Wilayah Indonesia sebagai bagian dari Kawasan Malesia merupakan salah satu pusat distribusi marga Syzygium keluarga jambu-jambuan. Khusus untuk di
Jawa, tercatat sebanyak 50 spesies Syzygium tersebar pada berbagai tipe habitat Backer dan van den Brink 1963.
2.2. Pemanfaatan Syzygium
Spesies dari marga Syzygium mempunyai beberapa potensi pemanfaatan, seperti sebagai tanaman hias, buah, tanaman obat atau kayu-kayuan. Beberapa
spesies memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, seperti cengkeh S. aromaticum, salam S. polyanthum, jambu air S. samarangense, jambu darsono
S. malaccense, juwet S. cumini, jambu mawar S. jambos dan spesies lainnya Coronel 1992; Panggabean 1992; van Lingen 1992; Haron et al. 1995; Sardjono
1999; Verheij dan Snijders 1999. S. cumini yang dikenal dengan nama lokal juwet, jamblang, duwet, atau
dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Java plum, adalah salah satu anggota marga ini yang memiliki potensi sebagai bahan baku obat diabetes melitus dan
berpotensi sebagai anti bakteria Nascimento et al. 2000; Kumar et al. 2009. Beberapa spesies Syzygium yang dijumpai tumbuh di bantaran sungai, seperti: S.
aqueum, S. aromaticum, S. malaccense, S. polycephalum, dan S. pycnanthum memiliki peran ekologis bagi ekosistem di sepanjang bantaran aliran sungai,
terutama sebagai penahan erosi tebing sungai Waryono 2001; Riswan et al. 2004. Bahkan keberadannya dapat menjadi habitat dan sumber pakan bagi
berbagai satwa liar Alikodra 1997.
2.3. Status dan Kepentingan Konservasi Syzygium
Hingga September 2011, International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources IUCN telah menilai dan mendaftar sebanyak 48
spesies Syzygium ke dalam Redlist of species Daftar lengkap disajikan dalam Lampiran 16. Dari jumlah tersebut terdapat dua spesies yang berasal dari
Indonesia Jawa, yaitu: S. ampliflorum dan S. dischoporum. S. ampliflorum adalah spesies Syzygium yang secara alami tumbuh di kawasan Gunung
Galunggung, Jawa Barat pada ketinggian 1.300-1.400 m dpl. S. dischoporum tumbuh secara alami di kawasan Gunung Wilis pada ketinggian 1.300-1.500 m
dpl Backer dan van den Brink 1963; Whitten at al. 1999.