B. Ranah Afektif 1. Pengertian Ranah Afektif
Menurut Anas Sudijono ranah afektif ialah “ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi. ”
29
Menurut Muhibbin Syah, bahwa ranah kognitif sangat erat kaitannya dengan “ranah kognitif pengembangan ranah kognitif pada dasarnya
membuahkan kecakapan kognitif dan juga menghasilkan kecakapan afektif.
”
30
Sebagai contoh, seorang guru yang piawai dalam mengembangkan kecakapan kegnitif, maka berdampak positif pula
terhadap ranah efektif.
Menurut Zainal Arifin, ranah afektif yaitu internalisasi sikap yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik
menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga mejadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan
menentukan tingkah laku.
31
Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa afektif ialah perilaku yang menekankan perasaan, emosi, atau
derajat tingkat penolakan atau penerimaan terhadap suatu objek.
Menurut Burhan Nurgiyantoro, bahwa ranah afektif berkaitan erat dengan perasaan, nada, emosi, motivasi, kecenderungan bertingkah laku,
tingkatan penerima dan penolakan terhadap sesuatu. ”
32
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, ranah afektif ialah penilaian terhadap aspek siswa untuk mengetahui sejauh
mana perilaku siswa dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan membantu semua peserta didik belajar, serta mampu membangkitkan
29
Sudaryono , Op.Cit., h. 46
30
Muhibbin Syah, Op. Cit., h.51
31
Zainal Arifin, Op. Cit., h. 22
32
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, h. 58
karakter peserta didik untuk belajar. Hal ini merupakan tanggung jawab sebagai seorang guru sebagai pengajar dan pendidik. Selain itu juga ikatan
emosional sering diperlukan untuk membangun karakter kebersamaan
antar peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Menurut Nana Sudjana, “tipe hasil belajar afekif nampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan kelas, kebiasaan belajar, dan
hubugan sosial. ”
33
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum pada sikap
adalah sebagai berikut:
Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatuobjek.
Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri dari tiga komponen,
yakni: afektif, kognitif, dan konatifperilaku. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya
terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif
adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara- cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
34
Ranah afektif mencakup watak prilaku seperti perasaan, minat, sikap emosi, atau nilai. Menurut Popham dalam Harun Rasyid,
“ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang, orang yang tidak memiliki
minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan studi secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran
diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. ”
35
33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 30
34
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, Tentang Implementasi Penilaian, h. 59
35
Harun Rasyid, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima,2009, h. 13