Syzygium pycnanthum Merr. L.M. Perry

tingkat semai, 35 individu tingkat pancang, 14 individu tingkat tiang dan 8 individu tingkat pohon. Gambar 13 Bunga a, daun b, dan perawakan pohon Syzygium racemosum c

5.2.6. Syzygium samarangense Bl. Merr. L.M. Perry

Perawakan S. samarangense berupa pohon kecil dengan banyak percabangan yang rapat, tingginya dapat mencapai 10 meter. Daun tersusun berhadapan berbentuk bulat telur ataupun oblong, daun muda berwarna hijau cerah dengan ukuran daun 12-24 cm x 6-11,5 cm dan panjang tangkai daun antara 3-5 mm. Perbungaan muncul di bekas ranting daun yang telah gugur. Bunga berwarna putih kekuningan dengan ukuran diameter 3-4 cm Gambar 14. Buahnya berbentuk lonceng berwarna hijau kekuningan. Sinonim untuk spesies ini adalah Eugenia javanica Lmk, non Syzygium javanicum Miq., Myrtus samarangensis Bl. Keberadaannya telah umum dan ditanam oleh penduduk di kebun dan pekarangan untuk dimanfaatkan buahnya. Hanya dijumpai sebanyak 1 individu tingkat pohon yang tercatat dalam petak pengamatan. Tumbuh pada tempat terbuka, pada daerah bersemak dan tidak ada bambu. a b c Gambar 14 Kuncup bunga a, daun b, dan perawakan pohon Syzygium samarangense c

5.3. Struktur Populasi Syzygium

Struktur populasi Syzygium di lokasi penelitian menunjukkan kondisi yang berbeda untuk tiap-tiap spesies. Hal ini berimplikasi pada kemampuan spesies untuk melangsungkan kehidupannya. Dari keenam spesies Syzygium, hanya S. pycnanthum dan S. racemosum yang secara lengkap memiliki jumlah individu untuk setiap strata pertumbuhannya. Struktur populasi S. pycnanthum dan S. racemosum menggambarkan bentuk kurva ideal berbentuk J terbalik, dimana secara berurut jumlah individu permudaannya lebih banyak dari pada strata dewasanya. Struktur populasi kedua spesies ini menggambarkan suatu struktur populasi tumbuhan yang ideal. Struktur populasi kedua spesies ini diperkirakan akan mampu untuk mempertahankan keberadaan populasinya karena memiliki individu-individu pada semua strata pertumbuhannya. Keempat spesies Syzygium lainnya memiliki struktur populasi yang tidak ideal. Syzygium cumini dan S. littorale tidak memiliki individu pada strata semai dan pancang. Suatu populasi tumbuhan tanpa kehadiran strata permudaannya dapat mengindikasikan bahwa terdapat hambatan dalam proses pembentukan strata permudaannya. S. samarangense bahkan hanya dijumpai sebanyak satu a b c individu untuk strata pohon. Kondisi populasi S. polyanthum menunjukan jumlah individu yang banyak pada tingkat semai, tetapi sangat sedikit pada fase pertumbuhan selanjutnya. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan spesies-spesies tersebut tidak mampu untuk mengembangkan populasinya. Kondisi populasi Syzygium secara keseluruhan menggambarkan suatu kondisi yang ideal dimana kurva jumlah individu per ha untuk setiap strata pertumbuhannya berbentuk J terbalik. Kondisi struktur populasi untuk setiap spesies Syzygium ditampilkan dalam Gambar 15. Silvertown 1982 mengemukakan bahwa pada umumnya biji-biji dari tumbuhan tropis akan segera berkecambah setelah terpencar dan jatuh pada habitat yang sesuai. Proses tersebut merupakan salah satu bentuk adaptasi untuk mempertahankan keberlangsungan populasinya. Tahapan pemencaraan dan perkecambahan biji merupakan fase yang menentukan bagi keberhasilan rekrutmen individu baru. Hal ini dikarenakan adanya faktor luar yang mempengaruhi proses tersebut yaitu berupa pemangsaan buah atau biji sebagai pakan satwa, baik burung, mamalia atau serangga, dan juga faktor kesesuaian tempat tumbuh untuk berkecambah. Kondisi struktur populasi tumbuhan dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan suatu spesies untuk melangsungkan kehidupannya. Struktur populasi tumbuhan dapat digambarkan dengan melihat jumlah individu pada tiap-tiap strata pertumbuhannya. Strata pertumbuhan tersebut meliputi tingkat semai, pancang, tiang, dan pohon. Kondisi struktur populasi yang ideal digambarkan dengan bentuk “kurva J terbalik.” Hal ini menggambarkan strata permudaan yang lebih banyak dari pada strata dewasanya. Struktur populasi dapat ditampilkan dalam bentuk piramid yang disusun secara berurut dari bawah berdasarkan strata pertumbuhannya. Struktur populasi yang ideal digambarkan dengan bentuk piramid kerucut utuh, dimana jumlah individu secara berurut semakin sedikit dari strata permudaan hingga dewasa. Semakin menuju tahap dewasa akan semakin ketat proses persaingan untuk dapat bertahan hidup. Tumbuhan pada umumnya berupaya untuk “menghasilkan” jumlah individu baru yang banyak pada tahap awal pertumbuhannya.