Implementasi Penilaian Ranah Afektif Pada Mata Pelajaran

yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkatannya maka makin tinggi dan kompleks dan penguasaan suatu tingkat masyarakat penguasaan tingkat sebelumnya. Bloom mengklasifikasikan tujuan kognitif dalam enam tipe dalam Ngalim Purwanto, yaitu: “a Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan Knowledge; b Tipe hasil belajar pemahaman Comprehension; c Tipe hasil belajar analisis Analysis; d Tipe hasil belajar sintesis Synthesis; e Tipe hasil belajar evaluasi Evaluation ”. 11 Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab-akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya penilaian terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan. Implementasi penilaian ranah kognitif pada mata pelajaran Ekonomi adalah pada tingkat pengetahuan contoh evaluasinya siswa diberi pertanyaan tentang informasi yang dihafal, seperti pengertian atau definisi tentang masalah ekonomi, definisi tentang kelangkaan. Pada tingkat pemahaman, siswa diminta untuk memberikan contoh konsep kelangkaan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat aplikasi siswa diminta untuk menyelesaikan atau mencari solusi tentang suatu konsep, dalam hal ini solusi kelangkaan. Pada tingkat sintesis siswa diminta untuk 11 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, Cet.. Ke-12, h. 44-47 menyimpulkan berbagai definisi, contoh kongkret yang diperoleh dengan kata-katanya sendiri. Pada tingkat evaluasi, siswa diminta untuk membaca artikel-artikel tentang kelangkaan kemudian diminta untuk menilai dan memberi saran. Pada penerapan penilaian ranah kognitif mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, pada umumnya lebih banyak pada tingkat pengetahuan dan pemahaman saja sedangkan pada tingkat penerapan, analisis, sisntesis, dan evaluasi masih kurang. Dikarenakan pada kelas X semester 1 masih dalam tahap penyesuaian dari tingkat SMP ke tingkat MA. Dari data deskripsi tersebut, dapat teramati bahwa pelaksanaan penilaian dalam mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penilaian ranah kognitif pada mata pelajaran ekonomi, dilakukan dengan Quiz untuk mengetahui pemahaman masing-masing indikator, yang dilakukan secara tertulis dan bisa juga dengan pertanyaan lisan di kelas. Untuk mengetahui pencapaian kompetensi masing-masing Kompetensi Dasar dilakukan melalui ulangan harian. Sedangkan untuk mengetahui pencapaian kompetensi masing- masing Kompetensi Inti dilakukan melalui ulangan tengah semester dan ulangan semester.

2. Penilaian Ranah Afektif

Menurut Anas Sudijono ranah afektif ialah “ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi”. 12 Menurut Muhibbin Syah, bahwa ranah kognitif sangat erat kaitannya dengan “ranah kognitif pengembangan ranah kognitif pada 12 Anas Sudijono, Op.Cit., h. 111 dasarnya membuahkan kecakapan kognitif dan juga menghasilkan kecakapan afektif”. 13 Menurut Burhan Nurgiyantoro, bahwa ranah afektif berkaitan erat dengan perasaan, nada, emosi, motivasi, kecenderungan bertingkah laku, tingkatan penerima dan penolakan terhadap sesuatu. ” 14 Ranah afektif yang tergolong penting adalah “a. kejujuran: peserta didik harus belajar untuk menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan orang lain; b. integritas: peserta didik harus dapat dipercaya oleh orang lain, mengikat pada kode nilai; c. adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang memperoleh perlakuan hukum yang sama; d. kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara demokratis harus memberi kebebasan secara maksimum kepada semua orang.” 15 Sesuai dengan karakteristik afektif dalam proses pembelajaran adalah minat, sikap, konsep diri dan nilai maka tujuan penilaian afektif adalah: a Untuk memperoleh informasi minat peserta didik terhadap mata pelajaran Ekonomi yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran Ekonomi; b Untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran Ekonomi; c Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Peserta didik melakukan evaluasi terhadap potensi yang ada dalam dirinya. Informasi ini dapat digunakan untuk menentukan program yang sebaiknya ditempuh peserta didik untuk menentukan jenjang karir; d Untuk mengungkap nilai individu. Informasi yang diperoleh ini berupa nilai yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang positif diperkuat dan yang negatif diperlemah dan akhirnya dihilangkan. 13 Muhibbin Syah, Psikologi dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995, h. 51 14 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, h. 58 15 Sukanti. PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 – Tahun 2011.