yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur pelajaran dan memberi petunjuk kepada guru di kelas”.
Menurut pandangan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah sebuah perencanaan pengajaran yang
menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai perubahan spesifik pada perilaku siswa seperti yang diharapkan.
Brady Aunurrahman, 2009: 146 mengemukakan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai blueprint yang mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran.
Untuk memahami
tentang model
pembelajaran, lebih lanjut ia mengemukakan empat premis tentang model pembelajaran, yaitu:
1 Model memberikan arah untuk persiapan dan implementasi kegiatan
pembelajaran. Karena itu model pembelajaran lebih bermuatan praktis implementatif daripada bermuatan teoritis.
2 Meskipun terdapat sejumlah model pembelajaran yang berbeda, namun
pemisahan antara satu model dengan model yang lain tidak bersifat deskrit. Meskipun terdapat beberapa jenis model yang berbeda, model-
model tersebut memiliki keterkaitan.
3 Tidak ada satupun model pembelajaran yang memiliki kedudukan
lebih penting dan lebih baik dari yang lain. Tidak satupun model tunggal yang dapat merealisasikan berbagai jenis dan tingkatan tujuan
pembelajaran yang berbeda.
4 Pengetahuan guru tentang berbagai model pembelajaran memiliki arti
penting di dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Keunggulan model pembelajaran dapat dihasilkan bilamana guru
mampu mengadaptasikan atau mengkombinasikan beberapa model sehingga menjadi lebih serasi dalam mencapai hasil belajar siswa yang
lebih baik.
Berdasarkan premis tentang model pembelajaran yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dikembangkan
karena adanya perbedaan yang berkaitan dengan karakteristik siswa.
Karena siswa memiliki karakteristik kepribadian, kebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model
pembelajaran guru juga harus bervariasi. Disamping berdasarkan pertimbangan
keragaman siswa,
pengembangan berbagai
model pembelajaran juga dimaksudkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi belajar siswa, agar mereka tidak jenuh dengan proses belajar yang sedang berlangsung. Itulah sebabnya di dalam menentukan model-
model pembelajaran yang akan dikembangkan, guru harus memiliki pemahaman yang baik tentang siswa-siswnya, keragaman kemampuan,
motivasi, minat dan karakteristik pribadi lainnya Aunurrahman, 2009: 141.
3. Model Pembelajaran ARIAS
Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi dari model ARCS yang dikembangkan oleh Keller dan Kopp 1987: 2-9 sebagai jawaban
dari rancangan pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai
harapan expectancy value theory yang terdiri dari dua komponen tersebut dikembangkan oleh Keller menjadi empat komponen yaitu attention,
relevance, confidence dan satisfaction Keller dan Kopp, 1987: 289-319. Namun pada model pembelajaran ARCS tidak ada evaluasi
assessment, padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan untuk
mengetahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai siswa. Mengingat pentingnya evaluasi dalam setiap proses pembelajaran, maka model
pembelajaran ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen evaluasi. Dengan modifikasi tersebut, model pembelajaran yang digunakan
menjadi lima komponen yaitu Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction. Penggantian nama confidence menjadi assurance karena
kata assurance sinonim dengan kata self-confidence Morris, 1981: 80. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa
mampu dan berhasil tetapi penting juga sebagai seorang guru dapat menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka mampu dan dapat
berhasil. Demikian juga penggantian kata attention menjadi interest, karena pada kata interest minat sudah terkandung pengertian attention
perhatian. Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik minatperhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara
minatperhatian tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, model pembelajaran yang sudah dimodifikasi ini
disebut model pembelajaran ARIAS. Berikut deskripsi singkat dari komponen-komponen tesebut beserta contohnya.
a. Assurance
Berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau harapan untuk berhasil Keller, 1987: 2-9. Sikap percaya diri mempengaruhi
kinerja aktual seseorang, sehingga perbedaan dalam sikap ini menimbulkan perbedaan dalam kinerja. Sikap ini perlu ditanamkan
pada siswa agar merasa mampu melakukan sesuatu dengan berhasil dan terdorong melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin sehingga
mencapai hasil yang maksimal. Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan
prestasi yang baik secara terus menerus Prayitno, 1989: 42. Ketika siswa percaya bahwa sukses itu mungkin terjadi, siswa akan mencoba
percaya dan jika siswa tidak yakin dapat sukses semudah apapun materi dan sepandai-pandainya siswa, tetap saja siswa akan gagal oleh
Johnson Sopah, 2001: 459. Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar
berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat
melakukan sesuatu dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil
yang lebih baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain. Beberapa cara Sopah, 2001: 459 yang dapat digunakan untuk
mempengaruhi sikap percaya diri adalah: 1
Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri
sendiri. 2
Menggunakan standar yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan misal, dengan mengatakan bahwa kamu pasti dapat
menyelesaikan tugas tersebut tanpa melihat buku.