telah tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupakan pasagan, atau merupakan “jodoh” dari pertanyaannya.”
26
Kelebihan tes tertulis bentuk menjodohkan adalah: 1.
Waktu membaca dan merespon relatif singkat 2.
Mudah untuk dibuat 3.
Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya Sedangkan
kelemahan dari
tes tertulis
bentuk menjodohkan adalah:
1. Meteri soal menjodohkan dibatasi oleh factor
ingatan atau pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan
yang bersifat
pengertian dan
kemampuan membuat penafsiran
2. Sulit menyusun soal menjodohkan yang
mengandung sejumlah respon yang homogen 3.
Mudah terpengaruh dengan petunjuk yang tidak relevan
27
d. Tes isian completion test
Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek, yang pada bagian-bagian yang memuat istilah atau
nama tertentu dikosongkan. Menurut Muhibbin Syah “tugas
siswa dalam hal ini berpikir untuk menemukan kata-kata yang relevan dengan karangan tersebut. Lalu kata-kata
dituliskan pada titik-titik atau ruang kosong yang terdapat pada bagian tadi.
”
28
Contoh : 1.
Columbus menemukan Benua Amerika pada tahun…..
26
Anas Sudijono, Op.Cit., h. 111
27
Kunandar, Op. Cit., h. 208
28
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2010, h 146
2. Air akan membeku pada suhu…. Derajat Fahrenheit
Ada juga completion test yang tidak berbentuk kalimat- kalimat pendek seperti diatas, tetapi merupakan kalimat-
kalimat dan memuat banyak isian. Misalnya:
Di mulut, makanan dikunyah dan dicampur dengan ….. 1 yang
mengandung….. 2
berguna untuk
menghancurkan….. 3 kemudian ditelan melalui….. 4 masuk ke….. 5 di sini dicampur dengan….. 6 dan
seterusnya. Jawaban-jawaban tidak perlu ditulis ditempat yang
dikossongkan, sebab cara demikian akan meyukarkan pemeriksa. Tetapi sediakanlah tempat tersendiri dengan
nomor urut ke bawah. Oleh karena itu dalam membuat soal, tempat-tempat isian harus diberi contoh seperti diatas.
Contoh tempat jawaban: 1.
……………………… 2.
……………………… 3.
……………………... 4.
……………………… Tes bentuk jawabanisian singkat dibuat dengan
menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal ini biasa berupa
pertayaan dan melengkapi atau isian. Penskoran isian singkat dapat dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk
jawaban benar dan skor 10 untuk jawaban salah.
B. Ranah Afektif 1. Pengertian Ranah Afektif
Menurut Anas Sudijono ranah afektif ialah “ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi. ”
29
Menurut Muhibbin Syah, bahwa ranah kognitif sangat erat kaitannya dengan “ranah kognitif pengembangan ranah kognitif pada dasarnya
membuahkan kecakapan kognitif dan juga menghasilkan kecakapan afektif.
”
30
Sebagai contoh, seorang guru yang piawai dalam mengembangkan kecakapan kegnitif, maka berdampak positif pula
terhadap ranah efektif.
Menurut Zainal Arifin, ranah afektif yaitu internalisasi sikap yang menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik
menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga mejadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan
menentukan tingkah laku.
31
Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa afektif ialah perilaku yang menekankan perasaan, emosi, atau
derajat tingkat penolakan atau penerimaan terhadap suatu objek.
Menurut Burhan Nurgiyantoro, bahwa ranah afektif berkaitan erat dengan perasaan, nada, emosi, motivasi, kecenderungan bertingkah laku,
tingkatan penerima dan penolakan terhadap sesuatu. ”
32
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, ranah afektif ialah penilaian terhadap aspek siswa untuk mengetahui sejauh
mana perilaku siswa dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan membantu semua peserta didik belajar, serta mampu membangkitkan
29
Sudaryono , Op.Cit., h. 46
30
Muhibbin Syah, Op. Cit., h.51
31
Zainal Arifin, Op. Cit., h. 22
32
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, h. 58