Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
65 mengikuti program wajib belajar.
37. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan
Kendaraan seperti yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012, pasal 1 1 adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor, 4 Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda 2 dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan
atau tanpa kereta samping, atau kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah- rumah. Pasal ini diharapkan dapat mengakomodir kepentingan dan pemenuhan
hak penyandang disabilitas dibidang sarana mobilitasnya guna memenuhi kebutuhan dan aktifitas penyandang disabilitas. Sehingga tidak akan menjadi
masalah lagi jika banyak penyandang disabilitas dengan kendaraan modifikasi roda tiga berlalu lalang di jalan raya untuk melakukan kegiatan sehari-harinya
sekaligus dapat diikuti dengan pemberian legalitas kendaraannya dan bagi pengemudi difasilitasi dalam memperoleh Surat Ijin Mengemudi.
Pada pasal 1 angka 12 PP Nomor 55 Tahun 2013 Tentang Kendaraan disebutkan bahwa modifikasi Kendaraan Bermotor adalah perubahan terhadap
spesifikasi teknis dimensi, mesin, danatau kemampuan daya angkut Kendaraan Bermotor.
Dalam melakukan modifikasi kendaraan
bermotor diperlukan persyaratan yang perlu untuk dilakukan adalah tidak boleh membahayakan
keselamatan berlalu lintas, mengganggu arus lalu lintas, serta merusak lapis perkerasandaya dukung jalan yang dilalui, sebagaimana diatur dalam Pasal 50
ayat 2 Undang-Undang Nomor 222009. Dalam hal kendaraan bermotor akan dilakukan modifikasi maka wajib untuk mengajukan permohonan kepada
menteri yang bertanggungjawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, sehingga apabila kemudian kendaraan dimaksud telah
diregistrasi Uji Tipe maka instansi yang berwenang akan memberikan sertifikat registrasi Uji Tipe, dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Adapun Sertifikat
Uji Tipe diterbitkan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan. Sedikitnya pada Sertifikat Uji Tipe
nantinya memuat tentang identitas dari pemodifikasi dan hal-hal lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 ayat 1 Peraturan Pemrintah Nomor 55
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
66 Tahun 2012.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka jelas bahwa setiap pihak yang hendak melakukan modifikasi atas kendaraan bermotornya, diwajibkan untuk
memiliki izin atas modifikasinya sebagaimana dipersyaratkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dan Peraturan Pemrintah Nomor 55 Tahun 2012. Jika
modifikasi dilakukan tanpa memiliki izin, maka berdasarkan Pasal 277 dipersyaratkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pihak yang melanggar
dapat dikenakan sanksi pidana berupa pidana penjara paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 dua puluh empat juta Rupiah.
Kemudian, dalam hal mengenai izin bahwa pada saat pembelian onderdilaksesori variasi atau untuk dimodifikasi tidak memerlukan izin. Akan
tetapi, bilamana onderdilaksesori tersebut mengubah tipe, bentuk, dan hal-hal lain sebagaimana diatur dalam dipersyaratkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 dan Peraturan Pemrintah Nomor 55 Tahun 2012 maka pihak tersebut wajib untuk melakukan registrasi ulang untuk melakukan Uji Tipe atas
kendaraan bermotor yang dimodifikasinya tersebut. Meskipun dalam modifikasi kendaraan bermotor sudah diatur
sedemikian rupa, dengan ijin dan lain sebagainya tentunya diharapkan jangan sampai kontradiksi atau bahkan menyulitkan penyandang disabilitas dalam
memperoleh sarana transportasi sesuai kebutuhan mereka guna memenuhi hak Mobilitas Pribadi sesuai Pasal 20 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011
tentang Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas.
38. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan