Model Disabilitas KAJIAN TEORITIS TENTANG DISABILITAS
Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Kabupaten Bantul
9 Paska ditetapkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997, perlawanan
terhadap istilah cacat semakin menguat. Kenyataannya istilah tersebut memang dirasakan melecehkan mereka yang dilabeli istilah tersebut. Istilah
tersebut juga mempunyai dampak buruk secara luas berupa peminggiran hak, pelecehan, diskriminasi dan kekerasan terhadap orang yang dikatakan cacat.
Pada tahun 1997 – an Setia Adi Purwanta dan kawan-kawan memperkenalkan
istilah penyandang disabilitas yang merupakan serapan dari
diffable differently able people
yang berarti orang yang mempunyai kemampuan berbeda. Istilah ini memang bukan istilah yang sama sekali baru. Dalam
kamus bahasa Inggris, misalnya
Oxford Dictionary
, ada istilah
pupils of different abilities
. Istilah penyandang disabilitas dimaksudkan untuk mendekontruksi istilah penyandang cacat yang dianggap melecehkan orang
yang disebut sebagai penyandang cacat. Pada awal tahun 2009, ada sejumlah usulan istilah pengganti
penyandang cacat di luar istilah penyandang disabilitas, yang dikemukakan oleh ahli bahasa dan organisasi penyandang disabilitas, antara lain: orang
berkemampuan khusus, orang berkemampuan beda, orang berkebutuhan khusus, orang dengan tantangan istimewa, dan insan spesial. Usulan istilah
tersebut menyiratkan suatu keinginan bahwa “penyandang cacat” harus dilihat sebagai orang yang mempunyai kemampuan. Namun tidak mudah
untuk mencapai kesepakatan tentang istilah mana yang akan dijadikan sebagai istilah pengganti penyandang cacat yang dapat diterima oleh semua
pihak, karena adanya perbedaan sudut pandang dan rasa terhadap istilah- istilah yang muncul. Oleh karena itu keragaman pemakaian istilah haruslah
tetap diberikan tempat. Istilah penyandang disabilitas bukanlah satu-satunya istilah yang hidup di masyarakat.