besar yang sedang bertarung dalam konflik di Suriah. Pertama adalah rezim pro pemerintah Al- Assad yang mendapat dukungan dari Rusia dan
Iran, kedua ialah pihak oposisi yang mendapat dukungan Barat, dan yang ketiga ialah kelompok militan Islam yang berjuang diluar kedua kubu
sebelumnya serta
memilih untuk
memperjuangkan kembalinya
pemerintahan dan ideologi Islam berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah. Tak khayal hingga kini konflik terus berlanjut, karena memang ketiga
kelompok ini memiliki tujuan dan kepentingan yang sangat jauh berbeda.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Profil Tabloid Media Umat
Di tengah maraknya media massa sekuler yang beredar di Indonesia, lahirlah sebuah media massa Islam berupa tabloid sebagai
media alternatif rujukan dan representasi umat Islam. Tabloid Media Umat lahir pada 23 Dzulqaidah 1429 H 21
Nopember 2008 M di Jakarta. Tabloid ini didirikan oleh Yayasan Halqah Islam dan Peradaban, Akta Notaris Sarinandhe DJ, SH, No 14 tanggal 20
Januari 2009.
1
Tabloid Media Umat resmi launching pada tanggal 20 November 2008 dalam acara Halqah Islam dan Peradaban Hizbut Tahrir
Indonesia, sekitar 300 eksemplar Tabloid Media Umat edisi perdana dibagikan gratis kepada para peserta.
2
Tabloid dwimingguan ini berkomitmen untuk menyuarakan Islam ke tengah-tengah masyarakat
Indonesia dengan menghadirkan pemberitaan yang mencerdaskan umat dan menjaga kemurnian Islam. Dakwah untuk melanjutkan kehidupan
Islam dan menegakkan Khilafah merupakan fokus media ini. ―Media Umat lahir untuk mengisi kekosongan media-media Islam,
karna kita melihat media-media massa yang ada secara mainstream dikuasai oleh kelompok-kelompok liberal. Sementara media yang
benar-benar menyuarakan umat Islam itu tidak ada. Atau kalaupun ada jumlahnya sedikit atau kita melihat kurang ideologis dan
1
Wawancara Pribadi dengan Mujiyanto, Redaktur Pelaksana Tabloid Media Umat
2
http:hizbut-tahrir.or.id20081121launching-tabloid-media-umat diakses pada 23 Juni 2013 pkl. 20:45 wib
kurang tajam pemberitannya. Atas dasar itu kita melihat pentingnya media ini hadir.
―
3
Tabloid ini hadir untuk ikut serta mencerdaskan umat mengingat
media massa saat itu didominasi oleh media mainstream yang berideologi sekuler. Di sisi lain, keberadaan media Islam sangat minim dan biasanya
tidak berumur panjang. Dalam kondisi seperti itu sedikit sekali media massa yang menyuarakan Islam dan kepentingan umat Islam.
―Ceruk yang masih terbuka ini menjadi kesempatan Media Umat untuk mengisinya sekaligus memperkaya khasanah media
massa Islam yang sudah ada. Lebih dari itu, ada tuntutan dakwah yang sangat besar karena kerusakan masyarakat akibat penerapan
ideologi kapitalisme sekuler. ‖
4
Atas dasar hal itulah, maka sekelompok aktivis Islam membangun sebuah tabloid yang memiliki rasa Islam yang kental. Di antaranya adalah
juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia Ismail Yusanto, Farid Wadjdi pengelola website HTI, dan Mujiyanto mantan wartawan Republika.
Mereka juga kemudian mendirikan sebuah Yayasan untuk menaungi tabloid ini.
Tabloid ini mengambil tagline: ―Melanjutkan Kehidupan Islam”.
Maknanya, tabloid ini sebagai sarana menyadarkan umat agar mereka bersama-sama melanjutkan kehidupan Islam dengan menerapkan syariah
Islam secara kaffah dalam naungan khilafah.
3
Wawancara Pribadi dengan Farid Wadjdi, Pimpinan Redaksi Tabloid Media Umat
4
Wawancara Pribadi dengan Mujiyanto, Redaktur Pelaksana Tabloid Media Umat
Tabloid yang pertama kali dicetak sebanyak 25.000 eksemplar dengan pembaca sebanyak 100.000 pembaca ini memiliki sejumlah rubrik,
yaitu Editorial, Media Utama, Wawancara, Aspirasi, Telaah Wahyu, Media Nasional, Lintas Nasional, Ekonomi, Fokus,
Siyasah Syar‘iyyah, Potrait, Cermin, Mercusuar, Sosok, Anjangsana, Muslimah, Ustadz
Menjawab, Opini, Mancanegara, dan Hikmah. Memasuki tahun kelima, pembaca Media Umat sudah lebih dari
260.000 orang per bulan. Penyebaran tabloid yang terbit setiap dwimingguan sebulan dua kali ini dilakukan ke seluruh Indonesia, dari
Sabang sampai Merauke. ―Pemasaran tabloid ini menggunakan sistem peragenan dan
lebih mengedepankan penjualan bagi pelanggan. Sedangkan penjualan ritel, jumlahnya masih sedikit. Selain melalui agen,
pemasaran juga dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan mengadakan bedah Media Umat, dan mengikuti
pameran.
‖
5
Seperti namanya, Media Umat yang memiliki nilai-nilai keumatan dalam pemberitaannya merupakan media yang bisa dikonsumsi oleh umat
Islam secara keseluruhan, tidak melihat perbedaan partai, kelompok, mazhab.
Untuk model tampilan berita, tim redaksi Tabloid Media Umat masih mempertahankan gaya penyajian informasi seperti penyajian awal
terbit. Hanya terjadi sedikit modifikasi pada cover di tahap-tahap awal. Tabloid Media Umat memiliki Dewan Redaksi yang melakukan
rapat dalam pengangkatan sebuah tema pemberitaan. Penentuan tema
5
Wawancara Pribadi dengan Mujiyanto, Redaktur Tabloid Media Umat
untuk tiap kali terbit ini ditentukan dalam rapat redaksi yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Ada tiga pendekatan yang diadopsi oleh tim
redaksi Media Umat untuk menentukan isu utama apa yang dapat diangkat menjadi sebuah tema. Pendekatan tersebut yakni:
1. Pendekatan Aktual Pendekatan yang merespon isu-isu aktual yang berkembang di
tengah-tengah masyarakat. 2. Pendekatan Hasil Ciptaan Tim Redaksi
Pendekatan yang tidak melihat aktual atau tidaknya sebuah isu, karena isu yang diangkat ialah isu yang dibuat sendiri oleh tim
redaksi. Misalnya, ketika ada survey yang mengatakan ada 73 rakyat Indonesia yang inginkan penerapan Syariat Islam.
Maka survey itu akan diangkat. 3. Pendekatan Advokasi
Pendekatan yang dilakukan untuk melakukan pembelaan terhadap persoalan-persoalan umat, dan pendekatan ini
biasanya dilakukan dengan investigasi langsung. Seperti contoh kasus terorisme.
Ketiga pendekatan itulah yang dijadikan pertimbangan dalam setiap rapat redaksi untuk menentukan dan mengangakat sebuah tema
pemberitaan.
Adapun kebijakan dalam hal mengkonsumsi pemberitaan, terutama pemberitaan luar negeri, Media Umat merujuk kepada tiga sumber utama,
yaitu : 1. Informasi yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir, baik berupa
Nashrah maupun Press Relase. 2. Media-media massa umum yang dari segi profesionalismenya
bisa dipertanggung jawabkan. Baik Reuters, CNN, BBC, Al Jazeera maupun media yang lainnya. Media Umat selalu
melakukan pemilahan antara fakta dan opini yang ada di media-media tersebut. Yang diambil sebagai data ialah
faktanya saja, itupun setelah ada proses analisis keakuratan data. Sedangkan opini hanya dijadikan bahan analisis untuk
pertimbangan saja. 3. Kontak personal langsung kepada perwakilan Hizbut Tahrir
dalam kasus-kasus tertentu
B. Hirarki Pengaruh dalam Pemberitaan Konflik Suriah di Media Umat
Teori Hirarki Pengaruh Hierarchy of Influence yang dicetuskan oleh Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese yang mengemukakan
bahwa isi atau konten media dipengaruhi oleh individu pekerja media, rutinitas media, organisasi media, ekstramedia, dan ideologi berperan
dalam pembentukkan konten di Media Umat.