3. Kondisi Geografis Suriah
Republik Arab Suriah bahasa Arab: ةيروسلا ةيبرعلا ةيروهمجلا al-
jumhūriyyaħ al-ʕ arabiyyaħ as-sūriyyaħ; bahasa Inggris: Syria, adalah negara yang terletak di Timur Tengah.
Suriah terletak di ujung timur Laut Mediterania . Hal ini berbatasan dengan Lebanon dan Israel di sebelah
barat, Turki di utara , Irak di timur , dan Yordania di selatan . Daerah pesisir Suriah adalah dataran yang sempit, dengan berbagai
pegunungan pesisir, dan lebih jauh ke pedalaman ialah daerah padang rumput . Di timur adalah gurun Suriah dan di selatan adalah Jebel Druze
Range. Titik terendah daratan Suriah ada di lokasi dekat Danau Tiberias, yang mencapai minus 200 meter. Sedangkan titik tertinggi di Suriah
adalah Gunung Hermon 9232 ft; 2.814 m di perbatasan Lebanon.
9
Sebagian besar wilayah Suriah terdiri dari dataran tinggi kering, meskipun bagian barat laut yang berbatasan dengan Mediterania cukup
hijau dan subur. Sungai Eufrat merupakan sungai yang paling penting yang melintasi wilayah Suriah sebelah timur. Sepanjang barat gunung
pantai, Suriah beriklim ekstrem mediteranian, sebagaimana di sana ada musim kering yang panjang dari bulan Mei ke bulan Oktober. Frekuensi
hujan pada musim panas sangatlah sulit karena hanya muncul di arah Utara-Barat. Di pantai, musim panas sangat panas dan lembap, dengan
suhu rata-rata 29°C, dan ketika musim salju suhu minimal harian mencapai 10 °C.
9
http:hikmat.web.idsejarah-duniasejarah-negara-suriah diakses pada 12 April 2014 pkl. 12:34 wib.
Angka kelahiran di Suriah masih tinggi dengan jumlah penduduk berdasarkan sensus tahun 2004 adalah 18.018.116 juta jiwa. Terdiri dari
74 Sunni, Alawi 12, Kristen 9, dan Druze 3. Jika dikombinasikan, maka 90 dari populasi Suriah adalah Muslim. Sedangkan 9 lainnya
adalah Kristen, yang mencakup Kristen Arab, Assyria dan Armenia. Mayororitas populasi Suriah adalah etnis Arab 90, sedangkan
minoritas terdiri dari etnis Kurdi, Asiria, Armenia dan Turkmens Circassians.
10
Di Suriah juga terdapat sedikit pengembara Badui yang hidup di gurun pasir di wilayah selatan dan timur.
11
Bahasa resmi Suriah ialah bahasa Arab, sehingga sebagian besar kelompok minoritas yang ada pandai berbahsa Arab dan keberagaman
bahasa tentunya tidak menjadi penyebab disintegrasi di Suriah. Negeri Suriah memiliki 14 kota, yaitu Dara, Dimashq, Dayr az-Zawr, Al Hasakah,
Hims, Halab, Hamah, Idlib, Al Ladhiqiyah, Al Qunaytirah, Rif Dimashq, As Suwayda, Ar Raqqah, Tartus.
Sektor pertanian masih tetap dominan dalam perekonomian di Suriah. Sedikitnya, sepertiga dari daratan Suriah diolah menjadi lahan
pertanian. Sumber perekonomian lainnya ialah pertambangan minyak fospat, krom, garam batu, marmer, gipsum, aspal, bijih besi, bijih
mangan, dan minyak tanah merupakan sumber devisa yang mencapai 70 dari total ekspor.
10
http:luar-negeri.kompasiana.com20120211miris-mengapa-arab-ramai-ramai- memusuhi-suriah-438416.html diakses pada 12 April 2014, pkl. 12:46 wib.
11
Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam-Damaskus, h.11.
Umumnya, industri di Suriah berhubungan dengan pertanian dan kebutuhan
–kebutuhan pokok seperti kulkas dan televisi yang terus mengalami peningkatan per tahun. Potensi pariwisata pun sangat
melimpah di kota bersejarah ini. Di Suriah terdapat berbagai kota yang melekat degan nilai-nilai dan situs-situs sejarah yang merupakan aset yang
berharga bagi kemajuan pariwisatanya. Adanya kota kuno yang terkenal dengan peninggalan-peninggalan sejarahnya, sepeti seperti Aleppo,
Bushra, dan Hamah membuat Suriah seringkali disebut-sebut sebagai ―pintu gerbang sejarah‖ atau ibu kandung peradaban Cradle of
Civilization.
B. Konflik Suriah
Adanya faktor nasionalisme yang dihembuskan negara-negara kafir di tengah-tengah umat mendorong etnis Arab untuk melepaskan diri dari
pemerintahan Turki. Revolusi Arab Raya yang menuntut berdirinya negara Arab Jazirah Arab, Syam dan Irak yang merdeka dari Khilafah Utsmani
pun mulai dipersiapkan dan Sharif Husain bin Ali, emir Makkah kala itu terlibat dalam revolusi ini. Kontak antara Sharif Husain bin Ali dengan
pihak Inggris mencapai kesepakatan bahwa bangsa Arab harus berpihak pada Inggris pada Perang Dunia I. Sebagai kompensasinya, Inggris akan
mengakui kemerdekaan wilayah Timur Arab dan Sharif Husain sebagai penguasanya. Tanpa disangka, bangsa Arab dikejutkan dengan konspirasi
antara Inggris dan Perancis dengan perjanjian rahasia Sykes-Pyco 1916 yang mereka buat. Perjanjian ini membagi kawasan Arab menjadi
beberapawilayah. Suriah dan Libanon di bawah kekuasaan Prancis France Mandate, sementara Irak, Yordania, dan Palestina di bawah
kekuasaan Inggris British Mandate. Semua simbol Arab diturunkan dari pemerintahan, dan bangsa Arab marah karena telah dikhianati.
Meskipun Daulah Khilafah Utsmaniyah belum runtuh, tapi di bawah Mandat Perancis 1922-1936 serta berdasarkan perjanian Sykes-
Pyco, Suriah ditetapkan sebagai kerajaan, penguasa boneka pilihan Perancis pun silih berganti memimpin Suriah.
Kemerdekaan Suriah dari Perancis dideklarasikan pertama kali pada September 1936 M, dan diikuti deklarasi kedua 1 Januari 1944 M.
Namun, tanggal 17 April 1946 ditetapkan sebagai Hari Kemerdekaan Suriah, dan Suriah menganut sistem Republik Arab Suriah Jumhuriyyah
al- „Arabiyyah as-Suriah.
Kemudian antara periode 1958-1961, Suriah bergabung dengan Mesir membentuk perserikatan yang dikenal dengan RPA Republik
Persatuan Arab. Perserikatan itu berakhir karena terjadinya kudeta militer di Suriah. Sejak tahun 1963 hingga 2011, Suriah terus memberlakukan UU
Darurat Militer, sehingga dengan demikian sistem pemerintahannya pun dianggap oleh pihak barat tidak demokratis.
12
Hampir seluruh pemimpin Suriah memperoleh kekuasaan melalui kudeta militer. Secara berurutan, selain Hasyim al-Attassi, Suriah pernah
dipimpin oleh Syukri al-Qutali, Husni az-Zalim, Sami al- Hanawi, Adib
12
http:luar-negeri.kompasiana.com20120211miris-mengapa-arab-ramai-ramai- memusuhi-suriah-438416.html diakses pada 12 April 2014, pkl. 12:46.
Syiksyikli, Faisal al-Atassi, Syukri al-Qutali, Nazim al-Qudsi, Amin al- Hafiz, dan Nuruddin al-Attasi.
Pada masa pemerintahan Nuruddin al- Attasi, Hafiz al-Assad memimpin revolusi menentangnya. Revolusi ini berhasil mengantarkan
Hafiz al-Assad menjadi presiden Suriah sejak tahun 1970. Pada tahun 1995, untuk ke-5 kalinya, Hafiz al-Assad memimpin Suriah. Namun,
sebelum berakhir masa jabatannya dia meninggal dunia. Hafiz al-
assad dengan rezim Partai Ba‘athnya memerintah Suriah secara otriter dan totaliter. Pemerintah Suriah paa masa itu bertindak
represif terhadap gerakan-gerakan Islam yang dianggap sebagai nacaman utama terhadap kekuasaanya. Ketika terjadi serangan terhadap sekolah
kader militer di Aleppo dan kantor Partai Ba‘ath pada tahun 1979, pihak
yang dituduh melakukannya ialah kelompok Ikhwanul Muslimin. Kelmpok gerakan Islam ini kemudian berdemo besar-besaran dan
melakukan aksi boikot di Hamah, Hims, dan Aleppo pada Maret 1980, dengan alasan inilah Assad lebih ketat dalam melaksanakan kebijakan
presifnya, terutama terhadap kelompok dakwah Islam seperti Ikhwanul Muslimin juga Hizbut Tahrir. Tindakan represif ini memuncak dalam
peristiwa pembantaian Hamah di awal 1980-an. Saat revolusi meledak di dunia Arab Arab Spring, rakyat Suriah
yang berada di bawah pemerintahan represif ini mulai menunjukkan geliat revolusinya. Awal Februari, sejumlah tuntuta
n ―malu-malu‖ di Damaskus dan Aleppo mendesak agar rakyt berdemo. Beberapa kesepakatan berhasil