Analisis Keanekaragaman Spesies Metode Pengumpulan Data 1. Keanekaragaman Spesies

Dominansi D adalah nilai yang menggambarkan penutupan permukaan tanah oleh keberadaan suatu spesies. Nilai ini diperoleh dari luas bidang dasar lbds yang diperoleh dari perhitungan lbds dari ukuran batang pohon atau luas bidang penutupan oleh tumbuhan bawah. Nilai dominansi dihitung dengan persamaan: D = ai A; Keterangan: ai = luas bidang dasar lbds suatu spesies, A = luas total petak contoh Dominansi Relatif adalah nilai proporsi dominansi suatu spesies terhadap jumlah total nilai dominansi seluruh spesies. DR = Di ∑D x 100 Keterangan: Di = Dominansi suatu spesies, ∑ Fi = Jumlah dominansi seluruh spesies Indeks Nilai Penting INP adalah suatu nilai yang menggambarkan pentingnya peran suatu spesien tumbuhan dalam suatu ekosistem. Nilai indeks ini merupakan penjumlahan dari nilai kerapatan relatif, frekuensi relatif, dan dominansi relatif suatu spesies. Untuk anakan pohon, semak ataupun herba nilai INPnya dapat hanya dihitung dari nilai kerapatan relatif dan frekuensi relatifnya Fachrul 2008. Persamaan untuk INP adalah sebagai berikut: INP = KRi + FRi + DRi Keterangan: KRi = kerapatan relatif suatu spesies, FRi = frekuensi relatif suatu spesies, DRi = dominansi relatif suatu spesies, INP = Indeks Nilai Penting Analisis data struktur populasi Syzygium dilakukan secara deskriptif berdasarkan data struktur yang diperoleh dari hasil analisis vegetasi. Data kerapatan individu Syzygium pada tiap fase pertumbuhannya menjadi dasar untuk mengetahui sruktur populasinya. Analisis ini terutama berkaitan dengan struktur fase pertumbuhan Syzygium pada tingkat semai, pancang, tiang hingga tingkat pohon.

4.4.3. Analisis Pola Sebaran

Untuk mengetahui pola sebaran Syzygium dilakukan bersamaan dengan kegiatan analisis vegetasi. Data yang diambil adalah data frekuensi perjumpaan pada tiap petak contoh. Analisis pola sebaran dilakukan dengan menggunakan metode rasio ragam, dan metode nilai indeks yang terdiri atas: Index of Dispersion ID, Clumping Index IC, dan Green’s Index IG Ludwig dan Reynolds 1988. Metode rasio ragam digunakan dengan cara membandingkan nilai rata-rata dengan nilai koefisien ragamnya. Adapun acuan nilai yang dipakai adalah: jika S 2 = x, maka pola sebarannya acak, jika S 2 x, maka pola sebarannya homogen, dan jika S 2 x, maka pola sebarnnya berkelompok. Formula yang digunakan untuk penghitungan nilai indeksnya adalah sebagai berikut: Index of Dispersion ID = ____, di mana: x = n = ∑ x Fx , N ∑Fx S 2 = ∑ x.Fx 2 – x.n , N-1 Index of Clumping IC = ID -1 Green’s Index IG = IC n-1 Keterangan: N = jumlah petak pengamatan, n= jumlah individu total Acuan nilai indeks yang digunakan untuk mengetahui karakter pola sebaran adalah nilai standar yang dapat menggambarkan karakter pola sebaran secara umum. Adapun acuan tersebut adalah : jika nilai ID1, maka pola sebarannya adalah homogen, nilai ID = 1, maka pola sebarannya adalah acak, dan jika nila ID1, maka pola sebarannya adalah berkelompok. Peta sebaran distribusi Syzygium yang dihasilkan dugunakan untuk mendukung analisis sebaran Syzygium di lokasi penelitan.

4.4.4. Asosiasi Syzygium dengan spesies lainnya

Asosiasi antara Syzygium dengan spesies tumbuhan lain dilakukan secara berpasangan yaitu dengan spesies tumbuhan yang memiliki INP ≥ 10 Botanri 2010. Diawali dengan membuat tabel kontingensi untuk setiap pasangan spesies Tabel 2. Tabel 2 Tabel kontingensi berpasangan 2 x 2 untuk asosiasi spesies Spesies B ada Tidak ada Syzygium ada a b m=a+b tidak ada c d n=c+d r=a+c s=b+d Keterangan: a = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium dan spesies B b = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium, namun tidak spesies B c = Jumlah petak pengamatan ditemukannya spesies B, namun tidak Syzygium d = Jumlah petak pengamatan tidak ditemukan kedua spesies s 2 x