Kebijakan Terkait Dengan Gula

VI. GAMBARAN UMUM DAN KERAGAAN USAHATANI TEBU DI DAERAH PENELITIAN

6.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 6.1.1. Letak dan Topografi Kabupaten Lampung Utara berada di Propinsi Lampung dan termasuk salah satu wilayah potensial untuk pengembangan komoditas tebu rakyat. Wilayah Kabupaten Lampung Utara terletak pada 104 40’ sampai 105 08’ Bujur Timur dan 4 34’ sampai 5 06’ Lintang Selatan. Secara topografi, sebelah barat merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 450-1500 m dari permukaan air laut dan bagian timur merupakan dataran rendah yang tertutup awan vulkanis. Wilayah Lampung Utara berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan di sebelah utara, Kabupaten Lampung Tengah di sebelah selatan, Kabupaten Tulang Bawang di sebelah timur, dan Kabupaten Lampung Barat di sebelah barat. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 08 Tahun 2006, wilayah Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2006 dimekarkan menjadi 23 kecamatan dan 232 desa dan 15 kelurahan. Ibukota Kabupaten Lampung Utara berada di Kotabumi. Luas wilayah Kabupaten Lampung Utara adalah 272.563 Hektar. Wilayah Kabupaten Lampung Utara merupakan daerah agraris dengan mata pencaharian pokok penduduknya di sektor pertanian BPS Lampung Utara, 2010. Usaha perkebunan khususnya perkebunan tebu di Kabupaten Lampung Utara berada dalam pengawasan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Utara. Lahan perkebunan tebu di Lampung Utara sebagian besar berada di kecamatan Bunga Mayang karena wilayah tersebut memiliki lahan yang sesuai dan dekat dengan lokasi pabrik gula yaitu PTPN VII Unit Usaha Bunga Mayang. Lahan yang diusahakan untuk perkebunan tebu seluas 16.150 Ha.

6.1.2. Iklim

Kabupaten Lampung Utara secara umum memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Curah hujan rata-rata 1851 mm per tahun dengan hari hujan sekitar 200 hari per tahun. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei- November yang memiliki curah hujan rendah dibawah 100 mm per bulan Tabel 21. Tabel 21. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2006-2009 Bulan Rata-rata Curah Hujan mm 2006 2007 2008 2009 Januari 426.4 162.0 169.2 161.4 Februari 395.3 270.6 290.1 212.0 Maret 313.7 198.7 455.4 278.8 April 146.1 136.4 242.4 47.2 Mei 84.0 56.0 28.7 201.2 Juni 65.0 116.2 58.7 38.6 Juli 41.0 89.8 73.3 19.9 Agustus - 44.0 103.8 25.8 September 20.1 74.9 76.0 5.8 Oktober 40.9 86.3 77.7 90.3 November 91.5 80.6 261.4 154.7 Desember 479.6 288.0 353.8 270.7 Sumber: BPS Lampung Utara, 2010

6.1.3. Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Utara tahun 2009 sebanyak 589.568 jiwa yang terdiri dari penduduk pria sebesar 300 116 jiwa atau 50.09 persen dan penduduk wanita sebesar 289 452 jiwa atau 49.91 persen. Jumlah rumah tangga sebanyak 146 315 dengan kepadatan penduduk mencapai 216 jiwa per km 2 . Tabel 22. Mata Pencaharian Penduduk Lampung Utara No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Orang 1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 122 648 2 Industri Pengolahan 7 207 3 Perdagangan Eceran, Rumah Makan, Hotel 32 085 4 Jasa Kemasyarakatan 5 496 5 Lainnya 65 281 6 Tidak Bekerja 27 620 Jumlah 260 337 Sumber: BPS Lampung Utara, 2011 data diolah Penduduk yang tergolong angkatan kerja sebanyak 260 337 jiwa atau sekitar 44 persen dari total penduduk Kabupaten lampung Utara. Data keragaan penduduk Kabupaten lampung Utara menurut mata pencaharian Tabel 22 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Kabupaten Lampung Utara bekerja di bidang pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan sebesar 122 648 orang. Hal ini memperlihatkan pula bahwa sektor ini merupakan sektor utama mata pencaharian penduduk Lampung Utara.

6.1.4. Perekonomian Kabupaten Lampung Utara

Pada tahun 2009, perekonomian Kabupaten Lampung Utara mengalami pertumbuhan sebesar 5.85 persen. Beberapa sektor mengalami pertumbuhan yang sangat berarti seperti sektor angkutan dan komunikasi 9.31 persen, bangunan 6.76 persen dan pertanian 5.97 persen. Perekonomian Lampung Utara didominasi oleh empat sektor kegiatan yaitu sektor pertanian 33.76 persen, sektor jasa 19.54 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 13.69 persen dan sektor industri pengolahan 11.77 persen. Adanya kontribusi sektor pertanian dan ketersediaan lahan yang luas merupakan potensi untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Lampung Utara. 6.2. Keragaan Usahatani Tebu di Daerah Penelitian 6.2.1. Karakteristik Petani Sampel Jumlah petani sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 petani. Dari 75 petani responden, 45 petani merupakan anggota TRK yang terdiri dari 14 petani dengan pola non-keprasan plane cane dan 31 petani dengan pola keprasan ratoon, serta 30 petani merupakan anggota TRB yang terdiri dari 11 petani dengan pola non-keprasan plane cane dan 19 petani dengan pola keprasan ratoon. Jika berdasarkan pola tanamnya, maka 25 petani melakukan pola tanam non-keprasan dan 50 petani melakukan pola tanam keprasan. Hal ini karena biaya yang dikeluarkan pada pola tanam non-keprasan jauh lebih besar dibandingkan pada pola tanam keprasan. Penyebab perbedaan tersebut adalah adanya biaya pengolahan tanah, pembelian bibit dan biaya tanam pada pola non-keprasan. Adapun karakteristik petani sampel selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 23. Pada Tabel 23 dapat dilihat bahwa berdasarkan umur, petani yang tergabung baik dalam TRK maupun TRB berada pada usia produktif yaitu pada usia kurang dari 30 sampai dengan 60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa secara umur para petani contoh masih dapat mengelola usahatani tebunya dengan baik. Berdasarkan pendidikan, baik petani contoh yang tergabung dalam TRK maupun TRB sebagian masih tergolong berpendidikan dasar SD dan SMP, yaitu 73.33