dijumpai sebanyak 1 individu Syzygium. Sebanyak 35 petak pengamatan yang ditumbuhi rumpun bambu terdapat di blok 4 ini. Jumlah spesies bambu yang
dijumpai pada blok ini juga paling banyak dibandingkan dengan blok lainnya 5 spesies bambu. Spesies bambu yang mendominasi adalah Schizostachyum
zollingeri. Secara alami, spesies ini hanya dijumpai di Jawa Timur. Hidup pada daerah dataran rendah tropis pada daerah yang lembab hingga kering Widjaja
2001. Analisis klaster yang dilakukan terhadap blok pengamatan berdasarkan
pada karakter vegetasi bambunya menghasilkan tiga kelompok klaster, yaitu: kelompok pertama adalah klaster blok pengamatan 2,3 dan 5; kelompok kedua
blok pengamatan 4 dan kelompok ketiga blok pengamatan 1 Gambar 25. Karakter vegetasi bambu yang dimasukan berupa: jumlah petak pengamatan
dijumpai bambu, jumlah rumpun bambu, luas rumpun bambu, dan jumlah spesies bambu. Kesemuanya dihitung untuk setiap spesies bambu dan juga total
keseluruhan bambu pada setiap lokasi blok pengamatan. Kondisi blok pengamatan 1 berbeda dibandingkan dengan kondisi blok
lainnya karena pada lokasi ini sangat didominasi oleh keberadaan Bambusa blumeana. Kondisi pada blok pengamatan 4 dicirikan oleh keberadaan
Schizostachyum zollingeri yang cukup mendominasi dibandingan dengan blok lainnya.
Blok Pengamat an S
im ila
ri t
y
4 5
3 2
1 29.40
52.93
76.47
100.00
Gambar 25 Dendogram lokasi blok pengamatan berdasarkan pada kondisi vegetasi bambu di TWA Gunung Baung
Apabila dikaitkan dengan kondisi bambu pada tiap blok pengamatan, keberadaan Syzygium tidak dipengaruhi oleh keberadaan bambu. Keadaan ini
dapat dilihat dari hasil regresi linear sederhana antara jumlah individu Syzygium dengan jumlah rumpun bambu, dan jumlah individu Syzygium dengan luas
rumpun bambu Gambar 26 dan 27.
Jumlah rumpun bambu Ju
m la
h i
n d
iv id
u S
y z
y g
iu m
18 16
14 12
10 8
6 4
2 16
14 12
10 8
6 4
2
S 2.63067
R- Sq 0.5
R- Sq ad j 0.1
Jml ind Syzygium = 1.555 - 0.06014 Jml rmpn bmb
Gambar 26 Grafik regresi linear sederhana antara jumlah individu Syzygium dengan jumlah rumpun bambu
Luas rumpun bambu meter persegi Ju
m la
h i
n d
iv id
u S
y z
y g
iu m
50 40
30 20
10 16
14 12
10 8
6 4
2
S 2.62408
R-Sq 1.0
R-Sqadj 0.6
Jml ind Syzygium = 1.139 + 0.02840 luas rmpn bmb
Gambar 27 Grafik regresi linear sederhana antara jumlah individu Syzygium dengan luas rumpun rumpun bambu
Secara linear keberadaan bambu tidak berpengaruh terhadap kehadiran Syzygium. Syzygium dapat dijumpai pada berbagai lokasi dengan beragam
kerapatan bambu. Meskipun demikian dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa Syzygium tetap dapat dijumpai pada petak-petak pengamatan yang
didominasi oleh spesies bambu B. blumeana. Sebaliknya pada petak yang didominasi oleh spesies bambu Schizostachyum zollingeri ternyata hanya
ditumbuhi oleh satu individu Syzygium racemosum. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa keberadaan B. blumena tidak membatasi tempat tumbuh
dan keberadaan Syzygium. Sebaliknya, keberadaan bambu S. zollingeri membatasi tempat tumbuh dan keberadaan Syzygium.
Hasil analisis asosiasi interspesies yang dilakukan mengindikasikan bahwa terdapat asosiasi positif antara bambu dengan beberapa spesies Syzygium,
meskipun tingkat asosiasinya sangat kecil. Bambusa blumeana berasosiasi positif dengan S. pycnanthum dan S. racemosum terutama pada tingkat semai sampai
tiang. Bambusa vulgaris dan Schyzostachium iraten secara berurut berasosiasi positif dengan S. littorale dan S. cumini pada tingkat pohon Tabel 10.
5.11. Syzygium dan Faktor Lingkungan
5.11.1. Analisis Komponen Utama
Hasil analisis komponen utama yang dilakukan terhadap faktor kondisi lingkungan fisik tempat tumbuh Syzygium menunjukkan bahwa dari 7 faktor
lingkungan fisik yang diamati dapat dikelompokkan menjadi 2 faktor komponen utama. Hal ini diindikasikan dengan eigenvaluenya 1. Kedua komponen baru
dapat menjelaskan sebesar 54,10 komponen pertama sebesar 30,00, komponen kedua sebesar 24,10 dari variabilitas keseluruhan variabel faktor
yang diamati. Meskipun komponen pertama relatif lebih besar daripada komponen kedua, perbedaannya tidaklah terlalu besar. Hal ini dapat
mengindikasikan bahwa antara kedua faktor komponen memberikan informasi yang relatif sama besar untuk dapat menggambarkan kondisi habitat Syzygium.
Komponen variabel kelembapan udara adalah variabel lingkungan fisik yang cukup berpengaruh pada faktor komponen pertama PC1, diikuti suhu udara dan
elevasi. Komponen variabel pH tanah dan ketinggian tempat adalah variabel lingkungan fisik yang berpengaruh pada faktor komponen kedua PC2, diikuti
oleh kelerengan tempat. Output komponen utama yang dihasilkan adalah PC1= 0,15 intensitas cahaya + 0,54 suhu udara – 0,61 kelembapan udara – 0,03 pH
tanah – 0,08 kelembapan tanah + 0,33 kelerengan + 0,44 ketinggian tempat; PC2 = – 0,16 intensitas cahaya – 0,30 suhu udara + 0,17 kelembapan udara + 0,58 pH
tanah – 0,53 kelembapan tanah + 0,28 kelerengan + 0,40 ketinggian tempat Tabel 18 dan Gambar 28.
Tabel 18 Nilai eigenvalue dan nilai faktor masing-masing variabel lingkungan fisik tempat tumbuh Syzygium
Gambar 28 Hasil analisis komponen utama terhadap variabel lingkungan fisik tempat tumbuh Syzygium di Gunung Baung. Titik menunjukan
lokasi keberadan Syzygium; Faktor-faktor lingkungan abiotik: kelembapan udara udara; pH tanah; ketinggian tempat altitude;
kelerengan; suhu udara; intensitas cahaya lux; kelembapan tanah tanah.
Terlihat bahwa keberadaan Syzygium tidak secara spesifik berkorelasi dengan satu faktor fisik tempat tumbuhnya, akan tetapi tersebar pada berbagai
kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Meskipun demikian terdapat beberapa lokasi keberadaan Syzygium yang berkorelasi sangat erat dengan faktor
kelerengan dan ketinggian tempat altitude. Kedua faktor lingkungan tersebut
PC1 Faktor Komponen 1
PC2 Faktor Komponen 2
Eigenvalue 2,10
1,68
Proporsi 0,30
0,24
Kumulatif 0,30
0,54
Variabel :
Intensitas cahaya 0,14
-0,16 Suhu udara
0,54 -0,30
Kelembapan udara -0,61
0,17 pH tanah
-0,03 0,58
Kelembapan tanah -0,08
-0,53 Kelerengan
0,33 0,28
Ketinggian tempat 0,44
0,40
menunjukan korelasi yang erat antara keduanya yang tergambar dari sudut lancip yang terbentuk Gambar 28.
Hasil Analisis Komponen Utama yang dilakukan terhadap enam faktor lingkungan biotik tempat tumbuh Syzygium dapat menyederhanakannya menjadi 2
komponen utama baru yang ditandai dengan eigenvalue 1. Kedua faktor komponen tersebut dapat menjelaskan sebanyak 62,40 variabilitas dari
keseluruhan variabel yang diamati faktor komponen pertama sebesar 39,50, faktor komponen kedua sebesar 22,90. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor
komponen pertama memberikan informasi yang relatif lebih besar daripada faktor komponen kedua mengenai kondisi lingkugan biotik habitat Syzygium. Variabel
luas rumpun bambu dan jumlah rumpun bambu adalah variabel lingkungan biotik yang cukup berpengaruh pada faktor komponen pertama. Variabel jumlah
individu pancang dan variabel jumlah individu semai adalah variabel lingkungan
biotik yang cukup berpengaruh pada faktor komponen kedua. Persamaan output yang dihasilkan adalah PC1 = – 0,57 luas rumpun bambu + 0,26 jumlah individu
semai + 0,10 jumlah individu pancang + 0,34 jumlah individu tiang + 0,42 jumlah individu pohon – 0,55 jumlah rumpun bambu; PC2 = – 0,01 luas rumpun
bambu + 0,62 jumlah individu semai + 0,71 jumlah individu pancang – 0,08 jumlah individu tiang – 0,28 jumlah individu pohon + 0,15 jumlah rumpun
bambu. Tabel 19 dan Gambar 29. Tabel 19 Nilai eigenvalue dan nilai faktor masing-masing variabel lingkungan
biotik tempat tumbuh Syzygium
PC1 Faktor Komponen 1
PC2 Faktor Komponen 2
Eigenvalue 2,37
1,38
Proporsi 0,39
0,23
Kumulatif
0,39 0,62
Variabel :
Luas rumpun bambu -0,57
-0,01 Jumlah individu semai
0,27 0,62
Jumlah individu pancang 0,10
0,71 Jumlah individu tiang
0,34 -0,08
Jumlah individu pohon 0,42
-0,28 Jumlah rumpun bambu
-0,55 0,15
Gambar 29 Hasil analisis komponen utama terhadap variabel lingkungan biotik tempat tumbuh Syzygium di Gunung Baung. Titik menunjukan
lokasi keberadan Syzygium. Faktor-faktor lingkungan biotik: luas rumpun bambu luas_bmb; lumlah rumpun bambu Jml_ind bmb;
jumlah individu tingkat semai Jml_ind_sm; jumlah individu tingkat pancang Jml_ind_pnc; jumlah individu tingkat tiang Jml_ind_tg;
jumlah individu tingkat pohon Jml_ind_ph
Berdasarkan pada faktor-faktor biotik tempat tumbuhnya, keberadaan Syzygium ternyata sangat berhubungan dengan jumlah dan luas rumpun bambu
serta jumlah individu tiang dan pohon. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya titik keberadaan Syzygium yang berdekatan dengan faktor-faktor lingkungan biotik
tersebut. Namun demikian keberadaan berdasarkan pada hasil analisis komponen utama yang dilakukan menunjukan bahwa keberadan Syzygium lebih berhubungan
dengan faktor jumlah rumpun dan luas rumpun bambu dibandingkan dengan faktor jumlah individu tiang dan pohon. Hal ini terlihat dari sebaran titik-titik
keberadaan Syzygium yang berdekatan dengan garis faktor –faktor lingkungan
tersebut Gambar 29.
Hasil analisis CCA Canonical Correspondence Analysis yang dilakukan terhadap spesies Syzygium dan variabel-variabel faktor lingkungannya
menunjukan hasil seperti datampilkan dalam Gambar 30. Variabel jumlah rumpun bambu Nbmb merupakan variabel lingkungan yang berpengaruh cukup besar
terhadap keberadaan Syzygium pada sumbu ordinasi 1, sedangkan ketinggian tempat altd berpengaruh cukup besar pada sumbu ordinasi 2. Hal ini terlihat dari
nilai intraset correlation untuk kedua variabel tersebut. Nilai intraset correlation