Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial Nasional Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 44 disabilitas pada kebijakan publik yang lebih operasional. Pada saat yang sama juga bisa menjadi landasan hukum bagi tindakan perlindungan apabila terjadi kasus diskriminasi terhadap penyandang disabilitas ketika mencari pekerjaan dan pada saat bekerja.

12. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menjamin hak yang sama bagi anak-anak dengan disabilitas untuk mengikuti pendidikan pada semua jenjang, jenis dan jalur pendidikan. Hal ini ditegaskan secara eksplisit dalam Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi: ‘ Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, danatau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus’. Kemudian pada ayat 2 dinyatakan pula bahwa: ‘warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus ’ . Di dalam Undang-undang tersebut juga telah ditetapkan skema penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak yang mengalami disabilitas, yaitu Pasal 32 ayat 1 yang menyatakan bahwa: “P endidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, danatau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.”

13. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial Nasional

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Kemudian Pasal 3 menyatakan bahwa tujuan jaminan sosial adalah untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta danatau anggota keluarganya. Pasal 21 ayat 3 tentang jaminan kesehatan, mengatur bahwa peserta yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu, iurannya dibayar oleh Pemerintah. Kemudian Pasal 35 ayat a tentang jaminan hari tua, mengatur bahwa jaminan hari tua diselenggarakan dengan tujuan untuk menjamin agar Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 45 peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.

14. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Undang-undang ini disusun dengan tujuan untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan. Hal-hal yang diatur meliputi prinsip profesionalitas, kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi, hak dan kewajiban, pemenuhan lebutuhan tenaga guru, pembinaan guru, penghargaan, dan alokasi anggaran. Undang-undang tidak secara khusus mengatur hal-hal yang berkaitan dengan guru yang mengajar penyandang disabilitas maupun penyandang disabilitas yang menjadi guru. Namun demikian undang-undang ini menegaskan guru tidak boleh melkukan tindakan yang bersifat diskriminatif terhadap peserta didik. Pada Pasal 20 ditegaskan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. Terkait dengan kewenangan dalam pengadaan guru, Pasal 24 membagi kewenangan tersebut pada tingkat pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten kota. Menurut Pasal 24 tersebut pengadaan guru untuk pendidikan khusus sekolah luar biasa menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Adapun yang menjadi kewenangan pemrintah kabupatenkota adalah untuk pengadaan guru di pendidikan dasar dan pendidikan anak usia dini. Dengan demikian untuk penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat pendidikan dasar dan pendidikan usia dini, pemerintah kabupatenkota mempunyai kewajiban untuk pemenuhan gurunya. 15. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Undang-Undang ini tidak secara khusus mengatur hak-hak penyandang disabilitas. Dalam Pasal 25 sebenarnya diatur mengenaan pelaksanaan pendataan Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 46 penduduk rentan administrasi kependudukan, tetapi yang termasuk kelompok ini adalah penduduk korban bencana alam, penduduk korban bencana sosial, orang terlantar, dan komunitas terpencil. Dapat diintepretasikan bahwa menurut rumusan Pasal ini, penyandang disabilitas masuk dalam kelompok rentan hanya apabila berada dalam kriteria empat kelompot masyarakat tersebut. Mestinya secara tegas dinyatakan sebagai kelompok rentan administrasi kependudukan, karena faktanya banyak penyandang disabilitas yang tidak mempunyai KTP atau tercantum dalam kartu keluarga. Namun demikian Pasal 26 dapat menjadi dasar bagi penyandang disabilitas yang mengalami hambatan mobilitas karena ada kewajiban petugas untuk membantu penduduk yang tidak dapat melaporkan adanya peristiwa kependudukan.

16. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana