9
hasil belajar siswa, sehingga tujuan pengajaran tidak dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.
Terdapat 3 tiga aspek yang dapat dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu:
1 Aspek psikologi perkembangan dari kesulitan belajar. Ditinjau dari aspek psikologi perkembangan, ada pola perkembangan yang bersifat
umum dan ada yang bersifat individual. Pola perkembangan yang bersifat umum didasarkan atas hasil generalisasi pola perkembangan
manusia pada umumnya.
2 Aspek psikologi berhavioral dari kesulitan belajar. Pusat perhatiannya terutama pada tugas-tugas yang diajarkan dan analisis perilaku yang
dibutuhkan untuk mempelajari tugas-tugas tersebut. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran langsung, tetapi ada pula yang
menyebut belajar tuntas, pengajaran terarah, analisis tugas. Suatu rekomendasi yang didasarkan atas teori behavioral adalah bahwa guru
hendaknya lebih memusatkan perhatian kepada keterampilan- keterampilan akademik yang diperlukan oleh anak daripada
memusatkan pada kekurangan yang menghambat anak untuk belajar.
3 Aspek psikologi kognitif dari kesulitan belajar. Psikologi kognitif berkenaan dengan proses belajar, berpikir, dan mengetahui.
Kemampuan kognitif merupakan kelompok keterampilan mental yang esensial pada fungsi-fungsi kemanusiaan. Melalui kemampuan
kognitif tersebut memungkinkan manusia mengetahui, menyadari, mengerti, menggunakan abstraksi, menalar, membahas, dan menjadi
kreatif. Suatu analisis tentang sifat kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk memahami kesulitan belajar.
11
Dari uraian mengenai hakikat hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa merupakan pengetahuan dan keterampilan yang dapat
dimiliki siswa baik dalam segi afektif, kognitif, psikomotorik yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-harinya baik di lingkungan keluarga
rumah, sekolah dan masyarakat.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial IPS a. Pengertian IPS
Yang dimaksud dengan ilmu sosial itu sendiri adalah studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia. Studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia
11
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h.83-92
10
mengenai cara mereka mengatur hidup, mengenai tata cara hubungan anggota dengan kelompok dan kelembagaan yang mereka perlukan, mengenai berbagai
aturan dan nilai dalam kelompok, keterhubungannya dengan ruang, mengenai aktivitas manusia dimasa lampau, kelembagaan dan proses pembinaan generasi
muda oleh generasi di atasnya, cara dan aturan main mengenai kekuasaan serta kelembagaan.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di MI harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut
Piaget berada dalam perkembangan kemampuan intelektualkognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan
yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang adalah waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang kongkrit, dan bukan masa depan
yang belum bisa mereka pahami abstrak. Padahal bahan materi pembelajaran IPS penuh dengan pesan-pesan bersifat abstrak. Konsep- konsep seperti waktu,
perubahan, kesinambungan continuity, arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan
adalah konsep- konsep abstrak dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa MI.
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program di perguruan tinggi yang identik dengan istilah
“social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama IPS yang lebih
dikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari pada ahli atau pakar di Indonesia.
12
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabagn ilmu- ilmu sosial, seperi sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-
ilmu sosial. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
13
12
Sariya dan Susilawati, Konsep Dasar IPS, Bandung: UPI Press, 2006, h.3
13
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, h.171