Hipotesis Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN

1. Identifikasi variabel bebas dan variabel terikat Identifikasi variabel dilakukan dengan mendaftar faktor-faktor produksi tebu yang digunakan dalam proses produksi tebu, baik tebu non-keprasan maupun tebu keprasan. Faktor-faktor produksi tebu untuk usahatani tebu non-keprasan adalah luas lahan, bibit tebu, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida padat, pestisida cair dan tenaga kerja. Sementara itu, untuk usahatani tebu keprasan faktor produksi tebu yang digunakan adalah luas lahan, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida padat, pestisida cair dan tenaga kerja. Bibit tidak digunakan dalam hal ini karena petani dalam usahatani keprasan tidak menggunakan bibit seperti dalam usahatani tebu non-keprasan. Faktor-faktor produksi ini merupakan variabel bebas yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel terikat yaitu hasil produksi tebu. 2. Analisis fungsi produksi Fungsi produksi untuk usahatani tebu non-keprasan di Lampung Utara diasumsikan berbentuk Cobb Douglas yang ditransformasikan kedalam bentuk linier logaritma natural sebagai berikut: Ln Y = Ln b + b 1 Ln X 1 + b 2 Ln X 2 + b 3 Ln X 3 + b 4 Ln X 4 + b 5 Ln X 5 + b 6 Ln X 6 + b 7 Ln X 7 + b 8 Ln X 8 + ν i -µ i ........................................ 4.1 Sementara itu, untuk model fungsi produksi keprasan dimana petani tidak menggunakan bibit seperti halnya dalam usahatani non-keprasan sehingga model menjadi sebagai berikut: Ln Y = Ln b + b 1 Ln X 1 + b 3 Ln X 3 + b 4 Ln X 4 + b 5 Ln X 5 + b 6 Ln X 6 + b 7 Ln X 7 + b 8 Ln X 8 + ν i -µ i ........................................................ 4.2 Keterangan: Y = hasil produksi tebu ton X 1 = luas tanah ha X 2 = bibit tebu ton X 3 = pupuk Urea kilogram X 4 = pupuk TSP kilogram X 5 = pupuk KCL kilogram X 6 = pestisida padat kg X 7 = pestisida cair liter X 8 = tenaga kerja HOK b = intersep b i = besaran parameter masing-masing faktor produksi ν i - µ i = error term efek inefisiensi teknis dalam model ν i = variabel acak yang berkaitan dengan faktor-faktor eksternal iklim, hamapenyakit dan kesalahan pemodelan, sebarannya simetris dan menyebar normal ν i – N0,σ ν 2 µ i = variabel acak non negatif dan diasumsikan mempengaruhi tingkat inefisiensi teknis dan berkaitan dengan faktor-faktor internal, sebarannya bersifat setengah normal µ i ̴ |N 0, 0,σ ν 2 | Nilai koefisien yang diharapkan: b 1, b 2, b 3, b 4, b 5, b 6, b 7, b 8 0, atau dengan kata lain hasil pendugaan fungsi produksi diatas diharapkan mempunyai nilai dugaan parameter positif. Jika diperoleh parameter dugaan yang bertanda negatif dan merupakan bilangan pecahan, maka fungsi produksi dugaan tidak dapat digunakan untuk menurunkan fungsi biaya dual sehingga efisiensi alokatif dapat diukur. Nilai koefisien positif berarti dengan meningkatnya masukan input akan meningkatkan produksi tebu. Penggunaan fungsi Cobb Douglas didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: 1. Fungsi Cobb Douglas paling banyak digunakan dalam penelitian khususnya penelitian bidang pertanian sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang menggunakan alat analisis sama. 2. Bentuk fungsi Cobb Douglas dapat mengurangi terjadinya heteroskedasitas ragam tidak sama atau konstan. Hal ini dikarenakan bentuk linier dari fungsi produksi Cobb Douglas ditransformasikan kedalam bentuk log e ln sehingga variasi data menjadi lebih kecil. 3. Parameter variabel penduga dapat langsung menunjukkan nilai elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi yang digunakan terhadap hasil produksi. 4. Jumlah elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi yang diduga merupakan pendugaan skala usaha return to scale. Jika jumlah elastistas