Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
44 disabilitas pada kebijakan publik yang lebih operasional. Pada saat yang sama
juga bisa menjadi landasan hukum bagi tindakan perlindungan apabila terjadi kasus diskriminasi terhadap penyandang disabilitas ketika mencari pekerjaan dan
pada saat bekerja.
12. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menjamin hak yang sama bagi anak-anak dengan disabilitas untuk mengikuti pendidikan pada semua
jenjang, jenis dan jalur pendidikan. Hal ini ditegaskan secara eksplisit dalam Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi:
‘
Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, danatau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus’.
Kemudian pada ayat 2 dinyatakan pula bahwa:
‘warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus
’
.
Di dalam Undang-undang tersebut juga telah ditetapkan skema penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak yang mengalami disabilitas, yaitu
Pasal 32 ayat 1 yang menyatakan bahwa:
“P
endidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, danatau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.”
13. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial Nasional
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa salah satu bentuk perlindungan
sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Kemudian Pasal 3 menyatakan bahwa tujuan jaminan
sosial adalah untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta danatau anggota keluarganya.
Pasal 21 ayat 3 tentang jaminan kesehatan, mengatur bahwa peserta yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu, iurannya dibayar oleh
Pemerintah. Kemudian Pasal 35 ayat a tentang jaminan hari tua, mengatur bahwa jaminan hari tua diselenggarakan dengan tujuan untuk menjamin agar
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
45 peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat
total tetap, atau meninggal dunia.
14. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Undang-undang ini disusun dengan tujuan untuk menjamin perluasan dan
pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan. Hal-hal yang
diatur meliputi prinsip profesionalitas, kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi, hak dan kewajiban, pemenuhan lebutuhan tenaga guru, pembinaan guru,
penghargaan, dan alokasi anggaran. Undang-undang tidak secara khusus mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan guru yang mengajar penyandang disabilitas maupun penyandang disabilitas yang menjadi guru. Namun demikian undang-undang ini menegaskan
guru tidak boleh melkukan tindakan yang bersifat diskriminatif terhadap peserta didik. Pada Pasal 20 ditegaskan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik
tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik
dalam pembelajaran. Terkait dengan kewenangan dalam pengadaan guru, Pasal 24 membagi
kewenangan tersebut pada tingkat pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten kota. Menurut Pasal 24 tersebut pengadaan guru untuk
pendidikan khusus sekolah luar biasa menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Adapun yang menjadi kewenangan pemrintah kabupatenkota adalah
untuk pengadaan guru di pendidikan dasar dan pendidikan anak usia dini. Dengan demikian untuk penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat
pendidikan dasar dan pendidikan usia dini, pemerintah kabupatenkota
mempunyai kewajiban untuk pemenuhan gurunya.
15.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
Undang-Undang ini tidak secara khusus mengatur hak-hak penyandang disabilitas. Dalam Pasal 25 sebenarnya diatur mengenaan pelaksanaan pendataan
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
46 penduduk rentan administrasi kependudukan, tetapi yang termasuk kelompok ini
adalah penduduk korban bencana alam, penduduk korban bencana sosial, orang terlantar, dan komunitas terpencil. Dapat diintepretasikan bahwa menurut
rumusan Pasal ini, penyandang disabilitas masuk dalam kelompok rentan hanya apabila berada dalam kriteria empat kelompot masyarakat tersebut. Mestinya
secara tegas dinyatakan sebagai kelompok rentan administrasi kependudukan, karena faktanya banyak penyandang disabilitas yang tidak mempunyai KTP atau
tercantum dalam kartu keluarga. Namun demikian Pasal 26 dapat menjadi dasar bagi penyandang
disabilitas yang mengalami hambatan mobilitas karena ada kewajiban petugas untuk membantu penduduk yang tidak dapat melaporkan adanya peristiwa
kependudukan.
16. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana