Level Ideologi Media Media dan Ideologi

kuliah-kuliah tertulis, pamplet, pengumuman tertulis, spanduk- spanduk dan lain sebgainya. 3. Lukisan: yakni gambar-gambar dalam seni lukis, foto dan lain sebgaianya. Bentuk lukisan ini banyak menarik perhatian orang banyak dan dipakai untuk menggambarkan suatu maksud yang ingin disampaikan kepada orang lain termasuk umpamanya komik- komik bergambar Islami untuk anak-anak. 4. Audio visual: yaitu suatu cara menyampiakna sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan dalam televisi, radio, film dan sebagainya. 5. Akhlak: yaitu suatu cara yang menyampaikan langsung ditunjukkan dalam bentuk perbuatan yang nyata. 32 Akan kebutuhan media untuk menyampaikan pesan dakwah sangat penting sekali, seperti yang diungkapkan oleh M. Bahri Ghazali “kepentingan dakwah terhadap media atau alat yang sangat penting sekali, sehingga dapat dikatakan dengan menggunakan media, dakwah akan mudah dicerna dan diterima oleh komunikan mad‟unya. 33 Dalam mengembangkan dakwah Islam, Rasulullah Muhammad saw. telah memanfaatkan risalah sebagai media komunikasi. Meskipun Rasulullah termasuk manusia yang tak dapat membaca atau buta huruf ummi, namun dakwah secara risalah surat-menyurat pada awal kedatangan Islam tetap terwujud, hal ini tak lain karena bantuan para sahabat yang pandai menulis. Berdakwah melalui tulisan adalah salah satu metode dakwah Rasulullah SAW. Hal ini pernah dilakukan dengan mengirim surat kepada sejumlah penguasa Arab saat itu, atau yang mungkin lagi karena pesan pertama Al- Qur‟an adalah membaca, tentu perintah membaca ini erat 32 Dr. H. Hamzah Ya‟qub, Publistik Islam: Teknik Da,wah dan Leadership, h. 47- 48. 33 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah Jakarta: Media Dakwah, 1984, h. 225. kaitannya dengan perintah menulis. 34 Bahkan sejahrawan Muhammad bin Sa‟ad w. 230 H dalam kitabnya, Al-Thabaqat Al-Kubra, menuliskan satu persatu surat Rasulullah saw. yang berjumlah tidak kurang dari 105 surat yang lengkap dengan sanadnya. 35 Dengan melihat kepada banyaknya jumlah surat yang pernah dikirim oleh Nabi, hal tersebut menunjukkan adanya kesibukan Rasulullah berdakwah khususnya di bidang risalah, disamping bidang-bidang lainnya. Dari kegiatan dakwah tertulis itulah terlihat bahwa landasan jurnalistik telah diletakkan oleh beliau selaras dengan kondisi dan kemajuan ummat pada waktu itu. Jika sekarang ini kita ketahui adanya wartawan yang mahir meng- cover suatu berita atau kejadian, kemudian menuliskannya lewat koran, maka di zaman Rasulullah saw. sesungguhnya para sahabat itu telah melaksanakan fungsi kewartawanan yang suci. Para sahabat Nabi telah mensponsori pemberitaan mengenai diri pribadi Nabi. Dan tidaklah begitu berlebih-lebihan jika dikatakan bahwa sahabat-sahabat Nabi ialah wartawan-wartawan reporter yang demikan mahirnya meng-cover berita- berita kejadian di zaman Nabi terutama yang menyangkut langsung kegiatan Rasululllah saw. baik perbuatan-perbuatan af ’al beliau maupun perkataan-perkataan sabda-sabda beliau. Diantara para sahabat yang selalu mengikuti dan meng-cover berita-berita Nabi ada Aisyah bin Abu Bakar, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi 34 Asep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan, Bandung : Mujahid, 2004, h. 5. 35 Muhammad ibn Sa‟ad, Al-Tabaqat Al-Kubra Beirut: Dar Beirut, 1980, h. 258. Thalib, Abi Hurairah, Anas, dan Ibnu Umar. 36 Para sahabat inilah yang mengindahkan berita-berita itu kepada sahabat lainnya, kemudian kepada tabi’in, lalu kepada tabi’it-tabi’in. Ratusan ribu Hadits yang berhasil dicatat oleh para ahli-ahli Hadits adalah berkat jasa-jasa reportase para sahabat.

C. Analisis Wacana

1. Konsep Analisis Wacana

Menurut Eriyanto, dalam bukunya Analisis Wacana, Pengantar Analisis Media mengatakan bahwa bahasa adalah hal utama dalam kaitan dengan pembuatan suatu wacana. Bahasa mampu menggambarkan suatu subyek yang berhubungan dengan pemakaian ideologi dalam suatu teks. 37 Melalui bahasa inilah kelompok sosial yang ada di masyarakat akan saling menunjukkan eksistensinya masing-masing. Bahasa adalah suatu sistem kategorisasi, dan kosakata tertentu dapat dipilih yang akan menyebabkan makna tertentu. Selain bahasa, ada pula peran dari pemikiran atau ideologi. Kerja ideologi, sebagai mana dinyatakan John Fiske yang tertulis dalam buku Eriyanto, selalu mendukung status quo melalui mana kelompok yang mempunyai kekuasaan lebih besar dan menyebarkan gagasan serta pesannya. 38 Posisi pembacaan dominan dominant-hegemonic position yaitu saat 36 Dr. H. Hamzah Ya‟qub, Publistik Islam:Teknik Da,wah dan Leadership, h. 86. 37 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 94. 38 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 154