Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 66 Tahun 2012. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka jelas bahwa setiap pihak yang hendak melakukan modifikasi atas kendaraan bermotornya, diwajibkan untuk memiliki izin atas modifikasinya sebagaimana dipersyaratkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dan Peraturan Pemrintah Nomor 55 Tahun 2012. Jika modifikasi dilakukan tanpa memiliki izin, maka berdasarkan Pasal 277 dipersyaratkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pihak yang melanggar dapat dikenakan sanksi pidana berupa pidana penjara paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 dua puluh empat juta Rupiah. Kemudian, dalam hal mengenai izin bahwa pada saat pembelian onderdilaksesori variasi atau untuk dimodifikasi tidak memerlukan izin. Akan tetapi, bilamana onderdilaksesori tersebut mengubah tipe, bentuk, dan hal-hal lain sebagaimana diatur dalam dipersyaratkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dan Peraturan Pemrintah Nomor 55 Tahun 2012 maka pihak tersebut wajib untuk melakukan registrasi ulang untuk melakukan Uji Tipe atas kendaraan bermotor yang dimodifikasinya tersebut. Meskipun dalam modifikasi kendaraan bermotor sudah diatur sedemikian rupa, dengan ijin dan lain sebagainya tentunya diharapkan jangan sampai kontradiksi atau bahkan menyulitkan penyandang disabilitas dalam memperoleh sarana transportasi sesuai kebutuhan mereka guna memenuhi hak Mobilitas Pribadi sesuai Pasal 20 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas.

38. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial Peraturan Pemerintah ini merupakan peraturan pelaksana dari UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Meski masih menggunakan istilah ‘cacat’, namun Peraturan Pemerintah ini mulai memperkenalkan istilah ‘disabilitas’ dan‘penyandang disabilitas’. Tampaknya UU Nomor 19 Tahun 2011 telah mulai mempengaruhi Peraturan Pemerintah ini, meski baru pengenalan istilah. Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 67 Peraturan Pemerintah ini terkesan hanya memuat ulang ketentuan yang ada dalam UU Nomor 11 Tahun 2009. Bahkan terkait disabilitas, hanya diatur hal yang terkait dengan jaminan social, di mana hanya ada tambahan tentang Bantuan Langsung Berkelanjutan yang merupakan salah satu bentuk Jaminan Sosial, selain Asuransi Kesejahteraan Sosial. Menurut Pasal 12, Bantuan Langsung Berkelanjutan diberikan kepada seseorang yang kebutuhan hidupnya bergantung sepenuhnya kepada orang lain. Pemberian langsung berkelanjutan ini diberikan dalam bentuk pembertian uang tunai atau pelayanan dalam panti social. Selanjutnya dalam Penjelasan Pasal 12, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “seseorang yang kebutuhan hidupnya bergantung sepenuhnya ke pada orang lain” antara lain penyandang disabilitas berat dan disabilitas ganda.

39. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Peraturan pemerintah ini menegaskan kewajiban pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan pemerintah desa untuk memperhatikan penyandang disabilitas ketika melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 127 ayat 2 bahwasanya dalam menyusun perencanaan dan prnganggaran terkait pemberdayaan masyarakat desa harus berpihak, antara lain kepada warga disabilitas.

40. Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional