Analisis Pola Sebaran Metode Pengumpulan Data 1. Keanekaragaman Spesies

Hipotesis uji yang digunakan untuk menguji asosiasi antara Syzygium dengan spesies B adalah: H = keberadan Syzygium dengan spesies a adalah saling bebas H 1 = terdapat asosiasi antara Syzygium dengan spesies a Persamaan uji Chi-Square yang digunakan adalah: Fx – Ex 2 Ex Tahap selanjutnya adalah membandingkan nilai X 2 hitung dan X 2 tabel pada selang kepercayan 95. Jika X 2 hitung lebih kecil atau sama dengan X 2 tabel pada selang kepercayan 95, maka kesimpulannya terima H , artinya tidak terdapat asosiasi antara Syzygium dengan spesies a. Jika Jika X 2 hitung lebih besar dari pada X 2 tabel pada selang kepercayan 95, maka kesimpulannya terima H 1 , artinya terdapat asosiasi antara Syzygium dengan spesies a. Sifat asosiasi diketahui dengan membandingkan antara nilai pengamatan untuk a, Fa dengan nilai harapan Ea. Jika Fa Ea, maka asosiasi bersifat positif. Sedangkan jika Fa Ea, maka asosiasi bersifat negatif Ludwig dan Reynolds 1998. Asosiasi antara Syzygium dengan spesies tumbuhan lainnya dilakukan dengan pendekatan Indeks Jaccard IJ Ludwig and Reynolds 1988. Formulasi untuk indeks tersebut adalah sebagai berikut: JI = Keterangan: JI = Indeks Jaccard a = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium dan spesies B b = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium, namun tidak spesies B c = Jumlah petak pengamatan ditemukannya spesies B, namun tidak Syzygium Nilai indeks berkisar antara 0 – 1. Semakin mendekati 1, maka tingkat asosiasinya semakin kuat. Untuk mempermudah penghitungan maka dibuatkan tabel kontingensi berpasangan antara dua spesies yang dibandingkan.

4.4.5. Analisis Faktor Ekologis

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor ekologis terhadap keberadaan Syzygium. Faktor ekologis yang dimaksudkan dalam ∑ X 2 hitung = a a + b + c penelitian ini adalah: jumlah individu tingkat semai, jumlah individu tingkat pancang, jumlah individu tingkat tiang, jumlah individu tingkat pohon, jumlah rumpun bambu, luas rumpun bambu, intensitas penyinaran, ketinggian tempat, kemiringan lereng, pH tanah, kelembaban tanah, suhu udara dan kelembaban udara. Data dianalisis dengan analisis klaster, principle component analysis PCA atau analisis komponen utama, analisis canonical, dan model regresi linear berganda dengan menggunakan softwere Minitab 14, PAST 2.14 PAlaeontological Statistics, dan CANOCO 4.5. Analisis klaster dilakukan untuk mengetahui kemiripan kondisi lingkungan tempat tumbuh antar spesies Syzygium dan antar lokasi blok pengamatan. Analisis Komponen Utama dilakukan untuk melihat secara serentak keseluruhan hubungan antar variabel yang diamati untuk keperluan intepretasi dan analisis hubungan. Hal ini dilakukan dengan cara menyederhanakan variabel yang diamati menjadi variabel baru dengan jumlah yang lebih sedikit, yang disebut sebagai principle componen atau komponen utama. Hubungan antara spesies Syzygium dengan variabel faktor lingkungan secara lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan metode Canonical Correspondence Analysis CCA dengan menggunakan CANOCO 4.5. Metode ini merupakan metode analisis multivariate yang bertujuan untuk menggabungkan dan menganalisis data kelimpahan spesies dengan data variabel lingkungan dari lokasi yang sama ter Braak 1986. Metode CCA akan membentuk suatu kombinasi hubungan linear yang maksimal antara distribusi spesies terhadap variabel lingkungannya. Diagram ordinasi yang dihasilkan dapat menggambarkan pola variasi suatu komunitas dan juga distribusi spesies sepanjang variabel-variabel lingkungannya. Hal tersebut dapat terlihat dari eigenvalues yang dihasilkan dari analisis ini ter Braak 1987. Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan menggunakan prosedur regresi Stepwise. Hal ini dilakukan untuk mengetahui variabel bebas yang memiliki pengaruh paling determinan terhadap variabel tidak bebasnya. Model persaman regresi linear yang digunakan, terdiri atas variabel tak bebas yang akan diprediksi oleh beberapa variabel bebas Walpole 1993; Iriawan dan Astuti 2006. Pada model ini jumlah individu Syzygium berlaku sebagai variabel tak bebas Y yang akan diramalkan berdasarkan hasil pengukuran beberapa variabel bebas X.