Analisis Vegetasi dan Struktur Populasi

Metode rasio ragam digunakan dengan cara membandingkan nilai rata-rata dengan nilai koefisien ragamnya. Adapun acuan nilai yang dipakai adalah: jika S 2 = x, maka pola sebarannya acak, jika S 2 x, maka pola sebarannya homogen, dan jika S 2 x, maka pola sebarnnya berkelompok. Formula yang digunakan untuk penghitungan nilai indeksnya adalah sebagai berikut: Index of Dispersion ID = ____, di mana: x = n = ∑ x Fx , N ∑Fx S 2 = ∑ x.Fx 2 – x.n , N-1 Index of Clumping IC = ID -1 Green’s Index IG = IC n-1 Keterangan: N = jumlah petak pengamatan, n= jumlah individu total Acuan nilai indeks yang digunakan untuk mengetahui karakter pola sebaran adalah nilai standar yang dapat menggambarkan karakter pola sebaran secara umum. Adapun acuan tersebut adalah : jika nilai ID1, maka pola sebarannya adalah homogen, nilai ID = 1, maka pola sebarannya adalah acak, dan jika nila ID1, maka pola sebarannya adalah berkelompok. Peta sebaran distribusi Syzygium yang dihasilkan dugunakan untuk mendukung analisis sebaran Syzygium di lokasi penelitan.

4.4.4. Asosiasi Syzygium dengan spesies lainnya

Asosiasi antara Syzygium dengan spesies tumbuhan lain dilakukan secara berpasangan yaitu dengan spesies tumbuhan yang memiliki INP ≥ 10 Botanri 2010. Diawali dengan membuat tabel kontingensi untuk setiap pasangan spesies Tabel 2. Tabel 2 Tabel kontingensi berpasangan 2 x 2 untuk asosiasi spesies Spesies B ada Tidak ada Syzygium ada a b m=a+b tidak ada c d n=c+d r=a+c s=b+d Keterangan: a = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium dan spesies B b = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium, namun tidak spesies B c = Jumlah petak pengamatan ditemukannya spesies B, namun tidak Syzygium d = Jumlah petak pengamatan tidak ditemukan kedua spesies s 2 x Hipotesis uji yang digunakan untuk menguji asosiasi antara Syzygium dengan spesies B adalah: H = keberadan Syzygium dengan spesies a adalah saling bebas H 1 = terdapat asosiasi antara Syzygium dengan spesies a Persamaan uji Chi-Square yang digunakan adalah: Fx – Ex 2 Ex Tahap selanjutnya adalah membandingkan nilai X 2 hitung dan X 2 tabel pada selang kepercayan 95. Jika X 2 hitung lebih kecil atau sama dengan X 2 tabel pada selang kepercayan 95, maka kesimpulannya terima H , artinya tidak terdapat asosiasi antara Syzygium dengan spesies a. Jika Jika X 2 hitung lebih besar dari pada X 2 tabel pada selang kepercayan 95, maka kesimpulannya terima H 1 , artinya terdapat asosiasi antara Syzygium dengan spesies a. Sifat asosiasi diketahui dengan membandingkan antara nilai pengamatan untuk a, Fa dengan nilai harapan Ea. Jika Fa Ea, maka asosiasi bersifat positif. Sedangkan jika Fa Ea, maka asosiasi bersifat negatif Ludwig dan Reynolds 1998. Asosiasi antara Syzygium dengan spesies tumbuhan lainnya dilakukan dengan pendekatan Indeks Jaccard IJ Ludwig and Reynolds 1988. Formulasi untuk indeks tersebut adalah sebagai berikut: JI = Keterangan: JI = Indeks Jaccard a = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium dan spesies B b = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium, namun tidak spesies B c = Jumlah petak pengamatan ditemukannya spesies B, namun tidak Syzygium Nilai indeks berkisar antara 0 – 1. Semakin mendekati 1, maka tingkat asosiasinya semakin kuat. Untuk mempermudah penghitungan maka dibuatkan tabel kontingensi berpasangan antara dua spesies yang dibandingkan.

4.4.5. Analisis Faktor Ekologis

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor ekologis terhadap keberadaan Syzygium. Faktor ekologis yang dimaksudkan dalam ∑ X 2 hitung = a a + b + c