24
Ellioy Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins Arends, Hal
inilah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw.
d. Langkah-Langkah Metode Jigsaw
Langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran metode Jigsaw yang yaitu:
1 Pilihlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian. Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau sepanjang beberapa
paragraf. Jika materinya panjang, perintahkan siswa untuk membaca tuga mereka sebelum pelajaran.
2 Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa. Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa.
Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa. Dimisalkan bahwa Anda bisa membagi materi pelajaran menjadi tiga
segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membentuk kuartet kelompok empat anggota, dengan memberikan segmen 1,2,
atau 3 kepada tiap kelompok. Kemudian, perintahkan tiap kuartet atau ”kelompok belajar” untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari
materi yang mereka terima. Jika Anda menghendaki, Anda dapat membentuk dua pasang ”rekan belajar” terlebih dahulu dan kemudian
menggabungkan pasangan-pasangan itu menjadi kuartet untuk berkonsultasi dan saling berbagi pendapat.
3 Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok- kelompok ”belajar
ala Jigsaw ” kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap ”kelompok
belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan, anggota dari tiap kuartet dapat berhitung mulai dari 1,2,3, dan 4. Kemudian
bentuklah kelompok belajar Jigsaw dengan jumlah Dengan pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw siswa diharapkan akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya,
25
sehingga dapat meningkatkan kemampuan daya nalar dan dapat menambah keberanian dalam mengungkapkan pendapat.
Jigsaw dilakukan berkelompok dan dalam kelompoknya terdiri dari 4 orang anggota. Kemudian guru membagikan soal pada tiap-tiap kelompok
terdiri dari 4 soal essay. Jika terdiri dari 4 orang anggota maka setiap anggota mendapatkan masing-masing 1 soal.
Masing-masing soal dikerjakan denganbaik. Jika soal sudah dikerjakan, maka dikumpulkan kemudian sesuai dengan nomor soal dari tiap kelompok.
Soal normor satu dikumpulkan dengan nomor satu yang lain dari kelompok lain, setelah dikumpulkan sesuai dengan nomor soalnya, lalu masing-masing
anggota mempresentasikan jawabannya. Dimulai dengan anggota yang mengerjakan soal nomor 1 mempresentasikan jawaban soalnya. Jika sudah
dipresentasikan, guru memutuskan jawaban mana yang benar. Kemudian dilanjutkan dengan soal nomor 2, dan seterusnya.
Menurut Yatim Riyanto langkah-langkah Jigsaw sebagai berikut: 1 Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
2 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. 3 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
4 Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagiansubbab
yang sama bertemu dalam kelompok baru kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab mereka.
5 Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
6 Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7 Guru memberi evaluasi.
8 Penutup
36
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Tipe Jigsaw adalah: 1 Menggunakan strategi tutor sebaya.
2 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok asal home dan kelompok ahli.
3 Dalam kelompok ahli peserta didik belajar secara kooperatif menuntaskan topik yang sama sampai mereka menjadi ahli.
36
Yamin Riyanto, op cit., h.271
26
4 Dalam kelompok asal setiap siswa saling mengajarkan keahlian masing-masing.
37
Adapun keunggulan dan kelemahan model pembelajaran jigsaw adalah: 1
Keunggulan: a Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar.
b Ruang lingkup dipenuhi ide-ide yang bermanfaat dan menarik untuk di diskusikan.
c Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pemahaman pembelajaran materi untuk dirinya sendiri dan orang lain.
d Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang di tugaskan.
e Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi untuk pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan
emosional para siswa. f Meningkatkan kreatifitas siswa dalam berfikir kritis dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah yang di hadapi.
g Melatih keberanian dan tanggung jawab siswa untuk mengajarkan materi yang telah ia dapat kepada anggota kelompok lain.
h Masalah matematika cocok untuk diskusi kelompok, sebab memiliki solusi yang dapat di demonstrasikan secara objektif.
2 Kelemahan: a Kondisi kelas yang cenderung ramai karena perpindahan siswa dari
kelompok satu ke kelompok lain. b Dirasa sulit meyakinkan untuk berdiskusi menyampaikan materi
pada teman jika tidak punya rasa percaya diri. c Kurang partisipasi beberapa siswa yang mungkin masih bergantung
pada teman lain, biasanya terjadi dalam kelompok asal. d Ada siswa yang berkuasa karena merasa paling pintar di antara
anggota kelompok. e Awal penggunaan metode ini biasanya sulit di kendalikan, biasanya
butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang agar berjalan dengan baik.
37
Ibid., h.271-272
27
f Aplikasi metode ini pada kelas yang besar lebih dari 40 siswa sangatla
h sulit. Tapi bisa diatasi dengan model “team teaching”.
38
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Rizki Dwi, Putranto 2012 Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Materi Koperasi Dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri
2 Traji. S1 Thesis, Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Traji Parakan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas tipe penelitian
tindakan partisipan dimana peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Traji. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Traji yang
berjumlah 35 siswa yang terdiri atas 17 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Traji, Kecamatan
Parakan, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Objek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Traji. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan observasi. Data yang diperoleh
berupa hasil tes siswa sebagai data primer dan hasil observasi sebagai data pendukung. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif
untuk hasil tes dan analisis deskriptif kualitatif untuk hasil observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Traji. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai dari
sebelum tindakan hingga siklus II. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa sebelum tindakan adalah 54,7 dengan siswa yang tuntas berjumlah 15 dan yang
belum tuntas berjumlah 20. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas yang meningkat menjadi 71,2 dengan siswa yang tuntas berjumlah 25 dan yang belum tuntas
berjumlah 10. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa semakin
38
Agus Suprijono, op cit