Potensi dan Pemanfaatan Syzygium

alami pula di berbagai kawasan hutan di Indonesia. Ironisnya, dari waktu ke waktu, laju kerusakan hutan sebagai habitat alami spesies-spesies tersebut terus bertambah. Dikhawatirkan, akan banyak spesies Syzygium yang statusnya menjadi langka bahkan punah sebelum diketahui manfaat dan perannya bagi kehidupan manusia. Dari penelitian ini diperoleh informasi mengenai keberadaan spesies- spesies Syzygium di Gunung Baung. Informasi ini setidaknya dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan mengenai keberadaan dan kondisi populasi spesies-spesies tersebut di kawasan ini. Syzygium pycnanthum dan S. racemosum adalah spesies Syzygium yang keberadaannya cukup melimpah di TWA Gunung Baung. Keberadaan spesies lainnya, S. cumini, S. littorale, dan S. polyanthum meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit, namun masih cukup dijumpai di dalam kawasan. S. samarangense hanya tercatat sebanyak satu individu dalam petak pengamatan yang dibuat, akan tetapi kemungkinan keberadaannya cukup banyak pula di lokasi lainnya. Hal ini dikarenakan S. samarangense adalah spesies Syzygium yang telah umum ditanam dan dibudidayakan masyarakat. Informasi mengenai kondisi populasi suatu spesies tumbuhan dapat digunakan sebagai dasar dalam penetapan status konservasinya. Widodo et al. 2011 menetapkan status konservasi dari S. zollingerianum yang terdapat di Indonesia. Di samping melakukan studi spesimen herbarium, dia juga menggunakan data dan informasi lapangan yang berupa kondisi populasi spesies ini dalam menentukan statusnya. Dari hasil studi tersebut, diketahui bahwa S. zollingerianum memiliki status konservasi hampir terancam Near Threatened. Hasil penelitian di Gunung Baung ini dapat menjadi salah satu dasar pertimbangan untuk menentapkan status konservasi spesies-spesies Syzygium yang dijumpai di sana. Pendokumentasian data yang berkaitan dengan keanekaragaman, kondisi polulasi, serta pemanfaatan spesies Syzygium merupakan upaya-upaya konservasi yang harus terus dilakukan. Upaya tersebut harus pula diikuti dengan upaya konservasi terhadap keberadaan dan eksistensi spesies tersebut, baik dilakukan di habitat alaminya secara in-situ, maupun di luar habitat alaminya secara ex-situ. Kegiatan pengenalan keanekaragaman spesies Syzygium perlu dilakukan pula untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap eksistensi, potensi, dan manfaat dan fungsi taksa ini bagi kehidupan. VI. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Terdapat enam spesies Syzygium yang dijumpai tumbuh di kawasan TWA Gunung Baung. Keenam spesies tersebut adalah: S. cumini, S. littorale, S. polyanhtum, S. pycnanthum, S. racemosum, dan S. samarangense. Jumlah individu yang paling banyak dijumpai adalah S. pycnanthum 235 individu dan yang paling sedikit adalah S. samarangense 1 individu. S. pycnanthum dan S. racemosum memiliki kondisi struktur populasi ideal sehingga kedua spesies ini akan mampu untuk tumbuh dan berkembang di Gunung Baung. S. cumini, S. littorale, S. polyanthum dan S. samarangense memiliki kondisi struktur populasi yang tidak ideal. Hambatan yang terjadi terutama adalah proses regenerasi pada strata permudaannya tingkat semai, pancang dan tiang. Lima dari enam spesies Syzygium S. cumini, S. littorale, S. polyanhtum, S. pycnanthum, S.racemosum memiliki pola sebaran berkelompok. Kondisi habitat yang banyak ditumbuhi Syzygium di Gunung Baung adalah tempat-tempat yang subur, di lereng bukit, dengan atau tanpa dominansi bambu Bambusa blumeana, serta tidak didominansi oleh bambu Schizostachyum zollingeri. Kondisi habitat Syzygium pycnanthum dan S. racemosum relatif sama, hal ini ditunjukan dengan sifat asosiasi interspesies yang positif pada semua tingkat pertumbuhannya, meskipun nilai asosiasinya sangat kecil. Berdasarkan kemiripan kondisi lingkungan tempat tumbuhnya terdapat dua kelompok , yaitu: kelompok S. littorale, S. racemosum, S. pycnanthum, dan S.cumini serta kelompok S. polyanthum dan S.samarangense. Faktor ketinggian tempat altitude dan jumlah rumpun bambu adalah faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap keberadaan spesies Syzygium di TWA Gunung Baung.

5.2. Saran

Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa TWA Gunung Baung merupakan habitat bagi beberapa spesies Syzygium. Untuk mempertahankan dan melestarikan keberadaannya maka perlu dilakukan upaya pengelolaan populasi di habitat alaminya tersebut, terutama bagi S. cumini, S. littorale, S. polyanthum dan