Pemanfaatan Syzygium Status dan Kepentingan Konservasi Syzygium

dapat mempengaruhi pola sebaran spasial makhluk hidup, yaitu: a. Faktor vektoral, yaitu faktor yang diakibatkan oleh aksi lingkungan misal: angin, intensitas cahaya, dan air, b. Faktor reproduksi, yaitu faktor yang berkaitan dengan cara organisme bereproduksi misal: cloning dan progeny, c. Faktor sosial, yaitu faktor yang berkaitan dengan perilaku organisme seperti teritorial, d. Faktor co-active, yaitu faktor yang berkaitan dengan interaksi intraspesifik misal: kompetisi, e. Faktor stokastik, yaitu faktor yang dihasilkan dari variasi acak pada beberapa faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut secara sederhana dikelompokan menjadi faktor intrinsik reproduksi, perilaku, sosial, dan co-active dan fakor ekstrinsik vektoral. Gambar 2 Hubungan antara tumbuhan, flora dan vegetasi beserta variabel analisisnya modifikasi dari Fachrul 2008 Populasi Data floristik Konsosiasi Asosiasi Komunitas Keragaman spesies Data vegetasi Komposisi spesies Kerapatan Potensi Dominansi Pola penyebaran Indeks keanekaragaman spesies Struktur populasi Tumbuhan Individu Kelompok individu berbagai spesies Kelompok individu satu spesies Kelompok individu

2.6. Taman Wisata Alam

Menurut definisi dalam Peraturan Pemerintah nomor 68 tahun 1988 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, Taman Wisata Alam didefinisikan sebagai Kawasan Pelestarian Alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Pengelolaan yang dilakukan pada Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam harus sesuai dengan fungsi kawasan, yaitu: a. sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan, b. sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman spesies tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya, dan c. untuk pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Suatu kawasan ditetapkan sebagai Kawasan Taman Wisata Alam, apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut: a. mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala alam serta formasi geologi yang menarik; b. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam; dan c. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam. Upaya pengawetan Kawasan Taman Wisata Alam dilaksanakan dalam bentuk kegiatan perlindungan dan pengamanan, inventarisasi potensi kawasan, penelitian dan pengembangan yang menunjang pelestarian potensi, pembinaan habitat dan populasi satwa. Sesuai dengan fungsinya, taman wisata alam dapat dimanfaatkan untuk keperluan pariwisata alam dan rekreasi, penelitian dan pengembangan, pendidikan, kegiatan penunjang budidaya.