Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

hasil belajar siswa hanya memperhatikan prilaku siswa tersebut karena pada mata pelajaran Ekonomi belum mempunyai penilaian khusus terhadap hasil belajar siswa pada ranah afektif dan ranah psikomotor. Teknik tes sendiri merupakan alat ukur kognitif siswa sedangkan pada non-tes merupakan alat ukur mengetahui afektif dan psikomotor siswa. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Peraturan Mentri Pendidikan Kebudayaan Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin: 1 perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, 2 pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan 3 pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informative. Standar penilaian pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidik, dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. 8 Hal ini menunjukkan bahwa penilaian menurut Permendiknas merupakan kriteria, prosedur, dan instrumen penilaian pada hasil belajar peserta didik sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai proses penilaian pembelajaran dalam mata pelajaran Ekonomi dan mengangkat masalah yang berjudul: “IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADARASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA” 8 Dr. Kunandar, Penilaian Autentik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 49

B. Masalah Penelitian

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah Implementasi penilaian hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Implementasi penilaian hasil belajar menyangkut hasil dan pelaksanaan penilaian pada mata pelajaran Ekonomi.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Implementasi penilaian pada ranah kognitif dalam pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Implementasi penilaian pada ranah afektif dalam pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. c. Implementasi penilaian pada ranah psikomotor dalam pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimanakah implementasi penilaian ranah kognitif dalam pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? b. Bagaimanakah implementasi penilaian ranah afektif dalam pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? c. Bagaimanakah implementasi penilaian ranah psikomotor dalam pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui implementasi penilaian ranah kognitif dalam pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Mengetahui implementasi penilaian ranah afektif dalam pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Mengetahui implementasi penilaian ranah psikomotor dalam pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru, dapat menjadi salah satu acuan untuk menggunakan proses penilaian yang tepat pada saat pembelajaran dilakukan. 2. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam membina guru dalam kreativitasnya oleh pelatihan pendidikan 3. Bagi pengawas, dapat melakukan pembinaan untuk mengembangkan kualitas sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Ranah Kognitif

1. Pengertian Ranah Kognitif

Ranah Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: “pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. ” 1 Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Syamsul Bachri Thalib “ menjelaskan bahwa selama tahapan operasi formal yang terjadi sekitar usia 11-15 tahun, seseorang anak mengalami perkembangan penalaran dan kemampuan berfikir untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya bersadarkan pengalaman langsung. ” 2 Jadi menurut Piaget bahwa penilaian ranah kognitif yang dipelajari sejak kanak-kanak bertindak sebagai acuan untuk mengenai apa yang terjadi, dan bagaimana menerapkan pada tahap selanjutnya. Pieget memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas, anak tidak pasif dalam menerima informasi. Menurut Jerome Bruner, sebagaimana dikutip oleh Syarifan Nurjan, “teori perkembangan kognitif antara lain ada dua ciri yang harus memperhatikan aspek-aspek pertumbuhan secara alamiah, berikut penjelasannya: a. Pertumbuhan intelektual ditandai dengan berkembangannya respon setiap stimulus terhadap lingkungan secara tiba-tiba. 1 Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana. 2008, h. 125. 2 Syamsul Bachri Thalib. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, Jakarta: Kencana 2010, h. 50 b. Pertumbuhan tergantung pada perkembangan internal dan sistem penyimpanan informasi yang menggambarkan fakta. ” 3 Dari kesimpulan menurut pendapat Jerome Bruner, ranah kognitif adalah untuk memperoleh kepuasan, memodifikasi respon untuk menghadapi situasi pada perubahan lingkungan. Dan memungkinkan peserta didik untuk mempelajari sistem symbol pada dunianya, sehingga peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya untuk menduga berdasarkan fakta yang peserta didik ketahui. Dari berbagai pengertian yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa ranah kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan untuk masa depan. Menurut Matinis Yamin, tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berfikir”, mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menentukan siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. 4 Aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan untuk masa depan. Seorang guru dalam mengembangkan keterampilan ranah kognitif para siswanya merupakan hal yang paling penting jika guru tersebut menginginkan siswanya aktif mengembangkan keterampilan aspek-aspek psikologis lainnya. Selanjutnya untuk memperjelas gagasan pengembangan kecakapan ranah kognitif berikut ini digambarkan pola 3 Syarifan Nurjan, Psikologi Belajar, Surabaya: Amanah Pustaka. 2009, h. 6. 4 Matinis Yamin, Strategi Pembelajran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press. 2003, h. 27 pengembangan fungsi pada ranah kognitif siswa. 5 Sebagaimana ditulis oleh Muhibbin Syah. Gambar 2.1 Pola Pengembangan Fungsi Kognitif Siswa 5 Muhibbi Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999, h. 52-53 Pengembangan fungsi kognitif Upaya 1. Proses mengajar-belajar PMB memahami, meyakini, dan mengaplikasikan isi dan nilai materi pelajaran 2. Proses mengajar-belajar PMB memecahkan masalah dengan mengaplikasikan isi dan nilai materi pelajaran Hasil Kecakapan kognitif siswa Kecakapan afektif siswa Kecakapan psikomotor siswa Hasil Sumber Daya Manusia SDM berkualitas