40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pengembangan
1. Hasil Pengembangan Produk
Hasil penelitian pengembangan yang pertama adalah alat peraga kimia berbasis kearifan lokal sebagai media pembelajaran kimia di SMAMA kelas X
serta buku petunjuk pembuatan dan penggunaan alat peraga kimia. Penjabaran dari produk yang dikembangkan yaitu sebagai berikut:
a. Alat Peraga Kimia
1 Poster metode ilmiah
Poster metode ilmiah yang dibuat menjelaskan tentang penanganan limbah cair industri batik di Wijirejo, Pandak, Bantul dengan menerapkan langkah-
langkah metode ilmiah. Poster dicetak menggunakan kertas ivory 260 gram dengan ukuran A1
cm. Poster yang dibuat seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Tampilan Poster Metode Ilmiah
Pembuatan poster metode ilmiah ini dilengkapi dengan kotak kit untuk memudahkan penyimpanan poster dan supaya poster tidak mudah rusak. Kotak kit
41 ini dibuat dalam bentuk tabung dengan diameter 9 cm dan tinggi 63 cm. Bahan
yang digunakan untuk membuat kotak kit adalah mika dengan ketebalan 1 mm, kemudian dilapisi kertas samson agar kotak kit lebih rapi. Kotak kit diberi label
“Poster Metode Ilmiah” menggunakan stiker vinil seperti pada Gambar 5.
Gambar 5. Tampilan Kotak Kit Poster Metode Ilmiah
2 Molymod
Molymod model molekul adalah suatu model tiga dimensi yang menggambarkan struktur molekul Leach, 2001. Salah satu komponen alat peraga
molymod, yaitu bulatan-bulatan dibuat dari tanah liat. Tanah liat di industri kerajinan gerabah Kasongan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gerabah.
Penelitian ini memanfaatkan tanah liat untuk membuat media pembelajaran yang inovatif, yaitu molymod dari tanah liat.
Atom digambarkan dengan bulatan-bulatan yang dibuat dari tanah liat, dan ikatan antar atom digambarkan dengan batang yang terbuat kawat yang dilapisi
dengan selang plastik. Bulatan-bulatan tersebut mempunyai warna yang berbeda- beda untuk membedakan atom suatu unsur, seperti pada Gambar 6.
42
Gambar 6. Tampilan Alat Peraga Molymod
Model molekul ini dapat menggambarkan bentuk molekul yang berbeda- beda. Berikut ini disajikan tabel model molekul, bentuk molekul, dan contohnya.
Tabel 6. Tampilan model molekul, bentuk molekul, dan nama senyawa
No Atom Pusat Model Molekul
Bentuk Molekul
Contoh
1 Karbon C
Tetrahedral CH
4
, CBr
4
, CCl
4
, CHCl
3
Linier CO
2
2 Oksigen O
Bentuk V H
2
O
3 Sulfur S
Bentuk V H
2
S, SCl
2
4 Nitrogen N
Piramida Trigonal
NH
3
, NF
3
Bentuk V NO
2 -
43 Alat peraga molymod ini dilengkapi dengan kotak kit yang berfungsi untuk
menyimpan bulatan-bulatan dan batang penghubung. Kotak kit ini dibuat dari bahan kayu dengan ukuran
cm, kemudian dicat warna putih agar kotak kit lebih awet dan rapi. Kotak kit disekat menjadi 4 bagian, hal ini
dimaksudkan untuk membedakan letak antara batang penghubung, bulatan- bulatan atom karbon, bulatan-bulatan atom hidrogen, dan bulatan atom-atom
lainnya. Pada kotak kit bagian dalam ditempel petunjuk penggunaan molymod dan data tentang nama atom, jumlah atom, warna, dan jumlah lubang. Sedangkan pada
kotak kit bagia n luar ditempel label “Molymod” seperti pada Gambar 7 dan
Gambar 8. Petunjuk penggunaan alat dan label dibuat dari bahan stiker vinil agar tidak mudah rusak ketika terkena air.
Gambar 7. Tampilan Kotak Kit Molymod Bagian Dalam
Gambar 8. Tampilan Kotak Kit Molymod Bagian Luar
44 3
Electrolyte tester Electrolyte tester merupakan alat yang berfungsi untuk menguji apakah
suatu larutan dapat menghantarkan listrik atau tidak. Daya hantar listrik suatu larutan dapat diidentifikasi berdasarkan nyala lampu LED pada electrolyte tester.
Apabila lampu LED menyala terang maka larutan dapat menghantarkan listrik dengan baik sehingga disebut elektrolit kuat, apabila lampu LED menyala redup
maka larutan dapat menghantarkan listrik tetapi sangat lemah sehingga disebut elektrolit lemah dan apabila lampu LED tidak menyala maka larutan tidak dapat
menghantarkan listrik disebut non elektrolit. Larutan yang dapat diuji menggunakan electrolyte tester salah satunya adalah larutan yang digunakan
dalam proses penyepuhan logam. Industri kerajinan perak di Kotagede menggunakan larutan elektrolit yang mengandung logam penyepuh agar proses
penyepuhan logam dapat berlangsung. Rangkaian electrolyte tester dibuat sederhana seperti pada Gambar 9. Alat
ini terdiri dari rangkaian logam yang berfungsi sebagai elektrode, dihubungkan dengan lampu LED dan sumber arus yang terdiri dari 3 buah baterai jam
berukuran kecil. Masing-masing baterai mempunyai tegangan 1,5 volt. Ketiga baterai tersebut dirangkai secara seri sehingga tegangan total 4,5 volt. Rangkaian
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam wadah board marker. Pengunaan wadah board marker dimaksudkan agar electrolyte tester ini lebih praktis saat digunakan.
Gambar 9. Rangkaian Electrolyte Tester
45
Gambar 10. Tampilan Electrolyte Tester
Electrolyte tester diberi label menggunakan stiker vinil, hal ini bertujuan agar label tidak mudah rusak ketika terkena larutan. Alat ini dikemas dalam kotak
kit yang terbuat dari kertas karton berukuran cm dan diisi dengan
styrofoam. Styrofoam ini berfungsi untuk meletakkan alat sehingga alat akan lebih aman. Kotak kit pada bagian tutupnya juga ditempel petunjuk penggunaan
electrolyte tester agar memudahkan pendidik dan peserta didik untuk menggunakan alat tersebut, sedangkan pada kotak kit bagian luar ditempel label
“Electrolyte Tester”, dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.
Gambar 11. Tampilan Kotak Kit Electrolyte Tester Bagian Dalam
Gambar 12. Tampilan Kotak Kit Electrolyte Tester Bagian Luar
46 4
Alat electroplating Alat electroplating yang dikembangkan merupakan alat untuk penyepuhan
logam secara sederhana. Alat ini menggambarkan proses penyepuhan logam di industri kerajinan perak Kotagede. Industri kerajinan perak di Kotagede pada
umumnya menggunakan perak dan emas untuk melapisi tembaga. Proses penyepuhan logam ini merupakan salah satu contoh penerapan ilmu kimia dalam
kehidupan sehari-hari. Prinsip penyepuhan logam yaitu logam yang dilapisi diperlakukan sebagai katoda yang dihubungkan dengan kutub negatif dan logam
pelapis diperlakukan sebagai anoda yang dihubungkan dengan kutub positif. Alat electroplating ini menggunakan tembaga sebagai logam pelapisnya dan seng
sebagai logam yang akan dilapisi. Sumber arus yang digunakan adalah arus searah DC, pada alat ini menggunakan 4 buah baterai. Masing-masing baterai
mempunyai tegangan 1,5 volt. Semua baterai dirangkai sehingga tegangan total baterai menjadi 6 volt. Selain itu, dalam alat ini dilengkapi dengan saklar yang
berfungsi untuk memutuskan arus listrik maupun menghubungkan arus listrik. Rangkaian alat electroplating dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Rangkaian Alat Electroplating
47 Papan alat electroplating ini dibuat menggunakan kayu dengan ukuran
cm dan tinggi tiang yaitu 18 cm. Papan tersebut di cat menggunakan cat kayu agar kayu lebih awet dan rapi. Wadah larutan pada alat electroplating ini
dibuat dari bahan akrelit. Penggunaan akrelit dimaksudkan agar wadah tidak mudah pecah sehingga aman digunakan untuk peserta didik. Ukuran wadah
larutan ini yaitu cm.
Agar memudahkan penyimpanan alat peraga ini, maka dibuat kotak kit dengan ukuran
cm. Kotak kit ini dibuat dari bahan kayu yang kemudian di cat dengan warna coklat. Kotak kit bagian dalam ditempel petunjuk
penggunaan alat agar memudahkan guru dan peserta didik ketika menggunakan alat electroplating ini. Sementara itu,
kotak kit bagian luar ditempel label “Alat Electroplating
” dari bahan stiker vinil seperti pada Gambar 14 dan Gambar 15.
Gambar 14. Tampilan Kotak Kit Alat Electroplating Bagian Dalam
Gambar 15. Tampilan Kotak Kit Alat Electroplating Bagian Luar
48 b.
Buku Petunjuk Buku petunjuk pembuatan dan penggunaan alat peraga kimia ini dibuat
sebagai panduan guru untuk dapat mengembangkan alat peraga sendiri. Buku petunjuk yang dibuat secara khusus membahas tentang alat peraga yang
dikembangakan, terdiri dari empat bab. Setiap bab dijelaskan tentang kearifan lokal, alat peraga yang dibuat, kompetensi dasar yang ingin dicapai dengan
penggunaan alat peraga, materi kimia yang terkait, alat dan bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga, langkah-langkah pembuatan alat peraga, cara
penggunaan alat peraga serta dilengkapi dengan gambar. Penampilan isi buku petunjuk dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 16. Tampilan Penjelasan
Kearifan Lokal pada Buku
Gambar 17. Tampilan Jenis Alat
Peraga dan Kompetensi Dasar
49
Gambar 18. Tampilan Materi Kimia yang Terkait dengan Alat Peraga
Setiap bab diawali dengan penjelasan mengenai kearifan lokal, alat peraga yang dibuat, kompetensi dasar yang ingin dicapai serta materi kimia yang terkait
dengan alat peraga. Penjelasan tentang kearifan lokal ini bertujuan agar pembaca mengetahui keterkaitan antara materi kimia khususnya alat peraga dengan
kehidupan di sekitarnya. Sementara itu, penjelasan mengenai materi kimia yang terkait dengan alat peraga yang dimaksudkan agar pembaca memahami prinsip
kerja alat peraga sebelum membuatnya.
50
Gambar 19. Tampilan Alat-alat yang
Digunakan dalam Pembuatan Alat Peraga
Gambar 20. Bahan-bahan yang
Digunakan dalam Pembuatan Alat Peraga
Masing-masing alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat peraga dilengkapi dengan gambar dan diberi penjelasan antara lain, kegunaan,
ukuran, dan bahan alternatif yang dapat menggantikan bahan tersebut.
Gambar 21. Tampilan Cara
Pembuatan Alat Peraga
Gambar 22. Tampilan Petunjuk
Penggunaan Alat Peraga Tahapan pembuatan alat peraga disajikan secara lengkap dan menggunakan
bahasa yang komunikatif. Selain itu, pada tahapan pembuatan alat peraga
51 dilengkapi dengan gambar setiap tahapnya, hal ini dimaksudkan agar pembaca
mudah mengaplikasikan pembuatan alat peraga tersebut. Buku juga dilengkapi dengan petunjuk pemakaian setiap alat peraga dan contoh pemakaiannya,
sehingga pembaca dapat memahami cara pemakaian alat peraga tersebut dengan tepat.
Sementara itu, sampul buku petunjuk pembuatan dan penggunaan alat peraga kimia dibuat dengan menggunakan program Corel Draw X7. Sampul buku
dipilih warna merah dan pada sampul buku terdapat gambar empat alat peraga yang telah dibuat, karena sampul buku mencerminkan isi buku.
Gambar 23. Sampul Buku Bagian Depan dan Belakang
Desain buku yang telah selesai kemudian dicetak dengan menggunakan kertas hvs 100 gram untuk bagian isi buku, dan kertas ivory 230 gram untuk
bagian sampul. Keseluruhan bagian buku menggunakan kertas berukuran B5 cm. Setelah proses percetakan selesai, dihasilkanlah buku petunjuk
pembuatan dan penggunaan alat peraga kimia untuk SMAMA kelas X.
52
2. Penilaian Produk