Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Nomor Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-205MEN1999 tentang

Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 76 penyandang masalah sosial. Kondisi disabilitaslah yang membuat mereka mengalami hambatan untuk partisipasinya dalam masyarakat, dan sektor lainnya.

47. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Nomor

0491U1992 tentang Pendidikan Luar Biasa Kepmendikbudnas Nomor 0491U1992 mengatur bahwa pendidikan luar biasa bisa dilakukan melalui melalui pendidikan terpadu, kelas khusus, guru kunjungan dan atau bentuk pelayanan pendidikan lainnya. Pendidikan terpadu memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak non-disabilitas di sekolah umum. Sedangkan Kelompok belajar yang ada di sekolah umum atau biasa yang perlu mendapat layanan khusus dalam waktu-waktu tertentu. Guru kunjungan merupakan guru pada TKLB, SDLB, SLTPLB dan SMLB yang diberi tugas mengajar pada kelompok belajar bagi anak berkelainan yang tidak dapat terjangkau oleh satuan PLB dalam rangka wajib belajar. Meskipun Permendikbudnas Nomor 491U1992 sudah mengatur tentang pendidikan inklusi melalui pendidikan terpadu, namun penggunaan istilah ‘pendidikan luar biasa’ terasa berlebihan. Berbeda dengan istilah ‘pendidikan khusus’ yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Meski ‘pendidikan luar biasa’ dan ‘pendidikan khusus’ menunjuk pada hal yang sama--pendidikan untuk siswa dengan disabilitas danatau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa--namun keduanya memiliki rasa yang berbeda. ‘Pendidikan khusus’ merupakan terjemahan langsung special education yang lawan katanya adalah ‘pendidikan umum’, yang memang sudah lazim digunakan. Berbeda dengan ‘pendidikan luar biasa’, yang bila melihat istilah maka lawan katanya adalah ‘pendidikan biasa’ yang tentunya bukanlah penyebutan yang lazim dan terasa berlebihan exaggerated . Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 77

48. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-205MEN1999 tentang

Pelatihan Kerja Dan Penempatan Tenaga Kerja Penyandang Cacat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-205MEN1999 dikeluarkan untuk melaksanakan PP Nomor 431998 Pasal 18 standardisasi penyediaan aksesibilitas, Pasal 29 kuota 1, pasal 30 persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan, dan Pasal 49 rehabilitasi pelatihan bagi penyandang cacat--PP Nomor431998 merupakan peraturan pelaksana dari UU Nomor 41997. Oleh karena itu ketentuan dalam Kepmen ini juga mengacu pada PP Nomor 431998 dan UU Nomor41997, seperti: Penggunaa n kata ‘cacat’ dan menunjuk pada kelainan fisik dan mental, adanya adanya klausul ‘sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya’. Pada Pasal 5 ayat 3 disebutkan bahwa: “Lembaga pelatihan kerja seabgaimana disebut dalam ayat 1 yang peserta pelatihannya terdapat tenaga kerja penyandang cacat, harus menerapkan persyaratan dan metode latihan kerja yang telah ditetapkan, serta fasilitas pelatihan yang disesuaikan dengan jenis dan derajat kecacatan tenaga kerja” Kalimat ‘harus menerapkan persyaratan dan metode latihan kerja yang telah ditetapkan’ memiliki makna ganda, yakni: pertama , bermakna bahwa persyaratan dan metode latihan kerja ditetapkan sama bagi semua peserta; kedua , bermakna bahwa persyaratan dan metode latihan kerja ditetapkan dengan adanya penyesuaian bagi penyandang disabilitas. Selain itu, Pasal 5 ayat 3 hanya menyebut soal fasilitas pelatihan yang disesuaikan, tidak menyebut tentang lingkungan pelatihan yang disesuaikan aksesibel. Pada Pasal 9, dinyatakan bahwa penempatan tenaga kerja penyandang cacat menggunakan teknik analisa syarat fisik atau mental yang meliputi upaya atau aktivitas fisik dan faktor-faktor kondisi dan jabatan atau pekerjaan serta analisa kualifikasi tenaga kerja penyandang cacat. Di sini tidak disebut tentang analisa lingkungan tempat kerja yang aksesibel. Padahal lingkungan tempat kerja yang aksesibel yang sangat berpengaruh pada kinerja dan keselamatan penyandang disabilitas. Dalam Pasal 9 ayat 4, disebutkan tentang analisa kualifikasi tenaga Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 78 kerja penyandang cacat meliputi kemampuan fisik, kemampuan emosional stabilitas emosi, bakat yang dimiliki, ketrampilan yang dimiliki, kepribadian, minat dan pendidikan. Pasal tersebut tidak menyebut soal ‘kebutuhan tenaga kerja dengan disabilitas’ yang merupakan faktor penting untuk penyandang disabilitas bisa bekerja dengan maksimal.

49. Peraturan Daerah DIY Nomor 8 Tahun 2010 tentang Penanggulangan