Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2010 tentang

Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 80 KabupatenKota yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang ketenagakerjaan menyediakan informasi mengenai potensi kerja penyandang disabilitas , yang memuat: jumlah dan jenis penyandang disabilitas usia kerja, kompetensi yang dimiliki penyandang disabilitas usia kerja, serta sebaran jumlah, jenis dan kompetensi penyandang disabilitas usia kerja.--Tidak diatur agar informasi tersebut mudah diakses, misalnya secara online. Hal ini karena seringkali pemberi kerja adalah penyandang disabilitas juga yang memiliki keterbatasan mobilitas. Informasi semestinya memuat juga tentang jenis kelamin dari penyandang disabilitas usia kerja, serta identitas. Terkait bursa kerja, pada Pasal 24 ayat 1 disebutkan bahwa SKPD dan SKPD KabupatenKota yang mempunyai tugas pokok di bidang ketenagakerjaan wajib menyelenggarakan bursa kerja bagi Penyandang Disabilitas paling kurang 1 satu kali setahun. Dalam perda ini tidak diatur tentang bursa kerja yang aksesibel, misalnya bursa kerja online, sehingga memudahkan bagi penyandang disabilitas yang terkendala mobilitas dan jarak. Mengenai pelatihan kerja yang diatur dalam Pasal 17- Pasal 29, tidak diatur mengenai jenis pelatihan dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar. Juga tidak diatur mengenai monitoring kepada peserta paska pelatihan selesai.

51. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Pengertian penyandang maslah kesejahteraan sosial dalam Perda ini adalah perorangan, kluarga dan kelompok masyarakt yang karena sebab-sebab tertntu tidak tidak dapat melaksanakan seluruh atau sebagian fungsi atau peranan sosialnya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal baik, rohani, jasmani, maupun sosialnya. Dilihat dari tujuan penyelenggaraan kesejahteraan sosial Pasal 3, Perda ini walaupun telah mengatur berkait hak-hak penyandang disabilitas, tetapi pengaturannya belum secara secara komprehensif dan rinci. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran Perda ini adalah mereka yang memenuhi kiteria masalah sosial berupa: kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana, korban Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul 81 tindak kekerasan eksploitasi dan dan diskriminasi. Kelompok tersebebut meliputi keluarga, anak, perempuan, lanjut usia, penyandang cacat baca: penyandang disabilitas, dan tuna sosial. Lingkup pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan meliputi Pasal 20: perawatan, bantuan sosial, bimbingan, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan dan pelatihan, pelayanan bantuan hukum, pelayanan administrasi kependudukan, pemeliharaan taraf kesejahteraan, dan perlindungan sosial khusus lainnya. Di samping itu juga pelayanan publik berupa aksesibilitas sarana umum dan lingkungan, aksesibilitas sarana dan prasarana transportasi, dan kemudahan dalam mendapatkan layanan publik. Dilihat dari tbentuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial di atas, Perda ini memang telah mengatur berkait hak-hak penyandang disabilitas, tetapi pengaturannya belum secara secara komprehensif dan rinci. Bagaimana layanan atau hak-hak itu diberikan belum diatur. Dengan demkian Perda ini belum memadai sebagai instrumen hukum untuk penguatan hak-hak penyandang disabilitas di Kabupaten Bantul.

B. Pembahasan

Sebagian besar peraturan perundang-undangan yang dikaji belum mengatur mengenai hak-hak penyandang disabilitas. Adapun peraturan yang sudah mengatur mengenai hak-hak penyandang disabilitas, materi yang diatur belum meliputi semua aspek hak-hak penyandang disabilitas yang tercantum dalam Konvensi Mengenai Hak-hak penyandang Disabilitas.. Pengaturan juga belum mencakup upaya penjabaran tanggung jawab negara dalam rangka pemajuan, penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan hak asasi penyandang disabilitas secara komprehensif. Peraturan perundang-undangan sektoral masih sebatas menyebutkan hak asasi penyandang disabilitas yang terkait dengan sektornya dan belum memuat Structure of The Policy dan Culture of The Policy . Bahkan ada yang tidak secara tegas memuat pengaturan tentang pemenuhan dan perlindungan hak-hak penyandang disabilitas. Antar Peraturan Perundang-undangan sektoral masih belum tampak kesesuaiannya. Masing-masing sector belum saling mengkaitkan