Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
58 dalam pemberian pelayanan terhadap ODMK dan ODGJ.
Penyandang disabilitas psikhososial juga memerlukan pelayanan di luar sektor kesehatan dan fasilitas pelayanan berbasis masyarakat sebagaimana pada
pasal 55, yang dapat berupa a.
praktik psikolog; b.
praktik pekerja sosial; c.
panti sosial; d.
pusat kesejahteraan sosial; e.
pusat rehabilitasi sosial; f.
rumah pelindungan sosial; g.
pesantreninstitusi berbasis keagamaan; h.
rumah singgah; dan i.
lembaga kesejahteraan sosial. Fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan dan fasilitas pelayanan
berbasis masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dalam enyelenggarakan pelayanan kuratif harus bekerja sama dengan fasilitas
pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan dan fasilitas pelayanan berbasis masyarakat harus memiliki izin dan memenuhi persyaratan
keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan kemudahan sesuai dengan pedoman yang berlaku dalam pemberian pelayanan terhadap penyandang disabilitas
psikhososial. Pasal 58 menentukan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi bersama dengan Pemerintah Daerah KabupatenKota wajib mendirikan fasilitas
pelayanan di luar sektor kesehatan dan fasilitas pelayanan berbasis masyarakat tersebut. Pemerintah dapat membantu Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah KabupatenKota dalam mendirikan fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan dan fasilitas pelayanan berbasis masyarakat .
31. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Dalam UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, tidak ada pasal yang terkait langsung dengan penyandang disabilitas. Namun dalam pasal 2
tentang azas dari UU ini dan pasal 3 tentang tujuan diterbitkannya UU ini adalah: a memenuhi kebutuhan masyarakat akan Tenaga Kesehatan; b mendayagunakan
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
59 Tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat; c memberikan
pelindungan kepada masyarakat dalam menerima penyelenggaraan Upaya Kesehatan; d mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Upaya
Kesehatan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan; dan e memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan Tenaga Kesehatan.
Disebutkan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian
, dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi,
registrasi, perizinan, serta pembinaan, pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan
serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Terkait disabilitas, penyelenggaraan harus dilakukan dengan etik dan moral yang
tinggi terhadap penyandang disabilitas. Juga perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan agar
tenaga kesehatan
mengerti bagaimanan
memperlakukan penyandang disabilitas.
32. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Sebagai Negara kesatuan, Indonesia terdiri dari daerah-daerah yang lebih kecil, sehingga
dalam rangka penyelenggaraan negara, urusan pemerintah pun ada yang diurus oleh pemerintah daerah.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 9 sd Pasal 21, telah diatur mengenai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan juga Pemerintah KabupatenKota. Urusan pemerintah terdiri atas: a Urusan pemerintahan absolut, yakni
Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat; b Urusan pemerintahan konkuren, yaitu Urusan Pemerintahan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupatenkota, dan urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar pelaksanaan
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
60 Otonomi Daerah; Urusan pemerintahan umum, adalah Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan. Berdasar Pasal 11, Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi
kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas Urusan
Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang
tidak
berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Dalam Pasal 12 disebutkan bahwa Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan rakyat dan kawasan pemukiman;
ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat; dan sosial.
Sementara itu Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar yang meliputi: tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pangan, pertanahan, lingkungan hidup, administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan Desa, pengendalian penduduk dan keluarga berencana, perhubungan, komunikasi dan
informatika, koperasi, usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kepemudaan dan olah raga, statistic, persandian, kebudayaan, perpustakaan, dan
kearsipan. Urusan pemerintahan Pilihan meliputi kelautan dan perikanan,
pariwisata, pertanian, kehutanan, energy dan sumberdaya mineral, perdagangan, perindustrian, serta transmigrasi.
Dalam Pasal 13 ayat 4 disebutkan bahwa kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupatenkota adalah: a Urusan
Pemerintahan yang lokasinya dalam daerah kabupatenkota; bUrusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupatenkota; c Urusan
Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah kabupatenkota, danatau; d Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupatenkota. Apabila dilihat dari ketentuan pembagian urusan pemerintahan tersebut,
maka urusan yang menjadi kewenangan KabupatenKota adalah segala Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar serta sebagian
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
61
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar.
Dari ketentuan pembagian urusan pemerintahan tersebut, terlihat bahwa yang mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan penanggulangan masalah
sosial adalah Pemerintah KabupatenKota. Penyandang disabilitas masih dikategorikan sebagai masalah sosial sehingga mandat utama untuk
menyelenggarakan pelayanan berada pada pemerintah kabupatenkota---hal ini tidak berarti bahwa Pemerintah Propinsi tidak mempunyai kewenangan.
33. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan