Hasil Observasi Siklus II
62
besar siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk essay dan pilihan ganda. Siswa lebih cepat memahami materi pelajaran dengan teknik
Jigsaw. Pencapaian nilai rata-rata yang ditunjukkan pada tabel lebih menguatkan bahwa teknik Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Melihat hasil
yang sudah mencapai indikator penilaian ≥ 70 di atas KKM 70 dan adanya peningkatan persentase dari 60 pada siklus I hingga 86,67 pada siklus II.
Kelebihankeberhasilan tindakan pada siklus II terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.7 KelebihanKeberhasilan Tindakan Siklus II
No KelebihanKelemahan
Keterangan
1 Guru lebih antusias dalam
mengajar Penyampaian materi dilakukan
oleh guru kepada siswa sehingga guru menjadi lebih semangat
dalam mengajar
2 Pemahaman materi Ilmu
Pengetahuan Sosial menjadi mudah
Bagi guru, dengan menggunakan teknik jigsaw
mengajar lebih efektif karena guru tidak harus mengajarkan
satu persatu siswa
Bagi siswa, menggunakan teks bacaan menjadi lebih mudah
dalam memahami materi bacaan, walaupun pada awal
proses membaca siswa harus menyesuaikan diri dengan
teknik jigsaw, tetapi guru dapat meyakinkan siswa
bahwa mereka bisa menggunakan teknik jigsaw
untuk memahami teks bacaan
Data aktivitas guru menunjukkan bahwa pada siklus 1 secara umum sudah baik, namun dalam hal memotivasi siswa guru masih kurang optimal, sehingga
siswa kurang aktif dan dalam mengikuti KBM. Kekurangan pada siklus 1 ini kemudian diperbaiki pada siklus 2 dan aktivitas guru pada siklus 2 secara umum
sudah baik.
63
Data yang dianalisis adalah data kualitatif dan data kuantitatif berkaitan dengan hasil observasi proses pembelajaran melalui teknik jigsaw yang mencakup
data observasi aktivitas guru dan siswa, catatan lapangan, hasil dokumentasi dan rekaman serta hasil wawancara yang diperoleh selama proses pembelajaran siklus
I dan II. Sesuai dengan hasil observasi aktivitas guru dan siswa terhadap
pelaksanaan siklus I, dapat dianalisis bahwa masih ditemukannya berbagai kekurangan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran, melalui
teknik jigsaw yang digunakan. Selain itu berdasarkan jumlah skor yang dicapai berdasarkan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa, ternyata belum mencapai skor maksimal seperti ditargetkan. Dari observasi aktivitas guru pada siklus I, baru 6 butir
pernyataan yang dicentang oleh observer
pada pernyataan “ya”. Berarti masih terdapat 9 butir pernyataan yang belum dilakukan oleh guru. Sedangkan pada
siklus 2, butir pernyataan yang dicentang oleh observer pada pernyataan “ya” naik
menjadi 11 pernyataan. Hal ini berarti pada siklus I jumlah skor yang diperoleh baru mencapai 40, sedangkan pada siklus II jumlah skor yang diperoleh sudah
mencapai 73,33. Selanjutnya dari observasi aktivitas siswa pada siklus I sebanyak 7 butir
pernyataan yang dicentang oleh observer pada pernyataan “ya”. Berarti masih ada
8 butir pernyataan yang belum nampak dilakukan siswa. Sedangkan pada siklus II, butir pernyataan yang dicentang oleh observer pada pernyataan
“ya” terdapat 10 butir pernyataan. Hal ini berarti pada siklus I jumlah skor yang diperoleh sebesar
46,67 dan siklus II sebesar 66,67.
64
Tabel IV. 8 Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus
I
No Sumber
Data Ya
Tidak Maksimal
Skor Persentase Skor Persentase Skor Persentase
1 Lembar
observasi aktivitas
guru 6
40 9
60 15
100
2 Lembar
observasi aktivitas
siswa 7
46,67 8
53,33 15
100
Tabel IV. 9 Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus
II
No Sumber
Data Ya
Tidak Maksimal
Skor Persentase Skor Persentase Skor Persentase
1 Lembar
observasi aktivitas
guru 11
73,33 4
26,67 15
100
2 Lembar
observasi aktivitas
siswa 10
66,67 5
33,33 15
100
Berdasarkan paparan penilaian hasil analisis tindakan siklus I di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan belum tuntas, sehingga masih
diperlukannya upaya untuk membenani kekurangan yang ada, dan diputuskan
65
untuk melanjutkan tindakan pada siklus II, dengan melakukan revisi yang sesuai dan melanjutkan materi pada siklus II.
Selanjutnya sesuai dengan hasil observasi tindakan terhadap pelaksanaan siklus II, secara keseluruhan dapat dianalisis bahwa pelaksanaan kegiatan
pembelajaran melalui teknik jigsaw, masih ditemukannya berbagai kekurangan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran.
Selain itu berdasarkan jumlah skor yang dicapai berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, ternyata belum mencapai skor maksimal
seperti ditargetkan. Dari observasi aktivitas guru pada siklus I, baru 6 butir pernyataan yang dicentang
oleh observer pada pernyataan “ya”. Berarti masih
terdapat 9 butir pernyataan yang belum dilakukan oleh guru. Sedangkan pada siklus 2
, butir pernyataan yang dicentang oleh observer pada pernyataan “ya” naik menjadi 11 pernyataan. Hal ini berarti pada siklus I jumlah skor yang diperoleh
baru mencapai 40, sedangkan pada siklus II jumlah skor yang diperoleh sudah mencapai 73,33.
Selanjutnya dari observasi aktivitas siswa pada siklus I sebanyak 7 butir pernyataan
yang dicentang oleh observer pada pernyataan “ya”. Berarti masih ada 8 butir pernyataan yang belum nampak dilakukan siswa. Sedangkan pada siklus II,
butir pernyataan yang dicentang oleh observer pada pernyataan “ya” terdapat 10 butir pernyataan. Hal ini berarti pada siklus I jumlah skor yang diperoleh sebesar
46,67 dan siklus II sebesar 66,67.
66