Saran SIMPULAN DAN SARAN
Sugianto, T. 1982. The Relative Economic Efficiency of Irrigate Rice Farm, West Java, Indonesia. Ph. D Thesis. Department of Agricultural Economics,
University of Illionis, Urbana. Suratiyah, Ken. 2008. Analisis Usahatani. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Susila, W.R. dan B.M. Sinaga. 2005 a. Analisis kebijakan industri gula
Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 231: 30 −5γ.
___________________________________b. Pengembangan Industri Gula Indonesia yang Kompetitif Pada Situasi Persaiangan yang Adil.
Jurnal Litbang Pertanian, 241. Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
_________. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Edisi Kedua. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Soekartawi, Soeharjo A, Dillon J, Hardaker J. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil Terjemahan. UI Press,
Jakarta. Sriati, Yulian Junaidi dan Lisa Asri Gusnita. 2008. Pola Kemitraan antara Petani
Tebu Rakyat Dengan PTPN VII Unit Usaha Bunga Mayang Dalam Usahatani Tebu; Kasus di Desa Karang Rejo Kecamatan Sungkai
Selatan, Lampung Utara. Socio-Economic of Agriculture and Agribusiness Journal, 8 2.
Taylor, T.G., H.E. Drummond and A.T. Gomes. 1986. Agricultural Credit Program and Production Efficiency: An Analysis of Traditional
Farming in South-eastern Minas Gerais, Brazil. American Journal of Agricultural Economics, 68 1: 100-117.
Tjakarawiralaksana, Abas. 1985. Usahatani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Wahida. 2005. Estimasi Tingkat Efisiensi Teknis Usahatani Padi dan Palawija Sungai Brantas: Aplikasi Pendekatan Stochastic Production Frontier.
Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Zhang, Yu, Jian Hing Ni, dan Sizhu Zhang. 2011. Sustainable Energy Crop Production in Yunan China. Paper Presented at the 55
th
Annual Australian Agricultural and Resource Economic Society National
Conference , Melbourne: 8-12 February 2011.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Usahatani Petani TRK dan Petani TRB Pola Tanam Non- Keprasan dan Keprasan
a. Analisis Finansial Usahatani Petani TRK Pola Tanam Non-Keprasan
Uraian Nilai Rata-
RataHektar Nilai Rp
Total RpHa
A Penerimaan
Pendapatan Gula 2 810
8 106 22 776 911
Pendapatan Sisa Rendemen 334
8 106 2 709 148
Pendapatan Natura 281
10 500 2 950 541
Pendapatan Tetes 1 558
1 617 2 519 311
Total Penerimaan 30 955 910
B Biaya
B1 Biaya Diperhitungkan
Bibit 14.61
75 000 273 912
Pupuk Urea 253.51
1 800 456 321
Pupuk TSP 239.63
4 600 1 102 292
Pupuk KCL 251.61
5 200 1 308 372
Pestisida Padat 1.90
90 000 171 235
Pestisida Cair 3.03
80 000 242 268
Tenaga Kerja 232.13
45 000 10 445 979
Biaya Angkutan Tebu 65.48
28 000 1 833 448
Total Biaya Diperhitungkan 15 833 825
B2 Biaya Tidak Diperhitungkan
Bibit Tenaga Kerja Dalam Keluarga
53.88 45 000
2 424 759 Penyusutan
242 343 Bunga Modal
191 689 PBB
53 347 Total Biaya Tidak Diperhitungkan
2 912 138 C
Total Biaya Usahatani B1+B2 18 745 963
D Pendapatan Atas Biaya Tunai A-B1
15 122 085 E
Pendapatan Tunai A-C 12 209 947
F RC atas Biaya Tunai AB1
1.96
G RC atas Biaya Total AC
1.65
b. Analisis Finansial Usahatani Petani TRK Pola Tanam Keprasan
Uraian Nilai Rata-
RataHektar Nilai Rp
Total RpHa
A
Penerimaan
Pendapatan Gula 3 036
8 106 24 605 636
Pendapatan Sisa Rendemen 361
8 106 2 926 662
Pendapatan Natura 304
10 500 3 187 435
Pendapatan Tetes 1 683
1 617 2 721 583
Total Penerimaan
33 441 315 B
Biaya B1
Biaya Diperhitungkan
Bibit Pupuk Urea
281.77 1 800
507 192 Pupuk TSP
265.48 4 600
1 221 195 Pupuk KCL
228.70 5 200
1 189 236 Pestisida Padat
1.81 90 000
163 057 Pestisida Cair
2.39 80 000
191 527 Tenaga Kerja
230.83 45 000
10 387 178 Biaya Angkutan Tebu
68.70 28 000
1 923 623 Total Biaya Diperhitungkan
15 583 008 B2
Biaya Tidak Diperhitungkan
Bibit 14.61
75 000 273 912
Tenaga Kerja Dalam Keluarga 32.88
45 000 1 479 386
Penyusutan 278 836
Bunga Modal 142 395
PBB 45 000
Total Biaya Tidak Diperhitungkan
2 219 529 C
Total Biaya Usahatani B1+B2 17 802 536
D Pendapatan Atas Biaya Tunai A-B1
17 858 308 E
Pendapatan Tunai A-C
15 638 779 F
RC atas Biaya Tunai AB1 2.15
G RC atas Biaya Total AC
1.88
c. Analisis Finansial Usahatani Petani TRB Pola Tanam Non-Keprasan
Uraian Nilai Rata-
RataHektar Nilai Rp
Total RpHa
A
Penerimaan
Pendapatan Gula 3 048
7 850 23 923 956
Pendapatan Sisa Rendemen Pendapatan Natura
Pendapatan Tetes Total Penerimaan
23 923 956 B
Biaya B1
Biaya Diperhitungkan
Bibit 13.97
75 000 261 917
Pupuk Urea 289.92
1 800 521 848
Pupuk TSP 242.93
4 600 1 117 460
Pupuk KCL 200.94
5 200 1 044 911
Pestisida Padat 2.06
90 000 185 490
Pestisida Cair 3.41
80 000 272 790
Tenaga Kerja 221.95
45 000 9 987 914
Biaya Angkutan Tebu 66.37
32 000 2 123 913
Total Biaya Diperhitungkan
15 516 243 B2
Biaya Tidak Diperhitungkan
Bibit Tenaga Kerja Dalam Keluarga
38.87 45 000
1 749 244 Penyusutan
265 999 Bunga Modal
PBB 85 750
Total Biaya Tidak Diperhitungkan
2 100 993 C
Total Biaya Usahatani B1+B2 17 617 236
D Pendapatan Atas Biaya Tunai A-B1
8 407 712 E
Pendapatan Tunai A-C
6 306 719 F
RC atas Biaya Tunai AB1
1.54
G RC atas Biaya Total AC
1.36
d. Analisis Finansial Usahatani Petani TRB Pola Tanam Keprasan
Uraian Nilai Rata-
RataHektar Nilai Rp
Total RpHa
A
Penerimaan
Pendapatan Gula 3 563
7 850 27 971 889
Pendapatan Sisa Rendemen Pendapatan Natura
Pendapatan Tetes Total Penerimaan
27 971 889 B
Biaya B1
Biaya Diperhitungkan
Bibit Pupuk Urea
251.14 1 800
452 047 Pupuk TSP
229.41 4 600
1 055 291 Pupuk KCL
208.97 5 200
1 086 665 Pestisida Padat
1.75 90 000
157 811 Pestisida Cair
3.38 80 000
270 443 Tenaga Kerja
230.64 45 000
10 378 884 Biaya Angkutan Tebu
70.31 32 000
2 249 761 Total Biaya Diperhitungkan
15 650 903 B2
Biaya Tidak Diperhitungkan
Bibit 13.97
75 000 261 917
Tenaga Kerja Dalam Keluarga 22.20
45 000 998 955
Penyusutan 314 967
Bunga Modal PBB
109 145 Total Biaya Tidak Diperhitungkan
1 684 984 C
Total Biaya Usahatani B1+B2 17 335 887
D Pendapatan Atas Biaya Tunai A-B1
12 320 985 E
Pendapatan Tunai A-C
10 636 002 F
RC atas Biaya Tunai AB1 1.79
G RC atas Biaya Total AC
1.61
Lampiran 2. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Pola Tanam Non-Keprasan dan Non- Keprasan Tanpa Benih
a. Fungsi Produksi Pola Tanam Non-Keprasan
b. Fungsi Produksi Pola Tanam Non-Keprasan Tanpa Variabel Benih
Lampiran 3. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Keprasan
Lampiran 4. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Non-Keprasan Tanpa Variabel Benih Terestriksi dan Uji Asumsi Constan Return to Scale CRTS
a. Fungsi Produksi Non-Keprasan Tanpa Variabel Benih Terestriksi
b. Uji Asumsi Constan Return to Scale CRTS
Lampiran 5. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Keprasan Terestriksi dan Uji Asumsi Constan Return to Scale CRTS
a. Fungsi Produksi Keprasan Terestriksi
b. Uji Asumsi Constan Return to Scale CRTS
Lampiran 6. Hasil Analisis Pendugaan Fungsi Produksi Non-Keprasan Rata-Rata OLS dan Fungsi Produksi Stochatic Frontier MLE dengan Menggunakan
Frontier 4.1 Output from the program FRONTIER Version 4.1c
instruction file = terminal data file = be15.dat
Tech. Eff. Effects Frontier see BC 1993 The model is a production function
The dependent variable is logged the ols estimates are :
coefficient standard-error t-ratio beta 0
0.11252995E+01 0.45525965E+00
0.24717753E+01 beta 1
0.35801985E+00 0.62839249E-01
0.56973921E+01 beta 2
0.17066722E+00 0.62044179E-01
0.27507370E+01 beta 3
0.88291286E-01 0.32751634E-01
0.26957826E+01 beta 4
0.57930408E-01 0.52893249E-01
0.10952326E+01 beta 5
0.81955598E-01 0.27501447E-01
0.29800468E+01 beta 6
0.55030893E-01 0.33458775E-01
0.16447372E+01 beta 7
0.22044641E+00 0.53584246E-01
0.41140153E+01 sigma-squared 0.64109082E-02
log likelihood function = 0.32469247E+02 the final mle estimates are :
coefficient standard-error t-ratio beta 0
0.14097773E+01 0.30680189E+00
0.45950737E+01 beta 1
0.31629331E+00 0.41418724E-01
0.76364813E+01 beta 2
0.12018843E+00 0.67319652E-01
0.17853394E+01 beta 3
0.98925822E-01 0.23222186E-01
0.42599703E+01 beta 4
0.65947801E-01 0.47016820E-01
0.14026427E+01 beta 5
0.87404078E-01 0.22164403E-01
0.39434439E+01 beta 6
0.31215185E-01 0.23485986E-01
0.13290983E+01 beta 7
0.22940619E+00 0.36121597E-01
0.63509427E+01 delta 0
0.48788702E+00 0.14530846E+00
0.33575955E+01 delta 1
-0.98870962E-02 0.83150749E-02
-0.11890568E+01 delta 2
-0.13165693E-01 0.48278186E-02
-0.27270479E+01 delta 3
-0.37680971E-01 0.57335699E-01
-0.65719913E+00 delta 4
-0.66672765E-01 0.39202617E-01
-0.17007223E+01 sigma-squared 0.40897887E-02
0.93164326E-03 0.43898656E+01
gamma 0.83453316E+00
0.32665362E+00 0.25547954E+01
log likelihood function = 0.38431760E+02
LR test of the one-sided error = 0.11925025E+02 with number of restrictions = 6
[note that this statistic has a mixed chi-square distribution] number of iterations = 26
maximum number of iterations set at : 100 number of cross-sections = 25
number of time periods = 1 total number of observations = 25
thus there are: 0 obsns not in the panel technical efficiency estimates :
firm year eff.-est. 1 1 0.88104102E+00
2 1 0.81859483E+00 3 1 0.96899398E+00
4 1 0.89017796E+00 5 1 0.78379373E+00
6 1 0.89630389E+00 7 1 0.84709514E+00
8 1 0.82252780E+00 9 1 0.95047798E+00
10 1 0.90371437E+00 11 1 0.87802376E+00
12 1 0.94581829E+00 13 1 0.87916838E+00
14 1 0.77761114E+00 15 1 0.80315776E+00
16 1 0.97890377E+00 17 1 0.97280257E+00
18 1 0.87511129E+00 19 1 0.89342480E+00
20 1 0.97015727E+00 21 1 0.81707346E+00
22 1 0.83677116E+00 23 1 0.95360738E+00
24 1 0.98605718E+00 25 1 0.99423542E+00
mean efficiency = 0.89298577E+00
Lampiran 7. Hasil Analisis Pendugaan Fungsi Produksi Keprasan Rata-Rata OLS dan Fungsi Produksi Stochatic Frontier MLE dengan Menggunakan Frontier
4.1 Output from the program FRONTIER Version 4.1c
instruction file = terminal data file = dkk.dat
Tech. Eff. Effects Frontier see BC 1993 The model is a production function
The dependent variable is logged the ols estimates are :
coefficient standard-error
t-ratio beta 0
0.15440051E+01 0.46793448E+00
0.32996181E+01 beta 1
0.42613847E+00 0.91171269E-01
0.46740435E+01 beta 2
0.11360838E+00 0.76558514E-01
0.14839418E+01 beta 3
0.15052761E+00 0.61566694E-01
0.24449520E+01 beta 4
0.10703631E+00 0.45933411E-01
0.23302495E+01 beta 5
0.11056273E+00 0.55037942E-01
0.20088457E+01 beta 6
0.84397240E-01 0.33713600E-01
0.25033589E+01 beta 7
0.89084102E-01 0.84543338E-01
0.10537093E+01 sigma-squared 0.15472786E-01
log likelihood function = 0.37628723E+02 the final mle estimates are :
coefficient standard-error t-ratio beta 0
0.20394995E+01 0.30421241E+00
0.67041959E+01 beta 1
0.55093465E+00 0.60785878E-01
0.90635303E+01 beta 2
0.12016586E+00 0.60369790E-01
0.19904966E+01 beta 3
0.96342695E-01 0.42833794E-01
0.22492216E+01 beta 4
0.74462100E-01 0.35451134E-01
0.21004152E+01 beta 5
0.18974768E-01 0.47702811E-01
0.39777043E+00 beta 6
0.77273864E-01 0.27200450E-01
0.28409038E+01 beta 7
0.10364420E+00 0.58234502E-01
0.17797731E+01 delta 0
0.14128724E+01 0.42741785E+00
0.33055998E+01 delta 1 -0.11105117E+00
0.32442649E-01 -0.34229995E+01 delta 2 -0.47779960E-01
0.36128036E-01 -0.13225175E+01 delta 3 -0.63273331E-01
0.12069558E+00 -0.52423902E+00 delta 4 -0.70554883E-01
0.36684484E-01 -0.19232895E+01 sigma-squared 0.27689456E-01
0.76227733E-02 0.36324649E+01 gamma
0.82420335E+00 0.12448732E+00
0.66207817E+01 log likelihood function = 0.50700034E+02
LR test of the one-sided error = 0.26142622E+02 with number of restrictions = 6
[note that this statistic has a mixed chi-square distribution] number of iterations = 25
maximum number of iterations set at : 100 number of cross-sections = 50
number of time periods = 1 total number of observations = 50
thus there are: 0 obsns not in the panel technical efficiency estimates :
firm year eff.-est. 1 1 0.96152540E+00
2 1 0.98633879E+00 3 1 0.94394561E+00
4 1 0.94757844E+00 5 1 0.91603614E+00
6 1 0.95048974E+00 7 1 0.89708886E+00
8 1 0.89959506E+00 9 1 0.97002195E+00
10 1 0.98081918E+00 11 1 0.79257478E+00
12 1 0.97610233E+00 13 1 0.91502807E+00
14 1 0.98113340E+00 15 1 0.98390955E+00
16 1 0.90351562E+00 17 1 0.95737161E+00
18 1 0.97412812E+00 19 1 0.94630991E+00
20 1 0.93752719E+00 21 1 0.92265887E+00
22 1 0.93182673E+00 23 1 0.89752538E+00
24 1 0.95986865E+00 25 1 0.91631662E+00
26 1 0.96834327E+00 27 1 0.92507060E+00
28 1 0.91236473E+00 29 1 0.96317185E+00
30 1 0.84674076E+00 31 1 0.97126014E+00
32 1 0.94502985E+00
33 1 0.55797520E+00 34 1 0.95466887E+00
35 1 0.94742628E+00 36 1 0.96640407E+00
37 1 0.96959190E+00 38 1 0.97736977E+00
39 1 0.96842303E+00 40 1 0.97630763E+00
41 1 0.97941484E+00 42 1 0.73179721E+00
43 1 0.97320053E+00 44 1 0.98113669E+00
45 1 0.96248794E+00 46 1 0.98110321E+00
47 1 0.93762116E+00 48 1 0.80761845E+00
49 1 0.98026332E+00 50 1 0.95761285E+00
mean efficiency = 0.93183280E+00
ABSTRACT
KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI. The Efficiency Analysis of Sugar Cane Production in the Working Area of PTPN VII Bungamayang Business Unit North Lampung
District Lampung Province. Under direction of RATNA WINANDI and WILSON HALOMOAN LIMBONG.
The objectives of this study are: 1 to analyze smallholder sugarcane farm system plant-cane and ratoon cropping patterns in partnerships that Tebu Rakyat
Kredit TRK-Credit Sugarcane Smallholder partnership and Tebu Rakyat Bebas TRB-Independent Sugarcane Smallholder partnership in the working area of
PTPN VII Bungamayang Business Unit and influence partnerships on sugarcane farmers income levels of sugarcane smallholder, 2 to analyze production
efficiency rate on sugarcane smallholders in the working area of PTPN VII Bungamayang Business Unit and influence of partnership on production
efficiency on sugarcane smallholders. The results of farm income analysis indicate that smallholder sugarcane farm in the study area on plant-cane and
ratoon cropping pattern financially feasible. Farmers income on ratoon greater than plant-cane cropping pattern and farmers income on TRK partnership greater
than TRB. The estimation results of smallholder sugarcane farms using a frontier production function shows that land, fertilizer Urea, TSP, KCL, pesticide solid
and liquid and labour variable have positive significant effect in plant-cane cropping pattern. While land, fertilizer Urea, TSP, KCL, pesticide liquid and
labour variable have positive significant effect on ratoon cropping patterns. The technical inefficiency of farmers on plant-cane and ratoon cropping pattern is
influenced by education, experience and farm size. Farm size has greatest influence to reducing technical inefficiencies. The partnership has positive
influence because it makes farmers efficient technically on plant-cane and ratoon cropping patterns. The farmers have been able to reach allocative and economic
efficiency on ratoon but have not on plant-cane cropping patterns. Based on partnership TRB farmers more efficient in technical, allocative and economic
efficiency than TRK. Key words: sugar cane, partnership, production function, stochastic frontier,
efficiency
RINGKASAN
KHOIRUL AZIZ HUSYAIRI. Analisis Efisiensi Produksi Tebu Rakyat di Wilayah Kerja PTPN VII Unit Usaha Bungamayang Kabupaten Lampung Utara
Propinsi Lampung. Dibimbing RATNA WINANDI dan WILSON HALOMOAN LIMBONG.
Gula merupakan salah satu komoditas yang sangat penting dalam perekonomian. Selain sebagai sumber mata pencaharian bagi petani dan pekerja,
gula juga merupakan bahan utama bagi industri makanan dan minuman. Konsumsi gula diperkirana akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya
populasi penduduk. Peningkatan konsumsi gula ternyata tidak dimbangi dengan produksinya. Rata-rata produksi gula nasional masih sangat rendah sehingga
terjadi defisit dalam pemenuhan kebutuhan gula nasional. Defisit pemenuhan gula selama ini adalah dengan melakukan impor yang pada gilirannya menimbukan
ketergantungan. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi gula nasional untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri dan mengurangi
ketergantungan terhadap gula impor.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi gula nasional adalah peningkatan produksi tebu rakyat karena produksi gula nasional
sebagian besar dihasilkan dari tebu perkebunan rakyat. Selain itu peningkatan produksi tebu rakyat juga penting mengingat produksi maupun produktivitas tebu
rakyat yang cenderung masih rendah saat ini. Rendahnya produktivitas juga mencerminkan rendahnya tingkat efisiensi yang berpangkal pada tidak optimalnya
budidaya dalam aktivitas usahatani.
Peningkatan produktivitas ini penting mengingat produktivitas yang rendah pada giliraanya akan berpengaruh pada
pendapatan petani. Pendapatan yang rendah menyebabkan modal yang dimiliki
petani terbatas. Biaya usahatani yang meningkat sering menyebabkan petani tidak mampu melakukan tahapan budidaya dan produksi serta penggunaan teknologi
sebagaimana mestinya. Salah satu satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah mengembangkan kemitraan antara petani dengan pabrik gula. Dengan adanya
kemitraan, petani mendapatkan permodalan sehingga dapat menggunakan input yang proporsional dan tepat. Selain itu, kemitraan memungkinkan petani
mendapatkan bimbingan dari pabrik sehingga dapat menjalankan usahataninya dengan lebih baik dan efisien. Salah satu kemitraan antara petani dengan pabrik
gula adalah kemitran antara petani tebu rakyat di Lampung Utara dengan PTPN VII Unit Usaha Bungamayang.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Menganalisis sistem usahatani tebu rakyat pola non-keprasan dan keprasan pada kemitraan Tebu Rakyat Kredit
TRK dan Tebu Rakyat Bebas TRB dan pengaruh kemitraan terhadap pendapatan usahatani tebu rakyat di wilayah kerja PTPN VII Unit Usaha
Bungamayang. 2 Menganalisis tingkat efisiensi dan faktor yang mempengaruhi inefisiensi produksi usahatani tebu rakyat dan pengaruh pola kemitraan di wilayah
kerja PTPN VII Unit Usaha Bungamayang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section. Data cross section yang digunakan adalah data dari 75 orang petani yang terdiri dari 45 orang
petani dengan pola kemitraan Tebu Rakyat Kredit TRK dan 30 orang petani
dengan pola kemitraan Tebu Rakyat Bebas TRB dengan pola tanam non- keprasan dan keprasan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
usahatani dan analisis efisiensi produksi, Fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb Douglas dan diestimasi menggunakan Ordinary Least
Squares OLS dan Maximum Likelihood Estimation MLE.
Pola tanam non-keprasan adalah pola budidaya tebu dengan menggunakan bibit dan pola tanam keprasan adalah pola budidaya tebu yang tumbuh setelah
tanaman pertama ditebang atau dari sisa tanaman yang ditebang. Hasil analisis pendapatan usahatani menunjukkan bahwa usahatani tebu di wilayah penelitian
baik pada pola tanam non-keprasan maupun keprasan layak diusahakan secara finansial karena nilai RC rasio masih lebih besar dari satu. Hasil analisis juga
menunjukkan pendapatan petani dengan pola keprasan lebih tinggi dibandingkan dengan pola non-keprasan. Selain itu, pendapatan petani dengan pola kemitraan
TRK lebih besar dibandingkan pola TRB.
Hasil estimasi usahatani tebu fungsi produksi frontier pada pola non- keprasan dijumpai variabel lahan, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida
padat, pestisida cair dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi tebu. Hasil estimasi usahatani tebu fungsi produksi frontier pada pola keprasan
dijumpai variabel lahan, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida cair dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi tebu di daerah penelitian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis baik pada pola tanam non- keprasan mupun keprasan adalah pendidikan, pengalaman dan ukuran usahatani.
Petani dengan pola tanam keprasan lebih efisien dibandingkan petani dengan pola keprasan baik secara teknis, alokatif maupun ekonomi. Berdasarkan pada pola
kemitraan, petani TRB lebih efisien dibandingkan petani TRK baik secara teknis, alokatif maupun ekonomis. Hal ini karena petani TRB memiliki lahan lebih luas
dan lebih fleksibel dalam penggunaan inputnya.
Ukuran usahatani memiliki pengaruh paling besar untuk mengurangi inefisiensi teknis dimana petani yang memiliki lahan lebih besar cenderung lebih
efisien. Hal ini erat kaitannya dengan skala usaha. Mengingat penambahan luas lahan sulit dilakukan, maka peran kelembagaan baik melalui koperasi maupun
kelompoktani perlu ditingkatkan untuk mencapai skala usaha bagi para petani yang memiliki lahan sempit.
Kata kunci: tebu, kemitraan, fungsi produksi, stochastic frontier, efisiensi