Tabel 1. 1: Perangkat framing model William Gamson dan Andre Modigliani
12
Frame Media Package
Seperangkat gagasan
atau ide
sentral ketika seseorang atau media memahami dan memaknai suatu isu
central organizing idea of making sense of relevant events, suggesting
what is at issues. Frame ini akan didukung oleh perangkat wacana
lain, seperti kalimat, kata, dan sebagainya.
Secara umum,
perangkat ide
sentral ini
dikelompokkan menjadi dua, yaitu framing devices dan reasoning
devices.
Framing Devices
Perangkat Framing:
Berkaitan langsung dengan ide sentral
atau bingkai
yang ditekankan
dalam teks
berita. Perangkat ini antara lain: pemakaian
kata, kalimat, grafikgambar, dan metafora tertentu.
Reasoning Devices
Peangkat Penalaran:
Berhubungan dengan kohesi dan kohorensi dari teks yang merujuk
pada gagasan tertentu. Artinya ada dasar pembenar dan penalaran alas
an tertentu sehingga membuat gagasan yang disampaikan media
atau
seseorang tampak
benar, alamiah, dan wajar.
Methapors: Perumpamaan atau pengandaian
Roots: Analisis kausal atau sebab akibat
Catchphrases: Frase
yang menarik,
kontras, menonjol dalam suatu wacana. Ini
umumnya berupa
jargon atau
slogan.
Appeats to Principle: Premis dasar, klaim-klaim moral.
Exemplaar Mengaitkan bingkai dengan contoh,
uraian bisa teori, perbandingan yang memperjelas bingkai.
Consequences Efek atau konsekuensi yang didapat
dari bingkai.
Depiction Penggambaran atau pelukisan suatu
isu yang
bersifat konotatif.
Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksikon untuk melabeli
sesuatu.
12
Eriyanto, Analisis Framing Yogyakarta: LkiS, 2002, h.262.
Visual Images Gambar,
grafik, citra
yang mendukung
bingkai secara
keseluruhan. Bisa berupa foto, kartun
atau grafik
untuk menekankan dan mendukung pesan
yang ingin disampaikan.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Media Umat.
Objek yang digunakan ialah pemberitaan mengenai perang ideologi pada konflik yang terjadi di Suriah.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ialah kantor redaksi Media Umat, dan waktunya ialah pada bulan July 2014.
6. Teknik Pengumpulan Data
Berpijak pada penggunaan analisis framing Gamson dan Modigliani sebagai metodologi penelitian, maka teknik pengumpulan data
yang akan dilakukan mengacu pada teknik pengumpulan data pada analisis framing Gamson dan Modigliani.
a Wawancara Mendalam Indept Interview
Wawancara dilakukan sebagai metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
13
Teknik wawancara interview adalah teknik pencarian datainformasi mendalam yang diajukan kepada respondeninforman dalam bentuk
13
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya Bandung: Rosda Karya, 2006, h. 35.
pertanyaan.
14
Wawancara ini dilakukan sebagai pendukung bagi cara pandang wartawan serta rekonstruksi ide dalam analisis framing Gamson
dan Modigliani. Dalam hal ini, wawancara dilakukan kepada dua bagian yang
berkepentingan dalam skripsi ini, yaitu: Tabel 1. 2
Daftar Narasumber
Nama Jabatan
Tujuan Farid Wajdi
Pimpinan Redaksi Tabloid Media Umat
Perihal proses produksi berita dan teks yang
berhubungan dengan
objek penelitian Mujiyanto
Redaktur Pelaksana TabloidMedia Umat
Perihal teks berita yang berhubungan
dengan objek penelitian
b Dokumentasi Digunakan karena merupakan sumber yang stabil, berguna sebagai
bukti untuk suatu pengujian, hasil pengkajian dokumen akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap suatu yang
diselidiki. Dokumen-dokumen yang terkumpul seperti kumpulan pemberitaan Tabloid Media Umat dari 1 Januari 2013
– 30 Desember 2013.
14
Mahi M.Hikmat, Metode Penelitian; Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, h.79.
7. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, untuk melihat bagaimana Media Umat membingkai pemberitaan mengenai perang ideologi dalam konflik di
Suriah, maka peneliti menggunakan analisis framing model William A. Gamson dan Andre Modigliani sebagai alat untuk membedah teks pada
kelima artikel tersebut. Dalam membedah teks dalam kelima berita tersebut, peneliti melakukan analisis melalui tiga perangkat framingnya
yaitu media package, core frame, dan condensing symbol. Sehingga akan terlihat apa yang ingin dibingkai atau ditonjolkan oleh Media Umat.
Selain itu, karena penelitian ini ingin mengetahui bagaimana Media Umat dalam mengkonstruksi perang ideologi pada konflik Suriah,
maka peneliti menggunakan teori hirarki pengaruh dan teori konstruksi realitas sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman.
8. Teknik Penulisan
Pada teknik penulisan penelitian ini penulis mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmih Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN
Syahid, terbitan CeQDA Center for Quality Development and Assurance UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Sedangkan dalam penyusunan skripsi ini, sebelum peneliti menyusunnya lebih lanjut maka terlebih dahulu peneliti melakukan
literatur dalam penulisan ini di beberapa perpustakaan. Maksud pengkajian ini adalah agar data diketahui bahwa apa yang diteliti sekarang tidak sama
dengan skripsi-skripsi sebelumnya. Dalam pengkajian literatur yang telah peneliti lakukan, peneliti
mengkaji literatur analisis framing model William Gamson dan Andre Modigliani. Untuk itu, Adapun beberapa tinjauan pustaka berupa skripsi
yang dijadikan penulis sebagai referensi yang membantu penelitian, meskipun sejauh ini belum ada skripsi yang mirip dan mampu dijadikan
konsep dasar, skripsi-skripsi tersebut ialah: 1.
Skripsi “Citra Perempuan dan Korupsi Konstruksi Realitas Sosial dalam Pemberitaan Kasus Korupsi Suap Daging Impor di
www.metrotvnews.com ” oleh Septinia Antika Fasya, Jurusan
Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Pada level teks, teknik analisis data
sama-sama menggunakan teknik analisis framing Gamson dan Modigliani. Perbedaannya terletak pada subjek dan objek yang diteliti.
Subjek yang
digunakan dalam
penelitian ini
ialah www.metrotvnews.com
,
sedangkan peneliti menjadikan Media Umat sebagai subjeknya.
Objek yang diamati dalam penelitian ini ialah citra
perempuan dan korupsi, sedangkan peneliti menggunakan perang ideologi pada konflik di Suriah sebagai objek yang diamati.
2. Skripsi “Diskursus dan Implementasi Jurnalisme Damai dalam
Pemberitaan Konflik Suriah di Kabar Dunia TVOne” oleh Puti Buana, Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. Perbedaannya terletak pada subjek yang diteliti serta metode penelitian yang digunakan. Subjek
yang digunakan dalam penelitian ini ialah TVOne, sedangkan peneliti menggunakan Media Umat. Penelitian ini menggunakan metode
analisis wacana kritis Norman Fairclouugh, sedangkan peneliti menggunakan metode analisis framing Gamson dan Modigliani.
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Media dan Ideologi
1. Pengertian Media
Secara etimologi, media adalah jamak dari bahasa latin yaitu “Median” yang berarti alat perantara. Sedangkan secara terminologi media
berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu.
1
Dalam kamus istilah Telekomunikasi BC. TT. Ghazali menyatakan bahwa media berarti sarana yang digunakan oleh komunikator sebagai
saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan apabila komunikan jauh tempatnya dna banyak jumlahnya. Jadi segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebgaia alat bantu dalam berkomunikasi disebut media komunikasi, sedangkan bentuknya beragam.
2
Menurut Leksikon
Komunikasi, media massa
adalah sarana
penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat kabar.
3
Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan
1
Asmuni Syukri. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 104-105.
2
Asmuni Syukri. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 104-105. .
pengertian media massa sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat
komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi.
4
Media massa merupakan sarana yang paling efektif untuk menyampaikan informasi kepada publik, baik oleh individu, kelompok,
maupun instansi pemerintah. Melalui media, baik secara perorangan maupun kolektif dapat membangun persepsi kepada pihak lain. Di
samping sebagai alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum tentang banyak hal, media massa juga mampu berperan
sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik, bahkan menjadi kelompok penekan atas suatu gagasan yang harus diterima pihak lain.
5
Dari berbagai penjelasan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan sarana aktivitas penyampaian pesan-
pesan dari sumber komunikator kepada khalayak komunikan dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, baik melalui media cetak
koran, majalah, buku, tabloid, media elektronik televisi, radio, film, video, maupun melalui media online media berbasis internet.
2. Media dan Ideologi
Ideologi merupakan pemikiran mendasar yang sebelumnya tidak ada lagi pemikiran lain. Pemikiran mendasar ini ialah pemikiran yang
menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan. Salah satu
4
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Rajawali Press, 2006, h. 122.
5
Alex Sobur, Analisis Teks Media Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, h. 31.
karakter ideologi adalah bisa melahirkan sistem untuk memecahkan permasahan manusia.
6
Sebuah ideologi terdiri dari fikrah ide dan thariqah metode. Fikrah ide ialah akidah, yaitu pemikiran menyeluruh tentang alam
semesta, manusia dan kehidupan ditambah dengan sistem dengan berbagai solusi pemecahan masalah kehidupan. Sementara thariqah metode ialah
tata cara penerapan ideologi tersebut di dalam negeri yang mengadopsinya maupun cara penyebarannya ke luar negeri, serta pemeliharaan ideologi
tersebut.
7
Dalam hal pemeliharaan serta penyebaran sebuah ideologi, kumpulan nilai-nilai atau ide-ide ini haruslah mampu diarahkan,
dikembangkan dengan cara membuat setiap individu terikat dan taat pada ideologi tersebut. Disinilah media massa sebagai saluran komunikasi
masyarakat mempunyai andil besar untuk mempengaruhi persepsi publik. Televisi, buku, film, koran, majalah, selebaran, video serta sosial media
bisa dikatakan memiliki peran yang sangat efektif dan strategis dalam propaganda sebuah ideologi.
Kesuksesan media
dalam melestarikan
ideologi melalui
penyampaian pesan serta gagasan inilah yang akan membuat sebuah ideologi menjadi dominan ditengah-tengah masyarakat. Tentunya
kesuksesan media tak akan terlepas dari kekuasaan yang besar serta dominan pula. Sebagaimana dinyatakan John Fiske, kerja ideologi selalu
6
A hmad „Athiyat, Jalan Baru Islam Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2013, h. 84.
7
A hmad „Athiyat, Jalan Baru Islam, h. 86.
mendukung status quo melalui mana kelompok yang mempunyai kekuasaan lebih besar dan menyebarkan gagasan serta pesannya.
8
Media membantu kelompok dominan menyebarkan gagasannya, mengontrol kelompok lain, dan membentuk konsensus antaranggota
komunitas. Lewat medialah, ideologi dominan, apa yang baik dan apa yang buruk dimapankan
9
. Tak hanya itu, media juga dipandang sebagai wujud dari pertarungan ideologi antara kelompok-kelompok yang ada
dalam masyarakat.
.
Media bukan sarana yang netral yang menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya, tetapi
kelompok dan ideologi yang dominan itulah yang akan tampil dalam pemberitaan.
10
Menurut Louis Althusser 1971, dalam Al Zastrouw, 2000, sebuah media dalam hubungannnya dengan kekuasaan, menempati posisi yang
sangat strategis, karena kemampuannya sebagai sarana legimitasi. Media masa merupakan bagian alat kekuasaan negara yang bekerja secara
ideologis guna membangun kepatuhan khalayak terhadap kelompok yang berkuasa Ideological States Apparatus.
11
Pendapat Althusser ini dianggap oleh Gramsci 1971 dalam Al zastrouw, 2000 mengabaikan resistensi ideologis dari kelas tersub-
ordinasi dalam ruang media. Bagi Gramsci media masa merupakan arena pertarungan ideologi yang saling berkompetisi the battle ground for
8
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media Yogyakarta: Lkis, 2008, h. 108.
9
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 36.
10
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media., h. 37.
11
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 30.
competing ideologies. Hal ini, berarti, di satu sisi media bisa menjadi sarana penyebaran ideologi penguasa, alat legimitasi, sekaligus sebagai
kontrol wacana publik. Namun, pada sisi lain media masa juga bisa menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan. Media bisa menjadi alat untuk
membangun kultur dan ideologi yang dominan bagi kepentingan kelas dominan, sekaligus bisa juga menjadi instrumen perjuangan bagi kaum
tertindas untuk membangun kultur dan ideologi tandingan.
12
3. Teori Hirarki Pengaruh
Dalam buku hasil karyanya, Mediating The Message: Theories of Influence on Mass Media Control, Pamela J Shoemaker dan Stephen D.
Reese 1996 mengemukan bahwa isi pesan media atau agenda media merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi
media.
13
Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan kombinasi dari program internal, keputusan manajerial dan editorial, serat pengaruh
eksternal yang berasal dari sumber-sumber nonmedia, seperti individu- individu berpengaruh secara sosial, pejabat pemerintah, pemasang iklan
dan sebagainya.
14
Dalam buku itu pula Shoemaker dan Reese membuat skema Hierarchy of Influence yang menunjukkan adanya lima faktor yang
mempengaruhi isi media. Kelima faktor itu ialah pengaruh individu pekerja media Individual Level, pengaruh dari rutinitas media Media
12
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 30.
13
Stephen D. Reese, Setting the media’s Agenda: A Power Balance Perspective Beverly
Hills: Sage, 1991, h. 324.
14
Stephen W. Littlejohn dan Karen A Foss, Theories of Human Communication, 8
th
ed. Belmont: Thomson Wadsworth, 2005, h. 281.