d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan peneliti dalam bidang pendidikan untuk meneliti aspek lain yang dapat meningkatkan
hasil belajar.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Belajar
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakannya di dalam belajar atau membelajarkan orang lain. Belajar
dapat dirumuskan sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil pengalaman yang berlalu.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang menumbuhkan perubahan relatif permanen sebagai akibat upaya-upaya yang dilakukan
Suhaenah Suparno, 2001: 2. Menurut Sugihartono dkk 2007: 74 “Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Menurut Sardiman 2004: 21 belajar akan membawa suatu
perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar selalu mempunyai hubungan dengan arti perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya, setelah itu memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
b. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme
Salah satu
teori yang
berkaitan dengan
teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini disebut juga teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan
kognitif. Selanjutnya menurut Piaget dalam Trianto, 2007: 14 pengembangan struktur pengetahuan melalui dua cara, yaitu asimilasi
dan akomodasi. Asimilasi maksudnya struktur pengetahuan baru dibuat atas dasar struktur pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi
maksudnya struktur pengetahuan yang sudah ada kemudian dimodifikasi untuk menampung dan menyesuaikan dengan hadirnya
pengalaman baru. Pandangan tentang siswa dari teori belajar kognitif Piaget
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata
yang dimilikinya. Menurut Hudoyo, 1998: 5 Belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan skemata sehingga pengetahuan
terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar tersusun secara hirarkis. Belajar yang mengacu pada pandangan konstruktivisme
hendaknya menekankan langkah sebagai berikut: 1
Guru hendaknya memilih pengalaman belajar yang mendukung konsep yang akan dipelajari siswa
2 Siswa menyusun pengertian pribadinya terhadap pengalaman
belajar, sehingga pengetahuan yang tersusun bermakna bagi siswa itu sendiri.
3 Pengetahuan yang telah dikonstruksi oleh siswa dievaluasi melalui
diskusi, dimana masing-masing siswa mengemukakan gagasannya dan guru berperan sebagai fasilitator
4 Setiap siswa mengkonstruksi kembali pengertiannya dengan
mengaitkan pengertian itu pada pengalaman masing-masing. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu
aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga
melahirkan perubahan tingkah laku.
c. Pembelajaran
Dalam kurikulum dan pembelajaran, pembelajaran merupakan proses interaksi belajar mengajar dengan melibatkan komponen-
komponen pembelajaran yang meliputi: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, teknik mengajar, siswa, media, guru dan
evaluasi hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Syaiful Sagala, 2010 pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram
dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Menurut Cagne
dan Biggs dalam Tengku Zahra Djaafar, 2001: 2 pembelajaran adalah rangkaian peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa