Dominansi D adalah nilai yang menggambarkan penutupan permukaan tanah oleh keberadaan suatu spesies. Nilai ini diperoleh dari luas bidang dasar lbds
yang diperoleh dari perhitungan lbds dari ukuran batang pohon atau luas bidang penutupan oleh tumbuhan bawah. Nilai dominansi dihitung dengan persamaan:
D = ai A;
Keterangan: ai = luas bidang dasar lbds suatu spesies, A = luas total petak contoh
Dominansi Relatif adalah nilai proporsi dominansi suatu spesies terhadap jumlah total nilai dominansi seluruh spesies.
DR = Di ∑D x 100
Keterangan: Di = Dominansi suatu spesies, ∑ Fi = Jumlah dominansi seluruh spesies
Indeks Nilai Penting INP adalah suatu nilai yang menggambarkan pentingnya peran suatu spesien tumbuhan dalam suatu ekosistem. Nilai indeks ini
merupakan penjumlahan dari nilai kerapatan relatif, frekuensi relatif, dan dominansi relatif suatu spesies. Untuk anakan pohon, semak ataupun herba nilai
INPnya dapat hanya dihitung dari nilai kerapatan relatif dan frekuensi relatifnya Fachrul 2008. Persamaan untuk INP adalah sebagai berikut:
INP = KRi + FRi + DRi
Keterangan: KRi = kerapatan relatif suatu spesies, FRi = frekuensi relatif suatu spesies, DRi = dominansi relatif suatu spesies, INP = Indeks Nilai Penting
Analisis data struktur populasi Syzygium dilakukan secara deskriptif berdasarkan data struktur yang diperoleh dari hasil analisis vegetasi. Data
kerapatan individu Syzygium pada tiap fase pertumbuhannya menjadi dasar untuk mengetahui sruktur populasinya. Analisis ini terutama berkaitan dengan struktur
fase pertumbuhan Syzygium pada tingkat semai, pancang, tiang hingga tingkat pohon.
4.4.3. Analisis Pola Sebaran
Untuk mengetahui pola sebaran Syzygium dilakukan bersamaan dengan kegiatan analisis vegetasi. Data yang diambil adalah data frekuensi perjumpaan
pada tiap petak contoh. Analisis pola sebaran dilakukan dengan menggunakan metode rasio ragam, dan metode nilai indeks yang terdiri atas: Index of Dispersion
ID, Clumping Index IC, dan Green’s Index IG Ludwig dan Reynolds 1988.
Metode rasio ragam digunakan dengan cara membandingkan nilai rata-rata dengan nilai koefisien ragamnya. Adapun acuan nilai yang dipakai adalah: jika S
2
= x, maka pola sebarannya acak, jika S
2
x, maka pola sebarannya homogen, dan jika S
2
x, maka pola sebarnnya berkelompok. Formula yang digunakan untuk penghitungan nilai indeksnya adalah sebagai berikut:
Index of Dispersion ID = ____, di mana: x = n = ∑ x Fx ,
N ∑Fx
S
2
= ∑ x.Fx
2
– x.n , N-1
Index of Clumping IC = ID -1 Green’s Index IG = IC n-1
Keterangan: N = jumlah petak pengamatan, n= jumlah individu total
Acuan nilai indeks yang digunakan untuk mengetahui karakter pola sebaran adalah nilai standar yang dapat menggambarkan karakter pola sebaran
secara umum. Adapun acuan tersebut adalah : jika nilai ID1, maka pola sebarannya adalah homogen, nilai ID = 1, maka pola sebarannya adalah acak, dan
jika nila ID1, maka pola sebarannya adalah berkelompok. Peta sebaran distribusi Syzygium yang dihasilkan dugunakan untuk mendukung analisis sebaran Syzygium
di lokasi penelitan.
4.4.4. Asosiasi Syzygium dengan spesies lainnya
Asosiasi antara Syzygium dengan spesies tumbuhan lain dilakukan secara berpasangan yaitu dengan spesies tumbuhan yang memiliki INP
≥ 10 Botanri 2010. Diawali dengan membuat tabel kontingensi untuk setiap pasangan spesies
Tabel 2. Tabel 2 Tabel kontingensi berpasangan 2 x 2 untuk asosiasi spesies
Spesies B ada
Tidak ada Syzygium
ada a
b m=a+b
tidak ada c
d n=c+d
r=a+c s=b+d
Keterangan: a = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium dan spesies B
b = Jumlah petak pengamatan ditemukannya Syzygium, namun tidak spesies B c = Jumlah petak pengamatan ditemukannya spesies B, namun tidak Syzygium
d = Jumlah petak pengamatan tidak ditemukan kedua spesies
s
2
x