11
BAB II KERANGKA TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Kimia
Belajar merupakan hal yang paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya proses pendidikan di sekolah dapat dilihat dari
hasil belajar peserta didik. Gagne dalam Siregar dan Nara 2011 mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku individu yang relatif menetap,
dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan. Sementara itu, pembelajaran merupakan suatu upaya yang
dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode,
sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien, serta dengan hasil optimal Sugihartono, 2013.
Pendidik harus mampu memperhatikan perbedaan karakter setiap individu dalam proses pembelajaran, karena kemampuan setiap individu dalam memahami
materi pembelajaran juga berbeda-beda. Selain itu, masing-masing pelajaran tentu mempunyai karakteristik yang berbeda. Misalnya dalam pembelajaran kimia,
antara teori dan eksperimen dipadukan dan saling berkaitan satu sama lain. Juwairiah 2013 mengatakan bahwa “ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh
dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala alam, khususnya yang berkaitan
dengan komposisi, struktur, sifat, perubahan, dinamika, dan energi zat
“ h. 3.
12 Oleh karena itu, mempelajari kimia perlu melibatkan keterampilan dan penalaran
agar lebih mudah memahami materi kimia yang cenderung bersifat abstrak, selain itu juga dapat mengaplikasikan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kimia lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah Badan Standar Nasional Pendidikan [BSNP], 2006. Ilmu kimia mempunyai ciri-ciri yang khas, sehingga dalam mempelajarinya
diperlukan teknik belajar tertentu tanpa meninggalkan karakteristik kimia. Beberapa ciri kimia menurut Sastrawijaya 1988 adalah sebagai berikut:
1 Kimia lebih bersifat abstrak.
Ilmu kimia mempelajari berbagai zat atau konsep seperti atom, molekul, elektron, ion, orbital, ikatan, dan lain-lain pada tingkat mikroskopis. Sementara
itu, yang dapat diamati yaitu pada tingkat makroskopis, sehingga ilmu kimia dikatakan bersifat abstrak. Teknik belajar untuk hal-hal abstrak tersebut dapat
dilakukan dengan cara membayangkan atau menciptakan gambaran. Gambaran dapat menolong peserta didik untuk mengingat apa yang menjadi pusat
pembelajaran kimia seperti atom dan molekul. 2
Mempelajari penyederhanaan dari ilmu kimia sebenarnya. Zat-zat kimia terdapat dalam berbagai benda yang ada di bumi, misalnya
dalam air sungai, tanah, udara, pohon dan lain-lain. Bahan-bahan kimia tersebut tidak tunggal tetapi merupakan campuran. Kebanyakan bahan di dunia ini adalah
campuran yang terdiri dari senyawa-senyawa yang rumit, yang mungkin sukar dipelajari. Oleh karena itu, pembelajaran kimia dimulai dengan mempelajari zat-
13 zat yang sederhana, sehingga peserta didik dapat membayangkan secara sederhana
pula. 3
Bahan pelajaran kimia dimulai dari yang mudah menuju yang sukar. Bahan pelajaran kimia dimulai dari yang mudah. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan peserta didik memahami materi-materi yang diajarakan. Sebagai contoh, sebelum menuju materi molekul terlebih dahulu diberikan materi
mengenai atom. Sehingga peserta didik akan lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan.
4 Belajar kimia bukan hanya sekedar menyelesaikan soal-soal.
Ilmu kimia mempelajari teori-teori, aturan-aturan, fakta, deskripsi dan peristilahan kimia. Semua pengetahuan ini diperlukan untuk memecahkan soal-
soal. Pemecahan soal-soal numerik bergantung pula kepada pengetahuan tentang deskripsi kimia. Selain itu, pemahaman materi kimia tiap bab akan berbeda-beda.
Contoh untuk materi A diperlukan misalnya menghafal fakta, untuk materi B diperlukan mempelajari konsep, materi C diperlukan pemahaman grafik dan
rumus matematik, dan seterusnya. 5
Suatu pembelajaran kimia mengandung materi yang banyak. Pelajaran kimia mencakup materi yang sangat banyak, sehingga dalam
proses pembelajaran juga mungkin menuntut waktu yang banyak. Materi kimia yang abstrak agar lebih mudah dipahami dapat dihubungkan dengan pengalaman
sehari-hari. Sastrawijaya 1988 menambahkan bahwa tujuan pembelajaran kimia
adalah memperoleh pemahaman mengenai berbagai fakta, kemampuan mengenal
14 dan memecahkan masalah, mempunyai keterampilan dalam penggunaan
laboratorium serta mempunyai sikap ilmiah yang dapat ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari.
BSNP 2006 menyatakan bahwa mata pelajaran kimia di SMAMA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan
keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. b.
Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen,
pengambilan, pengolahan dan penafsiran data serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan
juga merugikan bagi individu, masyarakat dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan
masyarakat. e.
Memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
15
2. Media Pembelajaran