Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
43 aksesibilitas adalah sebuah keharusan baik pada waktu merencanakan dan
melaksanakan pembangunan bangunan gedung. Setiap orang, badan termasuk lembaga pemerintah diwajibkan mematuhi aturan tersebut.
Namun demikian dalam pelaksanaanya masih belum banyak dipatuhi. Banyak sekali bangunan umum maupun lingkungan yang tidak aksesibel
sehingga sulit dijangkau penyandang disabilitas. Mandate untuk memberikan persetujuan atau penerbitan perizinan mendirikan bangunan gedung diberikan
kepada Pemerintah Daerah KabupatenKota, sedangkan Pemerintah Propinsi diberi kewenangan untuk turut serta dalam penentuan dan pengendalian
bangunan gedung yang melakukan pelanggaran.
11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Di dalam Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Tenaga kerja didefinisikan sebagai setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Berdasarkan
ketentuan ini, Penyandang disabilitas menjadi salah satu bagian dari tenaga kerja.
Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Pasal 6 menjelaskan bahwa Setiap pekerjaburuh
berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha. Pasal 31, menyatakan bahwa Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan
kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri. Selanjutnya
dalam Pasal 32 ayat 1 disebutkan, penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas, obyektif, serta adil, dan setara tanpa
diskriminasi. Pasal-pasal tersebut menjadi jaminan bahwa penyandang disabilitas
sebagai salah satu bagian dari tenaga kerja juga berhak mendapat pekerjaan serta mendapat perlakuan yang sama selama bekerja. Dengan demikian kedua pasal
dalam Undang-undang tersebut sudah dapat digunakan sebagai landasan hukum untuk merumuskan mekanisme pemenuhan hak pekerjaan bagi penyandang
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
44 disabilitas pada kebijakan publik yang lebih operasional. Pada saat yang sama
juga bisa menjadi landasan hukum bagi tindakan perlindungan apabila terjadi kasus diskriminasi terhadap penyandang disabilitas ketika mencari pekerjaan dan
pada saat bekerja.
12. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menjamin hak yang sama bagi anak-anak dengan disabilitas untuk mengikuti pendidikan pada semua
jenjang, jenis dan jalur pendidikan. Hal ini ditegaskan secara eksplisit dalam Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi:
‘
Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, danatau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus’.
Kemudian pada ayat 2 dinyatakan pula bahwa:
‘warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus
’
.
Di dalam Undang-undang tersebut juga telah ditetapkan skema penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak yang mengalami disabilitas, yaitu
Pasal 32 ayat 1 yang menyatakan bahwa:
“P
endidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, danatau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.”
13. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial Nasional