi, HP, internet, dan tabloid. Cara mengukur media televisi yaitu siswa menonton acara di televisi untuk hiburan, siswa menggunakan produk yang di iklankan di televisi. Media komunikasi HP dapat diukur dengan cara siswa menggunakan HP untuk membuka situs online shop di internet, siswa menggunakan HP untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan tugas sekolah. Cara mengukur media Internet yaitu siswa menggunakan internet untuk mencari tugas sekolah, siswa menggunakan internet sebagai sarana hiburan seperti: games on-line dan download lagu, video dan memlihat situs fashion . Cara mengukur media tabloid yaitu siswa membeli tabloid setiap minggu, siswa melihat tabloid untuk mengetahui perkembangan mode