Analisis Pendapatan Usahatani Metode Pengolahan dan Analisis Data

oleh faktor produksi terhadap produksi tebu. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut: R 2 = Jumlah Kuadrat Regresi SSE Jumlah Kudrat Total SST = 1- ∑ ∑ Untuk melihat apakah terjadi multikolinearitas ada banyak cara untuk mendeteksinya yaitu dengan koefisien determinasi R 2 yang tinggi namun dari uji t banyak variabel bebas yaitu tidak signifikan atau dapat diukur dengan Variance Inflation Factor VIF yaitu sebagai berikut: VIFXj = 1 1-R j 2 Dimana, R j = koefisien determinasi dari model regresi dengan variabel dependen X j dan variabel independen adalah variabel X lainnya. Jika VIF X j 10, maka dapat disimpulkan bahwa model dugaan ada multikolinearitas.

4.4.3. Analisis Efisiensi Produksi

1. Analisis Efisiensi Teknis Analisis efisiensi khususnya efisiensi teknis dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan output Indeks Efisiensi Timmer dan pendekatan input Indeks Efisiensi Kopp. Kedua indeks efisiensi ini menghasilkan nilai efisiensi teknis yang sama jika skala usahatani adalah konstan. Efisiensi teknis pada setiap petani ke-i dari sisi output Indeks Efisiensi Timmer, diperoleh melalui output observasi terhadap output stochastic frontiernya. Efisiensi teknis dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut: TE = E Y U, X 1 ,X 2 , X 3 , X 4 ,X 5, X 6 ,X 7 E Y U=0, X 1 ,X 2 , X 3 , X 4 ,X 5, X 6 ,X 7 .................................................. .4.3 Keterangan: TE = Efisiensi Teknis E Y U, X 1 ,X 2 , X 3 , X 4 ,X 5, X 6 ,X 7 = Output Observasi E Y U=0, X 1 ,X 2 , X 3 , X 4 ,X 5, X 6 ,X 7 = Output Batas Atau persamaan efisiensi teknis dapat juga ditulis sebagai berikut: TE i = exp -E µ i | ε i | i = 1,2,3,..,n; ................................................. .4.4 Dimana: TE i = efisiensi teknis petani ke-i exp -E µ i ε i | = nilai harapan dari µ i dengan syarat ε i Nilai efisiensi teknis antara 0 ≤ TE ≤ 1. Nilai efisiensi teknis tersebut berhubungan terbalik dengan nilai efek inefisiensi teknis dan hanya digunakan untuk fungsi yang memiliki jumlah output dan input tertentu. Nilai efisiensi teknis petani dikategorikan cukup efisien jika bernilai ≥ 0.7 dan dikategorikan belum efisien jika bernilai 0.7. Metode inefisiensi teknis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model inefisiensi teknis yang dikembangkan oleh Bettese dan Coelli 1995. Variabel yang digunakan untuk mengukur efek inefisiensi teknis diasumsikan bebas dan distribusinya terpotong normal N µ , σ . Nilai parameter distribusi µ i efek efisiensi teknis pada penelitian ini ditentukan dengan rumus: µ i = + Ζ + Ζ + Ζ + Ζ ....................................... .4.5 Keterangan: µ i = efek inefisiensi teknis = konstanta Ζ = tingkat pendidikan formal petani tahun Ζ = pengalaman tani tahun Z 3 = dummy kemitraan 0 = pola TRK, 1 = pola TRB Z 4 = ukuran usahatani Ha Nilai koefisien yang diharapkan , 0 ; , , , 0. Agar konsisten, maka pendugaan parameter fungsi produksi dan fungsi inefisiensi dilakukan dengan perangkat lunak Frontier 4.1 Coelli, 1996. Pengujian parameter stochastic frontier dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama menggunakan menggunakan metode OLS. Metode ini digunakan untuk menduga parameter teknologi dan input-input produksi dan tahap kedua menggunakan metode MLE untuk menduga keseluruhan parameter faktor produksi , intersep , dan variant dari kedua komponen kesalahan v i dan u i σν 2 dan συ 2 pada tingkat α 5 persen, 10 persen dan 15 persen. Sedangkan kriteria uji hipotesis yang digunakan untuk menyatakan bahwa semua petani telah