Negeri Syam, sebelum dibagi-bagi oleh penjajah Inggris dan Prancis, melalui Perjanjian Sykes Pyco, terdiri dari sejumlah tempat di
Timur Tengah, yaitu Lebanon, Palestina, Suriah dan Yordania. Setelah terjadi pembagian, Syam kemudian diidentikkan dengan Suriah, kemudian
dipersempit lagi dengan Damaskus. Padahal, Syam bukan hanya Suriah dan Damaskus.
3
Adapun penyebutan nama Suriah atau Syiria, menurut sebuah sumber, pertama kali digunkana oleh seorang ahli ilmu bumi dan
sejarawan Yunani bernama Strabo 63SM- 24 M. Menurut Strabo, dahulu Suriah meliputi wilayah Timur dekat antara Asia Kecil dan Mesir yang
dikuasai Kerajaan Romawi.
4
Al- Bakari w. 487 H menyatakan, ―Suriah, dengan didhammah
huruf awalnya Sin, dikasrah huruf Ra‟, dan huruf Ya‟ yang dibaca ringan tidak disyiddah adalah nama untuk Syam.” Dalam kitab Futuh
al-Buldan, karya al-Baladzuri, disebutkan ketika Heraklius mendengar berita Yarmuk telah jatuh ke tangan kaum Muslim, dia lari bersama
pasukannya dari Antiokia ke Konstantinopel. Begitu meninggalkan pintu gerbang Syam, dia berkata,
“Salam untukmu, wahai Suriah.” Maksudnya adalah Syam.
5
Dari catatan yang lain, ada pula yang menyamakan nama Suriah dengan kata Surya yang berasal dari kata Sur. Pengertian kata Sur disini
3
Hafiz Abdurrahman, Kembalinya Suriah Bumi Khilafah yang Hilang, h. 27.
4
Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam-Damaskus Jakarta: Tazkia Publishing, 2012, h.5.
5
Hafiz Abdurrahman, Kembalinya Suriah Bumi Khilafah yang Hilang, h. 141-142.
adalah tanah berpagar atau kubu pertahanan atau kota yang dikelilingi dinding atau tembok pertahanan.
6
2. Suriah “Pra Islam-Islam”
Letaknya yang
strategis dan
bernilai ekonomis,
serta bersinggungan dengan sejarah yang panjang membuat negeri ini wajar
jika dikatakan sebagai pintu gerbang sejarah Gateway to History. Di wilayah inilah, manusia mulai menegmbangkan pertanian dan
pengetahuan tentang metalurgi dan alfabet pertama. Tempat ini juga menjadi tempat berkembangnya agama, filsafat, perdaganagn, bahasa,
sistem tata kota, hubungan diplomasi dan budaya. Sejak sekitar tahun 9000 SM, penduduk Suriah mulai mengenal
pertanian, hidup menetapsera perdagangan yang sebagian aktivitasnya sudah tercatat dalam catatan-catatan peninggalan sejarah. Hal ini
membuktikkan bahwa kegiatan dan budaya tulis-menulis telah ada sejak dulu disana, terutama pada tahun 3000-2000 SM. Pada masa itu, kerajaan
negara kota Ebla dan Mari berkuasa, sebagaimana terungkap dari lembaran tulisan-tulisan kuno berbentuk baji.
7
Sejak tahun 5000 M, orang-orang Arab Semit Samiyah telah mendiami Suriah. Di sana telah berdiri peradaban-peradaban kuno dan
selama milenium kedua sebelum Masehi, Suriah diduduki berturut-turut oleh bangsa Kan‘an, Funisia, Arm, Mesir Sumeria, Assyria, Babilonia, dan
6
Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam-Damaskus, h.5.
7
Muhammad Syafii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam-Damaskus, h.17.
Het. Peradaban yang paling terkenal ialah Akkadiyah, Amuriyah, Assyria, dan Aramiyah Ara-maik. Suriah tunduk pada kekaisaran Akhmidiyah
Persia, lalu kepada Alexander dari Makedonia pada tahun 333 M. Lalu pada tahun 64 SM, Romawi menyerbu Suriah dan terhjadilah perang di
palestina utara. Sekitar tahun 300 M, Suriah menjadi bagian dari kekaisaran Bizantium Romawi Timur.
Pembebasan Suriah oleh pasukan Muslim bermula dari ekspedisi ke selatan Suriah pada tahun 629 M, di saat Nabi Muhammad masih
hidup. Dari situlah perang M ut‘ah yang merupakan perang pertama antara
Islam dan Romawi terjadi. Perang ini memiliki nilai sangat strategis dan politis bagi umat Islam dan bangsa Arab karena untuk pertama kalinya
dalam sejarah suku-suku Arab berhadapan dengan negara adidaya. Perang ini merupakan pintu gerbang menuju penakhlukan-penakhlukan ke negeri-
negeri Kristen. Mut‘ah merupakan sebuah daerah di dekat Palestina, yang pada masa itu termasuk wilayah Syam atau Suriah.
Pembebasan Negeri Suriah dari kekuasan Romawi Timur dilanjutkan kaum Muslim pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar
as-Shiddiq 11-13 H632-634 M. Pertempuran antara pasukan Muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid dengan pasukan Romawi Timur
yang dipimpin oleh Teodor ini dikenal dengan nama Perang Yarmuk. Walaupun tentara ummat Islam tidak lebih dari 50.000 sedangkan Roma
lebih dari seperempat juta, tapi pasukan Muslim akhirnya mampu memenangkan pertempuran yang sengit itu dengan pertolongan Allah.