Latar Belakang Masalah Wacana Perang Ideologi pada Konflik Suriah di Media Umat

menerapkan sistem yang sesuai dengan ideologi yang mereka inginkan. Ideologi yang berbeda dengan yang ditawarkan oleh Amerika, dan ideologi ini pula berbeda dengan ideologi yang dipaksakan oleh Rusia. Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengangkat dan menganalisis sejauh mana Tabloid Media Umat mengungkapakan, menyajikan, dan mengulas wacana perang ideologi pada konflik Suriah, maka penelitian ini berjudul “Wacana Perang Ideologi pada Konflik Suriah di Media Umat ”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini dikhususkan pada satu masalah dari sekian banyak masalah yang diangkat di Media Umat, yakni perang ideologi pada konflik Suriah. Adapun penulis membatasi permasalahan pada wacana pemberitaan konflik Suriah di Media Umat pada edisi 87, 93, 96, dan 100. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana wacana perang ideologi pada konflik Suriah dikonstruksi oleh Media Umat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana wacana perang ideologi pada konflik Suriah dikonstruksi oleh Media Umat.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan komunikasi, khususya bagi peneliti yang bersifat konstruktivis. b. Manfaat Praktis Manfaat konstruktivis penelitian ini adalah diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh praktisi di bidang jurnalistik, khususnya penelitian yang terkait dengan telaah berita-berita konflik ideologi. Penelitian ini juga diharapakan memberikan inspirasi media media percetakan khususya maupun media industri lainnya untuk menciptakan keberimbangan, netralisasi, dan akulturasi tanpa ada bias keberpihakan secara lebih baik, proporsional, profesional dan bermanfaat bagi orang banyak.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitan

Dalam studi mengenai bahasa, ada beberapa paradigma analisis. Yakni positivis, kontruktivis, dan kritis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Dalam paradigma konstruktivis, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objek belaka dan yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan. Konstruktivis justru menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya. 7 Paradigma konstrukstivis melihat realitas pemberitaan media sebagai aktivitas konstruksi sosial. 8 Analisis yang disampaikan menurut pandangan ini adalah suatu analisis yang membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu yang disampaikan oleh sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. 9

2. Pendekatan Penelitian

Analisis berlandaskan paradigma konstruktivis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal tersebut tercermin dari usaha paradigma konstruktivis untuk mendapatkan pemahaman yang bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. 10 Penerapan pendekatan kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkualitatif, seperti penggunaan instrumen wawancara mendalam dan pengamatan. 11 7 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media Yogyakarta: LKiS, Cet VII Februari 2009, h.5 8 Burhan Bungin, Metodologi Peneltian Kualitatif Jakarta: PT Raja Grafindo 2004, cet. Ketiga, h.204 9 Jumroni dan Suhaemi, Metode-metode Penelitian Komunikasi Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 83. 10 Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, h. 215. 11 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Yogyakarta: Gintanyali, 2004,h. 2.

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, landasan yang dinilai tepat menyusun disain riset dengan demikan adalah analisis framing Model William A. Gamson dan Andre Modigliani. Analisis framing Gamson dan Modigliani dapat menjelaskan susunan-susunan ide yang terdapat dalam berita. Ide-ide tersebut didapat dari cara pandang wartawan dalam menyeleksi isu, menonjolkan isu mana yang diungkapkan dan isu mana yang tidak diungkapkan. Sehingga terbentuklah apa yang disebut sebagai kemasan package. Tabel 1. 1: Perangkat framing model William Gamson dan Andre Modigliani 12 Frame Media Package Seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media memahami dan memaknai suatu isu central organizing idea of making sense of relevant events, suggesting what is at issues. Frame ini akan didukung oleh perangkat wacana lain, seperti kalimat, kata, dan sebagainya. Secara umum, perangkat ide sentral ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu framing devices dan reasoning devices. Framing Devices Perangkat Framing: Berkaitan langsung dengan ide sentral atau bingkai yang ditekankan dalam teks berita. Perangkat ini antara lain: pemakaian kata, kalimat, grafikgambar, dan metafora tertentu. Reasoning Devices Peangkat Penalaran: Berhubungan dengan kohesi dan kohorensi dari teks yang merujuk pada gagasan tertentu. Artinya ada dasar pembenar dan penalaran alas an tertentu sehingga membuat gagasan yang disampaikan media atau seseorang tampak benar, alamiah, dan wajar. Methapors: Perumpamaan atau pengandaian Roots: Analisis kausal atau sebab akibat Catchphrases: Frase yang menarik, kontras, menonjol dalam suatu wacana. Ini umumnya berupa jargon atau slogan. Appeats to Principle: Premis dasar, klaim-klaim moral. Exemplaar Mengaitkan bingkai dengan contoh, uraian bisa teori, perbandingan yang memperjelas bingkai. Consequences Efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai. Depiction Penggambaran atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksikon untuk melabeli sesuatu. 12 Eriyanto, Analisis Framing Yogyakarta: LkiS, 2002, h.262.