Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
19
B. Kajian terhadap asasprinsip yang harus digunakan dalam perumusan Peraturan Daerah ini:
Kenvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas menegaskan prinsip-prinsip yang harus menjadi acuan pelaksanaan Konvensi, yakni:
1. penghormatan atas martabat yang melekat, otoritas individual termasuk
kebebasan untuk menentukan pilihan dan kemandirian orang-orang; 2.
nondiskriminasi; 3.
partisipasi dan keterlibatan penuh dan efektif dalam masyarakat; 4.
penghormatan atas perbedaan dan penerimaan orang-orang penyandang disabilitas sebagai bagian dari keragaman manusia dan rasa
kemanusiaan; 5.
kesetaraan kesempatan; 6.
aksesibilitas; 7.
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan; dan 8.
penghormatan atas kapasitas yang berkembang dari penyandang disabilitas anak dan penghormatan atas hak penyandang disabilitas anak
untuk melindungi identitas mereka. Prinsip-prinsip di atas merupakan prinsip dasar dalam pelaksanaan
hak asasi manusia penyandang disabilitas. Artinya tanpa menjalankan prinsip tersebut maka hak-hak penyandang disabilitas akan sulit diwujudkan karena
penyandang disabilitas akan terus terpinggirkan dalam isu hak asasi manusia. Oleh karena itu prinsip-prinsip tersebut harus menjadi prinsip dalam
merumuskan norma aturan ketika menyusun dan melaksanakan peraturan daerah.
C. Praktik Empiris
1. Temuan Penelitian
a. Hak Hidup
1 Masih adanya praktek aborsi terhadap janin yang mengalami disabilitas.
2 Keberadaan virus yang mengakibatkan peluang 70 janin menjadi
disabilitas.
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
20
b. Jaminan perlindungan dan keamanan dalam situasi bencana
Hak-hak penyandang disabilitas masih diabaikan dalam situasi bencana: 1
Pelayanan kurang memperhatikan kebutuhan penyandang disabilitas. 2
Petugas mengutamakan yang lebih mudah dilayani bukan penyandang disabilitas.
3 Perempuan dan anak dengan disabilitas rentan mengalami pelecehan
seksual. 4
Sarana prasarana tidak sesuai kebutuhan karena tidak ada assessment untuk melihat kebutuhan penyandang disabilitas.
5 Belum ada kegiatan pendampingan pasca bencana berkait ketahanan
hidupnya misalnya pekerjaan.
c. Pengakuan dan persamaan di muka hukum, serta Akses terhadap
keadilan
1 Penyandang disabilitas yang berhadapan dengan hukum masih sering
mendapatkan diskriminasi, misalnya ketika menjadi korban kasusnya tidak diproses secara hukum, kesaksiannya diabaikan dan lain-lain
2 Penyandang disabilitas tidak mendapatkan hak waris.
3 Penegak hukum belum mempunyai pemahaman dan perspektif yang
positif dalam melayani dan berinteraksi dengan penyandang disabilitas. 4
Tidak ada kriteria tentang penyandang disabilitas dalam KUHPKUHAP dan belum mengatur hak-haknya.
5 Minimnya aksesibilitas sarana prasarana, proses, penegak hukum bagi
penyandang disabilitas yang berhadapan dengan hukum 6
Tempat penahanan dan LP belum menyediakan aksesibilitas yang diperlukan penyandang diasabilitas
d. Kebebasan dan keamanan penyandang disabilitas
1 Masih adanya kasus pemasungan bagi penyandang disabilitas
2 Penyandang disabilitas “disembunyikan” oleh keluarganya dan tidak
berkesempatan bersosialisai dengan lingkungan sekitarnya
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
21 3
Adanya kasus kekerasan yang dialami penyandang disabilitas karena tidak adanya jaminan kemanan di tempatnya tinggal, SLB, panti, dan
keluarga
e. Bebas dari eksploitasi, kekerasan, dan perlakuan semena-mena